KOMPAS.com - Dalam catatan sejarah, perempuan pernah dikesampingkan dalam urusan politik dan kekuasaan.
Mulai dari mendapatkan hak untuk memilih di negara-negara demokrasi hingga memegang jabatan dan menjadi pemimpin nasional.
Sejalan dengan itu pula, perempuan telah berjuang untuk mencapai panggung di dunia politik global yang sebagian besar didominasi oleh laki-laki.
Baca juga: Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh
Hingga akhirnya, sejarah mencatat nama-nama perempuan hebat yang akhirnya mampu bersaing dan menjadi kepala atau pemimpin suatu negara.
Kepala negara merupakan jabatan tertinggi dalam suatu negara, misalnya presiden. Ia berfungsi sebagai perwakilan publik suatu negara, dan terkadang menjadi pemimpin pemerintahan negara tersebut.
Di negara-negara yang membedakan kepala negara dan kepala pemerintahan, kepala negara biasanya mempunyai peran yang lebih bersifat simbolis, seperti raja dan ratu.
Baca juga: Apa Perbedaan Presiden dan Perdana Menteri? Berikut Penjelasannya
Dirangkum dari beberapa sumber, berikut adalah lima perempuan pertama di dunia yang menjabat sebagai kepala negara:
1. Khertek Anchimaa-Toka
Khertek Anchimaa-Toka menjadi ketua parlemen Republik Rakyat Tuvan dari tahun 1940 hingga 1944 dan menjadi kepala negara perempuan pertama yang terpilih di dunia.
Dilansir dari laman Britannica, setelah terpilih sebagai ketua, Anchimaa memimpin Tuva ke dalam Perang Dunia II pada 1941 di pihak Sekutu, sebagian besar membantu pasukan Soviet.
Ia bertindak sebagai kepala negara di Tuva sampai negara tersebut dimasukkan ke dalam bagian Uni Soviet melalui pemungutan suara pada 1944.
Baca juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional yang Diperingati Tiap 8 Maret
2. Vigdís Finnbogadóttir
Vigdís Finnbogadóttir terpilih sebagai presiden Islandia pada tahun 1980 dan mencatatkan sejumlah rekor.
Terpilihnya Finnbogadóttir menjadikannya wanita pertama di Islandia sebagai kepala negara, dan wanita pertama di dunia yang menjadi presiden suatu negara melalui pemilihan.
Dengan masa jabatan tepat 16 tahun, ia juga menjadi kepala negara wanita terlama di negara mana pun dalam sejarah.
Baca juga: Mengapa Warna Pink Identik dengan Perempuan?
3. Corazon Aquino
Corazon Aquino menjabat sebagai presiden Filipina dari tahun 1986 hingga 1992, dan menjadi wanita pertama yang memegang jabatan tersebut di sana.
Dia juga merupakan presiden perempuan pertama di Asia. Ia dikenal karena peran revolusionernya dalam memulihkan pemerintahan demokratis di Filipina.
Corazon Aquino juga membawa negara tersebut menjauh dari rezim otoriter Ferdinand Marcos.
Baca juga: Mengenal Ching Shih dan Cheng I, Pasangan Bajak Laut Paling Terkenal di Dunia
4. Isabel Peron
Dikutip dari laman National geographic, Isabel de Peron (Maria Estela Martinez Cartas), istri presiden Argentina Juan Peron, yang kemudian menjadi presiden setelah kematian suaminya.
Sebelumnya Isabel Perón menjabat sebagai wakil presiden Argentina dari 1973 hingga 1974 dan kemudian menggantikan suaminya sebagai presiden dari tahun 1974 hingga 1976.
Dia adalah kepala negara wanita pertama di Argentina dan mendapat kehormatan menjadi presiden wanita pertama di dunia.
Baca juga: 5 Bajak Laut Wanita yang Pernah Tercatat dalam Sejarah
5. Agatha Barbara
DIlansir dari laman Times of Malta, Agatha Barbara merupakan presiden perempuan pertama Negara Malta.
Ia membuat sejarah ketika terpilih sebagai presiden ketiga Malta pada 16 Februari 1982, dan mengakhiri masa jabatannya pada 15 Februari 1987.
Sebelumnya, Barbara memegang rekor sebagai perempuan yang ikut dan terpilih dalam sepuluh pemilu berturut-turut, menikmati kursi parlemen dari November 1947 hingga Februari 1982.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.