Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerendahan Hati Franz Schubert

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Franz Schubert
Penulis: Jaya Suprana
|
Editor: Sandro Gatra

SEBAGAI pendiri Museum Rekor-Dunia Indonesia, wajar saya memperhatikan “yang paling”. Maka saya mengagumi Franz Schubert sebagai seorang penggubah musik yang paling rendah hati sehingga mau dan mampu jujur mengakui bahwa tidak nampu mempergelar mahakarya dirinya sendiri.

Schubert tidak malu mengakui bahwa dirinya tidak mampu mempergelar mahakarya dirinya sendiri yang berjudul Fantasi dalam C opus 15 tersohor dengan julukan Wanderer Fantasy, bahkan diringi komentar Schubert bahwa “hanya setan yang mampu mempergelarnya”.

Memang harus diakui bahwa Wanderer Fantasy tergolong mahakarya komposisi pianoforte yang paling sulit dimainkan meski musikalis tidak sesulit akibat tidak sepanjang maka tidak sekompleks Variasi Goldberg mahakarya Johann Sebastian Bach atau Hammerklavier Sonata mahakarya Ludwig van Beethoven.

Franz Schubert lebih merupakan komponis ketimbang pianis, maka karya-karya Schubert digarap dengan menggunakan kaidah musikalis ketimbang pianistik.

Wajar apabila sukma pianistik lebih terasa hadir pada mahakarya pianoforte Beethoven, Mendelsshon, Schumann, Chopin, Gershwin apalagi Liszt yang mengedepankan virtuositas pianistik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Problematika teknik pianistik yang tidak nyaman bagi jari-jemari manusia lazim lebih terasa hadir pada mahakarya pianoforte para komponis bukan pianis, semisal Richard Wagner atau Arnold Schonberg.

Namun pengaruh Schubert terhadap komposisi pianoforte era romantik benar-benar mustahil bisa diabaikan. Pengaruh struktur serta sukma Wanderer Fantasie nyata terasa pada satu-satunya Sonata untuk pianoforte mahakarya Franz Liszt.

Terbukti Franz Liszt sampai menyempatkan diri mengolah Wanderer Fantasie menjadi karya orkestra konserto.

Pengaruh karya Impromptu Franz Schubert jelas terasa terhadap Mendelssohn, Schumann, Chopin, Brahms. Ternyata Franz Schubert juga menggubah beberapa komposisi pianoforte berjudul Fragment, berarti tanpa saya sadari Schubert berpengaruh terhadap saya.

Kerendahan hati Franz Schubert juga tercermin kepada pemujaan Schubert terhadap Beethoven sedemikian rupa sehingga di masa hidupnya, Schubert tidak pernah berani menemui Beethoven.

Beda dari Johannes Brahms yang berhasil melepaskan diri dari bayang-bayang nama besar Ludwig van Beethoven, maka harkat martabat mahakarya simfoni dan sonata Franz Schubert tidak pernah menyamai apalagi mengungguli Beethoven.

Namun dalam hal menggubah Lieder, kedaulatan sosok Franz Schubert kekal abadi berdiri tegak tak tergoyahkan oleh Beethoven sampai Brahms maupun Wagner, Chopin, Liszt, Debussy, Mompou, Granados apalagi Suprana.

Adalah Franz Schubert yang mematrikan Lieder sebagai jenis mahakarya seni musik Jerman nan tiada dua di planet bumi ini.

Sebenarnya masih ada seorang penggubah musik rendah hati yang saya sangat kagumi, yaitu Gesang.

Bahkan saya lebih mengagumi Gesang ketimbang Schubert karena jika Schubert lazim membuat lagu terhadap puisi yang ditulis orang lain, maka Gesang lazim membuat lagu terhadap puisi yang ditulis oleh dirinya sendiri.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi