Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Hamil Disebut Perlu Hindari Makanan Laut agar Anak Tidak Autis, Ini Kata Ahli

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/REYNILDA SYARIF
Ilustrasi ikan. Ibu hamil disebut perlu menghindari ikan dan makanan laut karena mengandung merkuri tinggi dan bisa menyebabkan anak autisme.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Makanan laut seperti ikan tuna, makerel, cumi-cumi, rajungan, dan udang disebut perlu dihindari ibu hamil karena mengandung merkuri tinggi.

Narasi tersebut diunggah oleh akun TikTok @drfikria pada Selasa (11/6/2024).

Padahal, selama ini, makanan laut terutama ikan mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil dan janin, salah satunya omega 3.

Mengonsumsi bahan pangan tinggi merkuri seperti makanan laut pun diklaim bisa menyebabkan bayi terlahir autisme.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jika tidak ingin anak anda autis, maka saat hamil sebisa mungkin hindari konsumsi makanan ini!!!" tulis pengunggah.

Lantas, benarkah ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi makanan laut?

Baca juga: 9 Ikan Lokal untuk MPASI, Terjangkau dan Bantu Cerdaskan Bayi


Makan ikan bukan pemicu autisme

Dokter dan ahli nutrisi Tan Shot Yen membantah bahwa mengonsumsi ikan dan makanan laut saat hamil dapat menyebabkan bayi terlahir autis.

Autisme adalah kelainan perkembangan otak dan saraf yang menyebabkan gangguan perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial.

Penyebab autisme masih belum diketahui secara pasti. Namun, kondisi ini diduga disebabkan oleh faktor genetik.

Tan menjelaskan, ikan dan makanan laut yang berisiko tercemar logam berat merkuri bukan berada di perairan Indonesia, melainkan di kawasan Samudra Atlantik.

Pasalnya, Atlantik adalah samudra tersibuk di dunia dengan risiko tumpahan minyak yang berpotensi mencemarkan makhluk-makhluk di dalamnya.

"Samudra Pasifik dan Hindia di mana Nusantara ada adalah lautan terdalam terluas yang lalu lintas lautnya kurang sibuk," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (20/6/2024).

Baca juga: Dianjurkan 2 Kali Seminggu, Apa Efek jika Tidak Pernah Makan Ikan?

Menurut Tan, kondisi itu membuat risiko tumpahan minyak dan polusi pada dua samudra ini jauh lebih rendah.

Akibatnya, risiko merkuri pada ikan dan makanan lautnya pun tergolong rendah, sehingga aman dikonsumsi oleh masyarakat, termasuk ibu hamil.

Di sisi lain, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) memang telah merilis daftar ikan mengandung merkuri tinggi yang perlu dihindari ibu hamil.

Kendati demikian, Tan menilai, kebijakan Badan POM negara tersebut tidak memiliki hubungan dengan kondisi di Indonesia.

"Makan ikan itu cerdas, bukan beli vitamin botolan kemakan iklan," tuturnya.

Baca juga: 8 Pilihan Ikan Tinggi Protein, Murah dan Mudah Dijumpai

Manfaat konsumsi ikan untuk ibu dan anak

Tan menambahkan, ikan memberikan banyak manfaat untuk kesehatan ibu, janin, dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Bahan pangan ini merupakan sumber protein terbaik yang membantu tumbuh kembang, mencegah kegemukan, dan memproduksi hormon tubuh.

Bukan penyebab autis, rutin makan ikan bermanfaat meningkatkan kemampuan otak dan kecerdasan anak, serta menurunkan risiko penyakit autoimun dan diabetes tipe 1 pada anak.

Tidak hanya itu, pada orang dewasa, mengonsumsi ikan membantu mencegah pikun dan penuaan dini, serta menurunkan risiko stroke dan penyakit jantung.

"(Makan ikan) melawan depresi dan meningkatkan rasa bahagia. Omega 3 terbukti sebagai antidepresan yang amat ampuh," jelasnya.

Baca juga: 5 Pilihan Ikan Lokal Tinggi Omega 3, Makan Minimal 2 Porsi Seminggu

Perlu hindari ikan predator

Terpisah, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susanto menjelaskan, merkuri adalah bahan berbahaya yang mampu merusak sistem saraf manusia dan hewan.

"Risiko paparan merkuri pada masyarakat dapat berasal dari pencemaran yang terjadi pada badan air, tanah, udara, bahkan rantai makanan seperti ikan," kata Indra, saat dihubungi Kompas.com, Kamis.

Penelitian di Jepang, negara yang lebih banyak mengonsumsi ikan dibandingkan Amerika menemukan, konsentrasi merkuri pada wanita hamil jauh lebih tinggi.

Indra menyebutkan, bentuk organik merkuri, yakni metilmerkuri yang hinggap pada ikan, dapat menembus sawar plasenta, sehingga dapat berdampak pada janin dalam kandungan.

"Setelah lahir, ketika pertumbuhan (bayi) masih berlanjut, paparan merkuri dapat menyebabkan gangguan perkembangan sistem saraf pusat, yang mengakibatkan kerusakan permanen," kata dia.

Lantaran potensi dampak buruk paparan merkuri pada janin, Indra menyarankan wanita hamil dan wanita usia subur untuk mengurangi konsumsi ikan predator.

Misalnya, ikan hiu dan king mackerel, spesies makerel yang bermigrasi di Samudra Atlantik dan tidak berada di lautan Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi