Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pegi Teriak Fitnah, Ini Fakta Baru Penangkapan Tersangka Kasus Pembunuhan Vina

Baca di App
Lihat Foto
Tangkapan layar YouTube Kompas TV
Pegi Setiawan membantah terlibat pembunuhan Vina dan Eky. Momen ini terjadi usai polisi menggelar konferensi pers di Polda Jawa Barat, Bandung, Minggu (26/5/2024).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Beragam fakta dan kejadian terekam dalam konferensi pers kasus pembunuhan Vina Dewi (16) dan Muhammad Rizky atau Eki (16), di Mapolda Jawa Barat, Minggu (26/5/2024).

Konferensi pers tersebut turut menghadirkan Pegi Setiawan alias Perong (30) yang diduga otak di balik kasus pembunuhan sepasang kekasih asal Cirebon, Jawa Barat, delapan tahun lalu itu.

Diketahui ada sebelas pelaku pembunuhan Vina pada 27 Agustus 2016 silam, dengan delapan di antaranya telah diproses hukum hingga ke pengadilan.

Tiga pelaku lain termasuk Pegi sempat menjadi buron selama delapan tahun sebelum akhirnya Pegi ditangkap, sedangkan dua lainnya dihapus dari daftar pencarian orang (DPO).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini sejumlah fakta kejadian dalam konferensi pers pembunuhan Vina dan kekasihnya:

Baca juga: Saat Pegi Berkali-kali Membantah Telah Bunuh Vina, Sebut Fitnah dan Rela Mati...


1. Pegi tersangka terakhir, dua buron dihapus

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Barat, Kombes Pol Surawan mengatakan, Pegi merupakan tersangka terakhir kasus pembunuhan Vina dan Eki.

Menurut Surawan, hal itu terungkap setelah penyidikan yang dilakukan pihak kepolisian, termasuk meminta keterangan delapan pelaku yang sudah ditangkap dan divonis.

"Sejauh ini, fakta di penyidikan kami, tersangka atau DPO itu 1 bukan 3. Jadi semua tersangka sembilan bukan sebelas," ujar Surawan saat konferensi pers, dilansir dari Kompas.com, Minggu.

Surawan mengatakan, para pelaku memiliki keterangan yang berbeda. Ada yang menyebut total pelaku sebelas orang, ada juga yang menyebut pelaku tiga belas orang.

Lima keterangan berbeda dari tersangka juga mengungkapkan tiga nama buronan berbeda.

"Setelah dilakukan pendalaman, dua nama yang disebutkan selama ini, itu hanya asal sebut (oleh para tersangka)," kata Setiawan.

2. Polisi mengaku sulit menangkap Pegi

Melalui konferensi pers, Surawan turut menjelaskan alasan pihaknya membutuhkan waktu hingga delapan tahun untuk menangkap Pegi.

Pertama, setelah kejadian, pelaku mengubah identitas dan meninggalkan kampung halamannya ke Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Selama di Katapang, Pegi tinggal bersama ayah kandung dan ibu tirinya. Namun, oleh ayah kandungnya, Pegi dikenalkan bukan sebagai anak kandung.

"Di sana, dia mengaku sebagai keponakan. Demikian juga bapaknya, mengenalkan ke pemilik kos bahwa PS (Pegi Setiawan) adalah keponakannya," katanya, dikutip dari Kompas.com, Minggu.

Di sisi lain, menurut keterangan ketua RT di tempat tinggal Pegi, saat pulang ke Cirebon, dia selalu menggunakan masker atau penutup wajah.

"Dia kemarin pergi dari Cirebon sekitar tanggal 15 ke Bandung menggunakan masker juga. Sama menurut keterangan dari kepala lingkungan yang ada di Cirebon,," tutur Surawan.

Baca juga: Kronologi Penangkapan Pegi, Tersangka Kasus Pembunuhan Vina Cirebon yang Buron 8 Tahun

3. Para pelaku tak berani sebut nama Pegi

Kesulitan kedua, menurut polisi, tidak ada satu pun pelaku yang berani menerangkan siapa sosok Pegi.

Padahal, para pelaku tinggal di satu lingkungan, bahkan beberapa merupakan teman sekolah atau teman bermain.

"Akhirnya kita ajak bicara para tersangka yang sudah vonis dari hati ke hati. Mereka menerangkan bahwa PS adalah ini orangnya, sehingga kami mudah untuk melakukan pelacakan, itu kira-kira," ucap Surawan.

Surawan menyebut, alasan para pelaku tidak berani membeberkan sosok Pegi adalah karena takut.

"Jadi, ketakutan dari mereka saja tidak berani menerangkan PS ini orangnya, sehingga itu mempersulit kita untuk melakukan pelacakan," kata dia.

4. Polisi yakinkan menangkap Pegi asli

Diberitakan Kompas.com, Minggu, polisi memastikan, Pegi Setiawan yang telah ditangkap adalah PS yang sebenarnya, yang menjadi buron dalam kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya.

Hal tersebut menjawab keraguan tentang sosok pria yang telah ditangkap polisi dan disebut sebagai otak kejahatan.

Penegasan polisi pun diperkuat dengan dokumen dan identitas yang ditunjukkan saat konferensi pers.

"Kami yakinkan bahwa PS adalah ini. Kami sudah menyita sejumlah dokumen terkait dengan identitas, kemudian juga motor yang digunakan, kami sudah mendapatkan STNK-nya," terang Surawan.

Meski demikian, sepeda motor yang digunakan saat kejadian pembunuhan delapan tahun lalu itu masih belum didapatkan pihak kepolisian.

Baca juga: Sosok Pegi Setiawan, Terduga Pembunuh Vina Cirebon Ditangkap

5. Alasan polisi tak pasang foto buron

Surawan lantas memberikan dalih terkait mengapa pihak kepolisian tidak memasang foto atau sketsa wajah saat merilis daftar buron pembunuh Vina.

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan keterangan yang berbeda dari para pelaku, sehingga khawatir muncul asumsi masyarakat jika ada perbedaan.

"Manakala nanti perbedaan sehingga masyarakat juga tidak berasumsi. Kami yakinkan dulu, yakinkan bahwa PS ini," ucap dia lagi.

6. Pegi teriak bukan pembunuh Vina

Usai polisi menjelaskan dalam konferensi pers, Pegi tiba-tiba menyela dan meminta izin untuk berbicara.

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Jules A Abast kemudian meminta Pegi berbicara di pengadilan.

Namun, Pegi tetap keukeuh dan ingin berbicara hingga petugas memboyongnya meninggalkan konferensi pers diiringi wartawan yang terus memberondong dengan pertanyaan.

"Izin bicara, saya tidak pernah melakukan itu (membunuh Vina), saya rela mati!" teriak Pegi, seperti dilansir pemberitaan Kompas.com, Minggu.

Wartawan terus membayangi Pegi yang hendak diboyong petugas ke ruangan. Pegi pun berkali-kali mengaku difitnah hingga rela mati.

Di sela-sela boyongan petugas yang menariknya pindah dari lokasi, Pegi menjawab pertanyaan wartawan soal keberadaannya saat kejadian.

"Tidak, tidak, ini fitnah, saya rela mati. Itu nama gaul saya. Saya rela mati, tidak melakukan itu, tidak!" kata Pegi.

"Di Katapang. Saya rela mati," tandasnya.

(Sumber: Kompas.com/Agie Permadi | Editor: David Oliver Purba, Glori K Wadrianto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi