Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Tanda Darah Tinggi di Usia 20-an, Bisa Picu Serangan Jantung dan Stroke

Baca di App
Lihat Foto
pexels.com
Tanda darah tinggi atau hipertensi di usia 20 tahunan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi umumnya diidap oleh orang dewasa dan lanjut usia (lansia).

Data Kementerian Kesehatan pada 2019 menunjukkan, hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6 persen), 45-54 tahun (45,3 persen), dan umur 55-64 tahun (55,2 persen).

Namun, anak muda yang berada di kisaran usia 20 tahunan juga rentan mengalami tekanan darah tinggi.

Seperti halnya kelompok usia lain, gejala atau tanda darah tinggi pada usia 20 tahunan pun beragam dan sama membahayakannya bagi kesehatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa saja tanda hipertensi yang menyerang orang-orang berusia 20 tahunan?

Baca juga: Jarang Disadari, Ini Daftar Ikan Tinggi Natrium yang Patut Diwaspadai Penderita Hipertensi


Tanda awal hipertensi di usia 20-an

Hipertensi atau darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah sistolik (jantung berkontraksi) lebih dari 140 mmHg atau tekanan darah diastolik (jantung berelaksasi) lebih dari 90 mmHg.

Biasanya, tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik. Sebagai contoh, tekanan darah normal ditulis dengan 120/80 mmHg.

Menurut Kementerian Kesehatan, hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer, yakni masalah kesehatan yang bisa membunuh penderitanya secara diam-diam.

Julukan tersebut muncul dikarenakan hipertensi kerap kali tidak menunjukkan gejala atau tanda pada tubuh penderita.

Namun secara diam-diam, tekanan abnormal dalam arteri ini dapat meningkatkan risiko terkena stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung, serta kerusakan ginjal.

Dilansir dari laman Medical News Today, tekanan darah yang terlalu tinggi hingga mencapai 180/120 mmHg dapat memicu sejumlah gejala tidak diinginkan.

Gejala darah tinggi di usia 20 tahunan pun umumnya sama seperti kelompok usia lain, yang meliputi:

  1. Sakit kepala atau pusing
  2. Mual
  3. Muntah
  4. Pusing
  5. Penglihatan kabur atau penglihatan ganda
  6. Mimisan
  7. Palpitasi jantung atau jantung berdetak kencang
  8. Sesak napas
  9. Perdarahan subkonjungtiva atau bercak seperti darah pada mata.

Cara terbaik untuk mengetahui apakah seseorang menderita hipertensi adalah dengan memeriksa tekanan darah secara teratur.

Dikutip dari Healthline, apa pun kondisi kesehatannya, dokter atau tenaga medis biasanya akan mengecek tekanan darah sebelum mulai memeriksa pasien.

Jika rutin melakukan pemeriksaan fisik tahunan, cobalah berkonsultasi terkait risiko hipertensi untuk membantu mengawasi tekanan darah.

Baca juga: 4 Obat Ini Tak Boleh Diminum Bersama Jahe, Ada Hipertensi dan Diabetes

Penyebab darah tinggi pada usia 20 tahunan

Remaja dan dewasa muda di usia 20 tahunan dapat terserang darah tinggi karena kondisi medis yang mendasarinya, seperti obesitas atau kegemukan.

Beberapa faktor medis lain yang mungkin menyebabkan hipertensi pada kelompok usia ini, mencakup:

  • Kondisi metabolisme, seperti diabetes tipe 2
  • Penyakit ginjal
  • Penyakit endokrin yang memengaruhi hormon
  • Penyakit pembuluh darah
  • Kondisi neurologis atau berkaitan dengan saraf.

Sebuah studi pada 2021 mencatat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, telah menurun di kalangan orang dewasa yang lebih tua.

Kendati demikian, penurunan kematian tersebut tidak terlalu drastis pada mereka yang berusia 18-39 tahun.

Peneliti berpendapat, tingkat kesadaran, pengobatan, dan pengelolaan tekanan darah tinggi pada kelompok usia tersebut jauh lebih rendah.

Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi tekanan darah tinggi yang lebih efektif pada kelompok usia ini guna membantu mengurangi risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari.

Baca juga: 8 Pola Hidup Sehat untuk Cegah Hipertensi

Cara menurunkan tekanan darah tinggi

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, darah tinggi atau hipertensi dapat diturunkan dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Di antaranya, berolahraga secara teratur, mengatur pola makan yang sehat, mengurangi konsumsi garam, konsumsi obat, serta menghindari stres.

Guna menurunkan hipertensi dan mencegah penyakit tidak menular lain, setiap orang juga bisa menerapkan perilaku CERDIK, yang mencakup:

  • Cek kesehatan secara rutin
  • Enyahkan asap rokok
  • Rajin aktivitas fisik
  • Diet Seimbang
  • Istirahat cukup
  • Kelola stress.

Di sisi lain, pengobatan hipertensi di usia 20 tahunan akan bergantung pada beberapa faktor, termasuk seberapa tinggi tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular atau stroke.

Dokter umumnya akan merekomendasikan perawatan yang berbeda seiring meningkatnya tekanan darah.

Khusus tekanan darah sedikit tinggi, tenaga medis mungkin hanya menyarankan untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan rutin memeriksa tekanan darah.

Namun, jika tekanan darah sudah cukup tinggi hingga sering muncul gejala, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk mengonsumsi obat secara rutin.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi