Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Pisang Berubah Warna Menjadi Coklat jika Disimpan Terlalu Lama

Baca di App
Lihat Foto
iStocphoto/Vadym Plysiuk
Penyebab pisan berubah warna menjadi cokelat.
|
Editor: Muhammad Zaenuddin

KOMPAS.com - Pisang akan berubah warna menjadi coklat ketika dibiarkan terlalu lama, terutama pisang yang sudah matang.

Kondisi perubahan warna pisang dari kuning menjadi coklat ini sering kali dianggap sebagai pisang yang terlalu matang, atau bahkan pisang yang membusuk.

Pisang mentah berwarna hijau tua akan berubah menjadi kuning ketika matang, dan berakhir menjadi coklat ketika dibiarkan begitu saja untuk waktu yang lama.

Namun, apa yang menyebabkan perubahan warna ini? Simak terus penjelasan berikut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Pisang Setiap Hari?

Penyebab pisang menjadi coklat

Seperti banyak buah lainnya, pisang terus matang seiring berjalannya waktu. Pisang kuning yang Anda biarkan terlalu lama bisa semakin matang dan berubah menjadi coklat.

Saat pisang matang, mereka memproduksi dan melepaskan gas etilen, yang menyebabkan pigmen kuning pada kulit buah dan berubah menjadi coklat.

Dilansir dari laman IFL Science, buah pisang memiliki satu hormon di udara, yakni etilen, yang bekerja untuk mempercepat proses pematangan.

Meskipun beberapa buah dan sayuran hanya menyerap etilen, yang lain secara aktif memproduksinya sendiri.

Baca juga: Efek Mengonsumsi Buah Pisang bagi Penderita Asam Urat

Produsen etilen terbagi dalam dua kategori, buah klimakterik dan buah non-klimakterik. Buah klimakterik, seperti pisang, menghasilkan ledakan etilen selama proses pematangan.

Sedangkan buah non-klimakterik, seperti jeruk dan melon, berhenti memproduksi etilen saat dikeluarkan dari tanaman atau sulurnya.

Ini berarti buah klimakterik akan terus matang atau melakukan proses pematangan, meski setelah dipanen.

Menariknya, menyimpan buah klimakterik di samping buah dan sayuran non-klimakterik atau yang menyerap etilen, akan menyebabkan buah dan sayuran lainnya terus matang.

Baca juga: 5 Efek Samping Makan Pisang Terlalu Matang, Apa Saja?

Proses pisang menjadi berwarna coklat

Sejalan dengan itu, dikutip dari laman Britannica, pisang memproduksi dan bereaksi terhadap etilen, yang membantu memberi sinyal pada proses pematangan.

Buah yang belum matang akan keras, lebih asam daripada manis, dan kemungkinan besar berwarna kehijauan karena adanya klorofil.

Ketika buah bersentuhan dengan gas etilen, asam dalam buah mulai terurai, buah menjadi lebih lembut, dan pigmen klorofil hijau terpecah dan diganti—dalam kasus pisang, dengan warna kuning.

Baca juga: Benarkah Pisang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi?

Hilangnya rasa asam dan bagian dalam yang mengeras berarti buah menjadi lebih manis dan lembek. Ini yang menyebabkan pisang matang enak untuk dimakan.

Berbeda dengan kebanyakan buah-buahan, yang hanya menghasilkan sedikit etilen saat matang, pisang menghasilkan etilen dalam jumlah besar.

Meskipun pisang pada awal proses pematangan mungkin menjadi lebih manis dan menguning, pada akhirnya pisang akan menjadi terlalu matang karena memproduksi terlalu banyak etilennya sendiri.

Jumlah etilen yang tinggi menyebabkan pigmen kuning pada pisang membusuk menjadi bintik-bintik coklat yang khas dalam proses yang disebut pencoklatan enzimatik.

Baca juga: Khasiat Pisang, Menurunkan atau Malah Menaikkan Berat Badan?

Proses pencoklatan alami ini juga terjadi ketika buah menjadi memar. Pisang yang rusak atau memar akan menghasilkan jumlah etilen yang lebih tinggi, sehingga matang (dan menjadi coklat) lebih cepat dibandingkan jika tidak rusak.

Pisang hijau yang dimasukkan ke dalam kantong kertas akan lebih cepat matang karena semua etilen terperangkap di dalamnya.

Namun jika buah tersebut terlalu lama berada dalam penjara gas, buah tersebut akan menjadi sangat matang dan membusuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi