Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan di Testis, Apa Bahaya Mikroplastik bagi Manusia?

Baca di App
Lihat Foto
Bahaya mikroplastik bagi manusia.
Ilustrasi mikroplastik
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Studi kecil yang diterbitkan di jurnal Toxicological Science pada 15 Mei 2024 menemukan adanya mikroplastik dan nanoplastik pada testis manusia.

Jumlah mikroplastik itu tiga kali lebih banyak daripada yang ditemukan di testis hewan dan plasenta manusia.

Ahli toksikologi Matthew Campen yang juga menjadi penulis studi itu mengatakan, mikroplastik adalah plastik dalam ukuran kecil dengan panjang kurang dari setengah mikron dan lebar sekitar 20-200 nanometer.

"Mereka terlihat seperti pecahan kecil, pecahan kecil dari plastik yang sudah sangat tua,” ujar dia, dilansir dari CNN.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan itu diperoleh dari pengujian 23 testis milik mayat berusia 16-88 tahun yang sudah diawetkan.

Sampel tersebut kemudian dibandingkan dengan mikroplastik yang ditemukan di 47 anjing. Hasilnya, mikroplastik di dalam testis manusia jumlahnya tiga kali lebih banyak dari yang ditemukan di testis anjing.

Lantas, apa bahaya mikroplastik bagi manusia?

Baca juga: Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia

Bahaya mikroplastik bagi manusia

Plastik terbuat dari polietilen yang mengandung senyawa kimia dan logam berat, seperti ftalat, kadmium, dan timbal.

Kandungan ftalat digunakan untuk membuat plastik lebih fleksibel dan lebih sulit dipecah.

Meski ditemukan dalam ukuran kecil, senyawa kimia dalam mikroplastik bisa berdampak negatif dan memengaruhi kesehatan tubuh.

Berikut bahaya mikroplastik bagi kesehatan manusia:

1. Memengaruhi kualitas sperma

Masih dilansir dari sumber yang sama, mikroplastik di dalam testis pria bisa memengaruhi kualitas sperma.

Partikel sangat kecil itu dapat menyerang sel dan jaringan individu di organ-organ penting. Akibatnya, terjadi malformasi genital dan reproduksi yang berpengaruh terhadap menurunnya jumlah sperma.

Penelitian di Endocrine Society menunjukkan, jumlah sperma di berbagai belahan dunia telah turun setidaknya 50 persen selama 50 tahun terakhir.

Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui peran mikroplastik terhadap infertilitas, kanker testis, dan kanker lainnya.

Baca juga: Penelitian Ungkap Sejumlah Makanan Diam-diam Mengandung Mikroplastik

2. Meningkatkan risiko serangan jantung

Studi terbaru yang dilakukan peneliti di Tiongkok menemukan mikroplastik dalam gumpalan darah yang diangkat melalui pembedahan arteri di jantung, otak, dan vena di kaki.

Penelitian yang melibatkan 30 pasien itu menunjukkan bahwa mikroplastik di dalam tubuh manusia meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.

Dilansir dari Science Alert, peneliti juga menemukan korelasi antara tingkat mikroplastik dalam pembekuan darah dan tingkat keparahan penyakit.

3. Pembekuan darah

Peneliti juga menemukan orang dengan tingkat mikroplastik tinggi di dalam tubuhnya lebih berisiko mengalami pembekuan darah.

Mereka juga memiliki tingkat D-dimer yang lebih tinggi dibandingkan pasien yang tidak terdeteksi mikroplastik.

D-dimer adalah fragmen protein yang dilepaskan ketika pembekuan darah terjadi. Kadar D-dimer yang tinggi mengindikasikan adanya penggumpalan darah.

Para ahli menduga, mikroplastik di dalam tubuh akan berkumpul di dalam darah dan memperburuk pembekuan.

“Temuan ini menunjukkan bahwa mikroplastik dapat berfungsi sebagai faktor risiko potensial yang terkait dengan kesehatan pembuluh darah,” kata ilmuwan-klinis di Rumah Sakit Afiliasi Pertama Shantou University Medical College di Tiongkok, Tingting Wang, masih dari sumber yang sama.

Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki hipotesis itu.

Sebelumnya, penelitian menemukan adanya mikroplastik di organ tubuh paru-paru, plasenta ibu dan janin, ASI, dan darah manusia.

Baca juga: Peneliti Temukan Mikroplastik dalam ASI, Apakah Aman Tetap Menyusui?

Bagaimana mikroplastik masuk ke dalam tubuh?

Peneliti mengungkap cara mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia.

Dikutip dari Sciences News, senyawa kimia itu masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua cara, yaitu makanan dan air yang terkontaminasi mikroplastik.

Penelitian di Italia pada 2020 menemukan mikroplastik dalam buah dan sayuran yang dikonsumsi sehari-hari.

Penelitian di dalam laboratorium menunjukkan tanaman gandum dan selada terkontaminasi partikel mikroplastik.

Mikroplastik juga ditemukan di dalam tanah. Studi yang mengamati limbah lumpur dari instalasi pengolahan air limbah di barat daya Inggris menemukan, limbah lumpur dapat mengandung mikroplastik.

Jika semua limbah lumpur yang dihasilkan digunakan untuk menyuburkan tanah, volume partikel mikroplastik yang dilepaskan ke lingkungan setiap bulannya diperkirakan mencapai lebih dari 20.000 kartu kredit plastik.

Selain itu, kontaminasi mikroplastik juga ditemukan pada pupuk dan air dalam sistem irigasi tanaman.

"Ladang pertanian di Eropa dan Amerika Utara diperkirakan menerima mikroplastik dalam jumlah yang jauh lebih tinggi daripada lautan global," kata peneliti Plastic Soup Foundation, Sophie Vonk.

Tak hanya pada tanaman, mikroplastik juga ditemukan pada hewan.

Berbagai penelitian mendokumentasikan bahwa partikel mikroplastik juga ditemukan di otot ikan sehingga kemungkinan besar bisa dikonsumsi manusia.

Hasil penelitian yang mencoba mengukur tingkat konsumsi manusia sangat bervariasi. Akan tetapi, penelitian itu menunjukkan bahwa manusia mungkin mengonsumsi puluhan ribu partikel mikroplastik per orang per tahun.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi