Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pabrik Baterai Lithium Korsel Terbakar, KBRI Seoul Pastikan Tak Ada Korban WNI

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@Heraloebss
Kebakaran pabrik lihtium di Korea Selatan
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Sebuah pabrik baterai lithium di Korea Selatan terbakar setelah sempat terjadi beberapa ledakan pada Senin (24/6/2024).

Insiden yang menimpa produsen baterai Aricell di Hwaseong, klaster industri barat daya ibu kota Seoul ini terjadi pada pukul 10.30 waktu setempat.

Diberitakan Reuters, Selasa (25/6/2024), kebakaran tersebut menelan korban setidaknya 22 orang dan melukai delapan lainnya yang sebagian besar pekerja asing.

Dibutuhkan waktu sekitar enam jam untuk memadamkan api tersebut.

Lantas, adakah WNI yang menjadi korban dalam kebakaran itu?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Saat Korea Utara Terbangkan Balon Udara Berisi Sampah dan Kotoran ke Wilayah Korsel...


Tak ada WNI yang jadi korban

Wakil Kepala Perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, Korea Selatan, Zelda Wulan Kartika memastikan, tak ada pekerja imigran asal Indonesia yang menjadi korban dalam kebakaran pabrik baterai lithium di Hwaseong.

"Alhamdulillah, tidak ada korban WNI," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/6/2024).

Data KBRI Seoul menunjukkan, jumlah WNI yang tinggal atau berada di Korea Selatan per 28 Februari 2019 berjumlah 42.043 orang.

Sementara itu, Zelda menambahkan, keluarga pekerja imigran asal Indonesia dapat menghubungi KBRI Seoul untuk memanyakan kabar anggota keluarga yang bekerja di Korea Selatan.

"Bisa menelepon hotline darurat KBRI Seoul di nomor +821053942546," imbuh dia.

Baca juga: Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa Kerja untuk Bayar Kerugian

Kronologi kebakaran pabrik baterai

Dikutip dari AP News, Senin (24/6/2024), kebakaran terjadi setelah serangkaian sel baterai meledak di dalam gudang yang berisi 35.000 baterai lithium.

Awalnya, para pekerja sedang memeriksa dan mengemas baterai di lantai dua salah satu bangunan pabrik pada pukul 10.30 waktu setempat.

Namun, tiba-tiba asap putih dalam jumlah kecil terlihat mengepul dari baterai. Sekitar 15 detik kemudian, baterai meledak dan membuat lantai dua pabrik dilalap api.

Saat itu, ada total 102 orang yang bekerja di pabrik.

Pejabat senior pemadam kebakaran Jo Seon-ho mengatakan, para pekerja mengerahkan alat pemadam kebakaran, tetapi gagal memadamkan api.

Mereka kemudian kesulitan mencari jalan keluar dan mungkin menghirup asap beracun hingga kehilangan kesadaran.

Baca juga: Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Nahas, sebanyak 22 pekerja meninggal dan delapan lainnya terluka dalam kejadian ini. Korban meninggal dunia terdiri dari 18 warga China, dua warga Korea Selatan, satu warga Laos, dan satu korban yang tidak berhasil diidentifikasi kewarganegaraannya. 

Sementara, dua dari delapan orang yang terluka berada dalam kondisi serius.

Para pekerja asing yang meninggal merupakan pekerja harian, sehingga mereka mungkin tidak mengetahui struktur internal gedung tersebut.

Petugas pemadam kebakaran Provinsi Gyeonggi Cho Sun-ho menyebutkan, asap dan kobaran api menyebar dalam waktu 15 detik.

Para korban kemungkinan besar meninggal setelah menghirup asap meski hanya satu atau dua kali tarik napas.

Belum jelas apa yang menyebabkan ledakan tersebut. Sebagian besar api dapat dipadamkan dalam waktu sekitar enam jam. 

Baca juga: Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi