KOMPAS.com - Seorang turis di Bali mengaku digigit monyet saat berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Gianyar, Bali pada Kamis (30/5//2024).
Melalui akun Instagram-nya, warga negara asing (WNA) bernama Jami Groves itu membagikan pengalaman buruknya.
"I never liked monkeys anyway (Aku tidak pernah menyukai monyet)," tulisnya di akun @jamigroves, Jumat (31/5/2024).
Groves mengatakan, ada tiga monyet yang memanjat di kakinya dan mulai menggigitnya.
Ia kemudian menemui dokter untuk mengecek kondisi kesehatannya dan diminta untuk suntik antirabies.
Turis asal Australia itu mengaku harus merogoh uang liburannya sebesar Rp 97 juta untuk biaya suntik antirabies usai digigit hewan primata itu.
Lantas, bagaimana kronologi insiden tersebut?
Baca juga: WNA Rusia Mengaku Dideportasi Usai Ungkap Kasus Narkoba, Ini Kata Polda Bali dan Imigrasi
Kronologi turis di Bali digigit monyet
Public Relation Team Monkey Forest, Kusuma Wardani membenarkan, seorang WNA bernama Jami Grover telah berkunjung ke Monkey Forest, Ubud, Gianyar, Bali pada Kamis (30/5//2024).
Pantauan CCTV menunjukkan, Groves digigit monyet di bagian kaki lantaran membawa tas rantai yang bergelantung dan diikat di pinggangnya.
Pihaknya sudah memberitahu melalui guidelines bahwa pengunjung dilarang membawa benda yang dapat menarik perhatian monyet, seperti tas dan benda-benda lainnya.
Guidelines tersebut bertujuan sebagai upaya untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung, sehingga harus dipatuhi setiap kali memasuki kawasan Monkey Forest Ubud.
"(Dia) membawa tas rantai yang bergelantung diikatkan di pinggangnya sehingga menarik perhatian monyet dan terjadi gigitan di bagian paha dan betis tamu tersebut," terang Kusuma, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/6/2024).
Baca juga: Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali
Kusuma menyampaikan, WNA tersebut tetap melanjutkan kunjungannya dan tidak melapor ke pihak pengelola setelah digigit monyet.
"Tidak melapor ataupun ke klinik kami untuk mendapatkan penanganan," tandasnya.
Padahal, pengelola Monkey Forest telah menyediakan fasilitas klinik untuk pertolongan pertama dengan perawat profesional bagi pengunjung, jika mengalami gigitan monyet.
Kusuma memastikan, semua pelayanan medis yang diberikan sudah termasuk dalam biaya tiket masuk.
Saat ditanya soal suntik antirabies yang mencapai Rp 97 juta, Kusuma tidak mengetahuinya.
"Kami tidak tahu di mana tepatnya lokasi tamu tersebut mendapatkan vaksin anti rabies," kata dia.
Menurutnya, jika pengunjung melapor ke klinik Monkey Forest Ubud, staf klinik akan langsung memberikan tindakan medis. Apabila diperlukan, akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Baca juga: Sederet Pelanggaran Turis di Bali, dari Bekerja secara Ilegal hingga Mencuri
Kondisi kesehatan monyet di Monkey Forest
Monkey Forest Ubud adalah kawasan cagar alam sekaligus kompleks candi yang menjadi habitat sekitar 1.059 ekor monyet ekor panjang Bali atau Macaca fascicularis.
Kusuma menjelaskan, monyet yang hidup di Monkey Forest adalah monyet semi liar.
"Monyet di Monkey Forest jinak tapi bukan merupakan hewan peliharaan dan memiliki reaksi yang tak terduga," kata dia.
Secara alamiah, monyet merupakan hewan yang tidak agresif. Hewan primata itu akan menyerang jika merasa terancam.
Cakaran dan gigitan, kata Kusuma, terjadi karena pengunjung terkadang ingin berinteraksi dengan hewan tersebut, seperti memberi makan monyet dan berfoto terlalu dekat dengan monyet.
Kendati demikian, Kusuma memastikan bahwa monyet di Monkey Forest selama ini tidak terjangkit virus rabies.
Baca juga: Viral, Video WNA di Bali Naik Motor Masuk Jalan Tol, Ini Kata Jasa Marga
Ia menuturkan, Monkey Forest bekerja sama dengan Pusat Kajian Primata di Universitas Udayana secara berkala untuk melakukan pengecekan kesehatan monyet di kawasan tersebut.
"Tidak pernah ditemukan virus rabies pada monyet di Monkey Forest, Ubud," kata dia.
Sebagai bukti, Kusuma mengirimkan foto berisi surat keterangan kesehatan dari Pusat Sumber Daya Alam dan Lingkungan Bagian Riset Primata Universitas Udayana.
Dalam surat keterangan tersebut, dijelaskan bahwa hasil inspeksi yang dilakukan pada pada 6 Januari 2024 secara umum menunjukkan bahwa populasi monyet ekor panjang di Monkey Forest, Ubud, Gianyar, Bali tidak terjangkit virus rabies.
"Kami menyimpulkan bahwa anggota populasi monyet ekor panjang di Monkey Forest, Ubud, Gianyar, Bali secara umum sehat, dan juga tidak ditemukan individu yang menunjukkan tanda-tanda klinis Rabies," bunyi surat tersebut.
Kompas.com telah menghubungi Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun terkait kejadian tersebut. Namun, pihaknya mengaku belum menerima laporan.
"Belum terima laporannya (turis digigit monyet di Monkey Forest. Nanti saya hubungi," terang dia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/6/2024).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.