Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Israel Akan Serang Lebanon?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Bendera Lebanon dan bendera Hezbollah.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengungkapkan, rencana operasional untuk melancarkan serangan di Lebanon telah disetujui dan divalidasi.

Rencana itu disebut disetujui oleh Kepala Komando Utara IDF, Mayjen Ori Gordin dan Kepala Direktorat Operasi, Mayjen Oded Basiuk, pada Selasa (18/6/2024).

IDF melalui sebuah pernyataan, seperti dikutip Times of Israel mengatakan, para komandan tertinggi juga membuat keputusan mengenai mempercepat kesiapan pasukan di lapangan.

Lantas, mengapa Israel akan menyerang Lebanon?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hizbullah Tembak 200 Roket ke Israel, Balas Kematian Komandannya


Alasan Israel serang Lebanon

Pengumuman serangan ke Lebanon muncul di tengah pasukan Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon yang terlibat baku tembak lintas batas.

Guru Besar Kajian Timur Tengah Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ibnu Burdah mengatakan, Israel mengantisipasi serangan dari utara sejak konflik di Gaza, Palestina meletus.

Kelompok Hizbullah Lebanon yang merupakan sekutu Hamas ini telah terlibat baku tembak dengan Israel hampir setiap hari sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Meski bersiap penuh, Israel dinilai yakin bahwa kelompok Hizbullah tidak ingin melakukan perang terbuka terhadap dirinya.

"Namun, gangguan atau serangan saling balas kecil-kecilan, tapi rutin dan makin intens itu yang membuat Israel marah," terangnya, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/6/2024).

Baca juga: Israel Resmi Akan Serang Lebanon

Oleh karena itu, Ibnu menilai, Israel memutuskan untuk melakukan serangan lebih taktis terhadap kawasan Lebanon.

"Ujungnya membawa korban beberapa pimpinan Hizbullah yang kemudan saling balas secara lebih besar (seperti) sekarang ini," sambung Ibnu.

Namun demikian, menurut Ibnu, kedua belah pihak tampak enggan melanjutkan ke skala pertempuran lebih besar.

Pasalnya, masing-masing memahami kekuatan lawan dan dampak yang akan terjadi jika memilih opsi untuk memperluas pertempuran.

"Dosis saling serang memang makin besar dan luas saat ini, tapi keduanya tak akan lepas kontrol untuk perang habis-habisan seperti di Gaza," jelas Ibnu.

Baca juga: Apa Itu Kabinet Perang Israel yang Dibubarkan Netanyahu?

Konflik Israel-Hizbullah kian memanas

Dilansir dari CNN, Jumat (14/6/2024), Israel dan Hizbullah di Lebanon semakin memanas karena bentrokan di perbatasan keduanya yang meningkat, baik dalam jumlah maupun skala.

Serangan Hizbullah di sebuah desa di Israel utara pada awal Juni, misalnya, telah menewaskan seorang tentara cadangan Israel, sehingga jumlah tentara meninggal menjadi 19 orang.

Di sisi lain, Israel telah membunuh salah satu komandan paling senior Hizbullah, Talib Sami Abdulla, dalam serangan di Lebanon selatan pada pekan lalu.

IDF mengeklaim, komandan tersebut bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap warga sipilnya selama beberapa tahun.

Sebagai pembalasan, Hizbullah pun meluncurkan lebih dari 200 roket ke arah Israel pada Rabu (12/6/2024) dan serangan berskala kecil tetapi signifikan pada Kamis (13/6/2024).

Baca juga: PBB Masukkan Israel ke “Blacklist” Negara yang Melakukan Pelanggaran Kekerasan terhadap Anak-anak

Kedua belah pihak juga telah menyerang lebih dalam ke wilayah masing-masing dibandingkan saat awal pertempuran.

Semula, pertempuran Israel dan Hizbullah masih terbatas pada radius sekitar 4 kilometer dari perbatasan masing-masing.

Namun, Hizbullah kini dilaporkan telah menembak sejauh 35 kilometer ke arah Israel, sedangkan Israel menargetkan wilayah Lebanon lebih dari 120 kilometer arah utara.

Serangan lintas batas dari Lebanon pada awal Juni pun menyebabkan kebakaran besar di wilayah utara Israel.

Oleh Israel, serangan tersebut dikaitkan dengan tembakan roket dari Lebanon selatan, tempat Hizbullah mendeklarasikan telah meluncurkan sekawanan pesawat nirawak (drone) ke lokasi militer Israel.

Baca juga: Deretan Negara yang Tak Menerima Warga Israel, Terbaru Maladewa

Dipantik video rekaman wilayah Israel

Baru-baru ini, Hizbullah merilis video rekaman berdurasi lebih dari sembilan menit yang semakin memancing amarah Israel.

Dikutip dari CNN, Selasa, video yang disebut diambil dengan pesawat nirawak itu menunjukkan lokasi militer dan sipil di beberapa kota Israel.

Video yang tampak direkam saat siang itu diklaim menampilkan Krayot, kota padat penduduk di utara Haifa, Israel, sekitar 28 kilometer arah selatan perbatasan Lebanon.

Cuplikan video lain diklaim menunjukkan kompleks militer di dekat Haifa milik produsen senjata Israel Rafael.

Rekaman Hizbullah yang sama juga memperlihatkan baterai Iron Dome, tempat penyimpanan rudal dan lokasi radar Israel, serta kapal militer dan depot penyimpanan minyak di Pelabuhan Haifa.

Baca juga: Israel Utara Dilahap Api Setelah Hezbollah Tembakkan 40 Skuadron Drone

Berdasarkan analisis geolokasi, lokasi dalam video mencakup sejumlah daerah sensitif, termasuk setidaknya dua instalasi militer, sebuah pangkalan di Haifa utara, dan Pelabuhan Haifa.

Drone tersebut juga terbang di atas tangki minyak yang berada di utara Haifa, Bandara Haifa, serta beberapa daerah pemukiman.

Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz pun memperingatkan pihak Hizbullah akan perang habis-habisan usai video dirilis.

"Kita semakin dekat dengan keputusan untuk mengubah aturan main melawan Hizbullah dan Lebanon," tuturnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi