KOMPAS.com - Para ilmuwan berlomba-lomba menciptakan zona waktu Bulan atau Coordinated Lunar Time (LTC). Proyek ini ditargetkan selesai dan bisa diterapkan pada akhir 2026.
Dilansir dari CNN, Pemimpin Posisi Bulan, Navigasi, Waktu dan Standar di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Maryland, Cheryl Gramling mengatakan, gagasan membuat zona waktu Bulan itu merupakan hasil saran dari berbagai pihak.
"Badan Antariksa dan mitranya ingin menciptakan skala waktu yang baru atau sistem pengukuran yang memperhitungkan fakta bahwa detik berdetak lebih cepat di Bulan," kata Gramling.
Selama ini zona waktu di Bumi dan di Bulan memang memiliki perbedaan. Di Bulan, waktu berjalan lebih cepat dibandingkan Bumi.
Satu hari di Bulan kira-kira 56 mikrodetik lebih cepat dibandingkan di Bumi. Jumlah ini sangat kecil sehingga menyebabkan ketidakkonsistenan yang signifikan dari waktu ke waktu.
Baca juga: Berencana Tinggal di Bulan, Apa yang Akan Manusia Makan?
Tujuan pembuatan zona waktu untuk Bulan
Masih dari sumber yang sama, pembuatan zona waktu Bulan bertujuan untuk membuat metode baru dalam melacak waktu, khususnya di Bulan.
Sebagai informasi, astronot Neil Armstrong mendarat di Bulan pada 21 Juli 1969 sekitar pukul 2.56 pagi waktu Bumi. Namun, hingga kini tidak diketahui waktu itu setara dengan pukul berapa di Bulan.
Dilansir dari memo Gedung Putih Amerika Serikat yang dikirim ke NASA, pembuatan zona waktu Bulan juga bertujuan untuk mengeksplorasi permukaan satelit Bumi tersebut.
Dalam memo itu, NASA diminta untuk mengimplementasikan sistem zona waktu Bulan pada akhir 2026, tahun yang sama dengan target Badan Antariksa mengirim astronot ke Bulan untuk pertama kalinya dalam 5 dekade.
Pembuatan zona waktu Bulan itu juga akan memudahkan astronot ketika berkomunikasi dengan ilmuwan di Bumi saat meneliti Bulan.
“Ketika astronot bernavigasi relatif terhadap Bulan, waktu harus relatif terhadap Bulan," kata Gramling.
Baca juga: NASA Akan Bangun Jalur Kereta Api di Bulan untuk Memudahkan Kerja Astronot
Cara kerja zona waktu Bulan
Zona waktu Bulan atau LTC dipastikan tidak akan sama dengan zona waktu di Bumi.
Di Bumi, zona waktu ditetapkan menggunakan Waktu Universal Terkoordinasi atau Coordinated Universal Time (UTC).
UTC menampilkan pengukuran rata-rata gabungan dari ratusan jam atom yang sangat tepat dan ditempatkan di seluruh dunia.
Di Bulan, waktu berjalan 56 mikrodetik lebih cepat setiap harinya dibanding Bumi. Akibatnya, jam atom di Bumi akan berjalan dengan kecepatan yang berbeda dari jam atom di Bulan.
Dilansir dari NPR, zona waktu di Bulan rencananya akan menggunakan ansambel jam sebagaimana tertulis dalam memo Gedung Putih.
Dalam memo itu, Gedung Putih menyarankan agar ansambel jam yang dikirim ke Bulan dapat digunakan untuk menetapkan standar zona waktu di sana.
Selama ini, ansambel jam dikenal dengan Atomic Clock Ensemble in Space (ACES). ACES adalah misi yang menggunakan jam berkinerja tinggi dan tautan untuk menguji hukum-hukum dasar fisika di luar angkasa.
Memo tersebut juga mencatat bahwa pembuatan LTC akan membutuhkan perjanjian internasional.
Direktur eksekutif Pusat Hukum Udara dan Antariksa di Universitas Mississippi, Michelle Hanlon mengatakan, penetapan zona waktu Bulan ini penting untuk membangun kolaborasi internasional di Bulan.
“Saya berharap ini adalah awal dari sebuah kolaborasi. Ketika kita berpikir tentang keadaan geopolitik di Bumi, hal itu tidak terlihat terlalu menjanjikan,” kata dia.
Hal ini karena beberapa negara berlomba-lomba untuk mendaratkan astronot mereka ke Bulan.
“Kita semua setuju bahwa kita memiliki akses bebas dan kebebasan untuk mengeksplorasi dan menggunakannya,” ungkap Hanlon.
“Mari kita sepakati bagaimana kita akan menentukan waktu di Bulan," tandasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.