Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasien yang Hidup dengan Chip Neuralink Elon Musk...

Baca di App
Komentar Lihat Foto
Instagram/@noland_arbaugh
Potret Noland Arbaugh, pasien implan otak Neuralink yang dibuat Elon Musk [Instagram/@noland_arbaugh].
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Pasien manusia pertama yang menjalani implan otak Neuralink milik Elon Musk, Noland Arbaugh (30) akhirnya bisa membagikan pengalamannya.

Dikutip dari Live Science, semula ia tidak tahu bahwa ada chip yang ditanam di otak dan tengkoraknya.

Sebagai informasi, bagian tengah leher Arbaugh divonis lumpuh setelah mengalami kecelakaan ketika berenang pada 2016.

Meskipun secara fisik tidak mengganggu, namun ia menyebut chip tersebut membawa dampak besar pada hidupnya dan merasa terhubung kembali dengan dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya


Mampu gerakkan kursor digital

Sejauh ini, ia dapat menggerakkan kursor digital dalam waktu satu minggu usai menjalani operasi.

Ia melakukannya dengan dua cara, yaitu mencoba menggerakkannya melalui bayangan atau hanya membiarkan anggota tubuh yang lumpuh melakukan apa yang tidak lagi bisa dilakukannya.

Selain itu, Arbaugh saat ini juga dapat berbicara atau makan pada saat yang sama ketika sedang mengoperasikan komputer.

Meski demikian, kegiatan multitasking seperti ini membutuhkan tenaga fisik yang lebih banyak dan fokus mental yang ekstra.

Sebelum ditanam chip, apabila Arbaugh ingin menggunakan komputer, ia melakukannya dengan perintah suara atau menggerakkan tongkat di layar sentuh.

Namun dengan Neuralink, Arbaugh mengatakan bahwa ia dapat melakukan lebih banyak hal dengan lebih cepat, mandiri, dan nyaman.

Baca juga: Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Manusia lumpuh yang bisa bermain gim

Pihak Neuralink mengklaim bahwa Arbaugh telah memecahkan rekor karena dapat mengontrol kursor komputer secara mandiri.

Selain itu, Arbaugh telah mencapai kecepatan delapan bit per detik saat menggerakkan kursor.

Sebagai informasi, kecepatan tersebut merupakan sebuah ukuran yang menggabungkan antara kecepatan dan akurasi.

Arbaugh mengatakan, dia menggunakan perangkatnya selama berjam-jam untuk aktivitas di dunia maya.

Ia sering menjelajahi web, mengirim pesan teks, menelusuri media sosial, menavigasi aplikasi, hingga bermain gim.

Gim favoritnya adalah catur online dan permainan strategi pembangunan dunia, Civilization VI.

Baca juga: NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Kekurangan chip Neuralink

Meskipun memiliki berbagai kelebihan, chip ini mempunyai satu kekurangan, yaitu perangkat yang harus diisi daya secara teratur.

Menurut Arbaugh, hal tersebut akan mengganggunya ketika berselancar di dunia maya, terutama ketika bermain gim.

Untuk mengisi daya implannya, ia mengenakan topi dengan pengisi daya nirkabel yang tertanam.

Cara mengisi daya seperti ini merupakan sebuah perubahan besar dari chip plug-in yang masih digunakan di lingkungan penelitian.

Selain itu, chip milik Elon Musk ini berjalan lancar, kecuali pada bulan Februari 2024 ketika alat ini hampir berhenti bekerja.

Baca juga: Pasien Chip Otak Elon Musk Bisa Gerakkan Kursor dan Main Catur Pakai Telepati

Chip Neuralink dan ambisi Elon Musk

Dilansir dari Reuters, chip yang ditanamkan dalam otak Arbaugh merupakan ambisi besar dari Elon Musk.

Musk mengeklaim, Neuralink nantinya akan memfasilitasi pemasangan perangkat chip-nya secara bedah.

Chip ini akan berguna untuk mengatasi beberapa kondisi kesehatan, seperti obesitas, autisme, depresi, dan skizofrenia.

Kendati demikian, chip tersebut berulang kali telah menghadapi seruan pengawasan terkait isu protokol keamanannya.

Baca juga: Elon Musk Cari Relawan untuk Uji Coba Tanam Chip di Otak

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi