KOMPAS.com - Gondongan (mumps) adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan parotitis atau pembengkakan yang menyakitkan pada kelenjar ludah.
Karena menjadi penyebab umum dari kondisi parotitis, gondongan sering disebut sebagai parotitis virus.
Namun parotitis secara umum bisa menjadi gejala dari berbagai kondisi lain, termasuk batu kelenjar ludah, penyakit autoimun, masalah gigi, serta infeksi virus dan bakteri.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Meningitis yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sakit Kepala
Gondongan sempat menjadi penyakit anak-anak yang sangat umum. Namun setelah vaksin gondongan tersedia pada 1967, jumlah kasusnya berkurang secara signifikan.
Kondisi tersebut biasanya paling sering menyerang anak-anak berusia antara 2 hingga 12 tahun yang belum menerima vaksin gondongan.
Sementara remaja dan orang dewasa masih berisiko bisa terkena penyakit gondongan meski sudah divaksinasi. Sebab kekebalan terhadap vaksin berkurang setelah beberapa tahun.
Sehingga cara terbaik untuk tetap terlindung dari infeksi gondongan adalah dengan mendapatkan vaksinasi lengkap.
Baca juga: Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya
Penyebab gondongan
Mengutip laman Cleveland Clinic, penyakit gondongan disebabkan oleh mumps virus, yaitu sejenis paramyxovirus.
Virus ini dapat menyebar dari orang ke orang melalui tetesan air dari hidung dan mulut, misalnya melalui bersin.
Orang yang terinfeksi gondongan dapat menyebarkan virus gondongan melalui:
- Bersin, batuk, atau berbicara
- Berbagi benda yang mengandung air liur yang terinfeksi, seperti mainan, cangkir, dan peralatan makan.
- Berolahraga, menari, berciuman, atau berpartisipasi dalam aktivitas lain yang melibatkan kontak dekat dengan orang lain.
Baca juga: Gejala Alaskapox, Virus Langka yang Catatkan Kematian Pertama di Dunia
Beberapa kelompok orang mempunyai risiko lebih tinggi terkena penyakit gondongan meliputi:
- Orang dengan sistem kekebalan yang lemah
- Orang yang melakukan perjalanan ke luar negeri
- Orang yang tidak menerima vaksinasi terhadap virus ini
- Orang yang saling beraktivitas berdekatan, seperti kampus perguruan tinggi
Jangka waktu antara terpapar virus dan jatuh sakit (masa inkubasi) adalah sekitar 12 hingga 25 hari. Gondongan juga dapat menginfeksi sistem saraf pusat, pankreas, dan testis.
Baca juga: Sama-sama Bisa Menginfeksi, Apa Perbedaan Bakteri dan Virus?
Gejala gondongan
Pengobatan penyakit gondongan berfokus pada meringankan gejala. Kebanyakan gejalanya ringan, namun komplikasi serius bisa terjadi.
Banyak orang tidak menunjukkan gejala dan tidak tahu bahwa mereka terinfeksi virus gondongan, sebab gejalanya juga tidak langsung muncul.
Dikutip dari laman Penn Medicine, berikut adalah gejala umum gondongan:
- Rasa sakit pada wajah
- Demam
- Sakit kepala
- Sakit tenggorokan
- Kehilangan nafsu makan
- Pembengkakan kelenjar parotis (kelenjar ludah terbesar, terletak di antara telinga dan rahang)
- Pembengkakan pada pelipis atau rahang (daerah temporomandibular).
Selain itu, gejala lain yang bisa terjadi pada pria adalah benjolan atau nyeri testis, hingga pembengkakan skrotum.
Baca juga: 5 Gejala Kolesterol Tinggi pada Wanita di Atas 40 Tahun, Apa Saja?
Gejala gondongan dimulai dengan gejala ringan seperti sakit kepala, demam, kelelahan, nyeri otot, atau kehilangan nafsu makan.
Beberapa hari kemudian, parotitis (pembengkakan kelenjar parotis) yang menyakitkan mungkin terjadi, pada satu atau kedua sisi wajah Anda.
Pipi Anda akan menggembung dan rahang membengkak. Parotitis terjadi pada lebih dari 70 persen kasus penyakit gondongan.
Namun penting diketahui bahwa banyak virus dan bakteri berbeda yang dapat menyebabkan parotitis. Jadi tidak selalu berarti tertular virus gondongan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.