Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Baca di App
Lihat Foto
Google Map
Tangkapan layar Google Maps perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Citra satelit yang diambil pada awal Juni 2024 memperlihatkan Korea Utara sedang membuka lahan yang membentang hingga zona demiliterisasi (DMZ) perbatasan selebar 2,5 mil atau 40 kilometer.

Dikutip dari Newsweek, hal ini terjadi usai Korut terlibat dalam serangan pengacau GPS, peluncuran rudal, hingga pengiriman balon berisi sampah ke Korsel.

Citra satelit dari Planet Labs memperlihatkan, terdapat empat titik lokasi pembukaan lahan baru.

Seminggu usa kirim balon sampah

Lahan baru tersebut muncul dalam beberapa minggu terakhir, termasuk satu area yang “melewati” pagar perbatasan terakhir Korea Utara hingga DMZ.

Aktivitas yang terungkap dalam citra satelit tersebut terjadi setelah adanya laporan yang menemukan pasukan Korea Utara sedang membangun posisi baru di beberapa pos penjagaan dekat DMZ.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto-foto yang diterbitkan oleh situs berita Korea Selatan, The Fact menunjukkan, sekitar 30 tentara membangun benteng baru di pos perbatasan puncak bukit yang sudah ada.

Pergerakan mereka terlihat dari seberang sungai di Tanhyeon-myeon, di wilayah Paju, Korea Selatan.

Citra satelit terbaru juga menunjukkan, cakupan pembangunannya lebih luas daripada yang dilaporkan sebelumnya.

Baca juga: Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan


Alasan Korea Utara buka lahan di perbatasan

Profesor di Departemen Korea di Universitas George Washington, Amerika Serikat, Immanuel Kim mengungkapkan, salah satu kemungkinan alasan pembukaan lahan adalah untuk meningkatkan visibilitas di seluruh DMZ.

Hal itu karena saat ini sebagian besar wilayah DMZ ditutupi oleh hutan dan semak belukar.

Oleh karena itu, penebangan vegetasi yang terlihat sebagai pembukaan lahan ini memungkinkan pasukan Korea Utara memantau wilayah tersebut dengan lebih efektif.

Sesuai kesepakatan, aktivitas militer di dalam DMZ dilarang berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea pada 1950-1953.

Namun, Kim mengatakan, baik Korea Utara maupun Korea Selatan telah melanggar perjanjian tersebut beberapa kali.

Baca juga: Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Ketegangan di perbatasan dikhawatirkan meningkat

Usai ratusan balon sampah dikirimkan dari Korea Utara ke Korea Selatan, warga yang tinggal di dekat perbatasan merasa khawatir.

Dilansir dari Reuters, pemilik wisma dan agen perjalanan di kota perbatasan Paju, Yoon Seol-hyun mengatakan bahwa hal tersebut dapat meningkatkan ketegangan antar-Korea yang mengkhawatirkan.

Seol-hyun mendesak seluruh warga Korea Selatan untuk menaruh perhatian dan membantu berbuat lebih banyak untuk menenangkan situasi.

Warga Paju lainnya, No Hyun-ki (60) juga khawatir dengan aksi balas dendam yang terjadi antara Korea Utara dan Selatan baru-baru ini.

“Maka tidak ada pilihan lain selain memiliki rasa takut bahwa artileri Korea Utara akan terbang menuju tempat ini,” jelas Hyun-ki.

Warga berusia 60 tahun tersebut bahkan menggambarkan Paju sebagai “kota yang paling menegangkan.”

Secara teknis, Korea Utara dan Korea Selatan masih “berperang” meskipun perjanjian gencatan senjata mengakhiri pertempuran Perang Korea pada 1950-1953.

Militer kedua negara hingga saat ini masih saling berhadapan di perbatasan Korea Utara-Korea Selatan.

Selain itu, Korea Utara telah mengerahkan rudal dan roket yang ditujukan ke arah Korea Selatan.

Korea Utara juga menyatakan secara rutin mengancam akan memusnahkan negara tetangganya tersebut.

Baca juga: Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...

 
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi