KOMPAS.com - Setiap orang umumnya melakukan berbagai cara agar tetap sehat, sehingga berpeluang memiliki umur panjang.
Salah satu di antaranya adalah memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi.
Pasalnya, sebuah penelitian mengungkapkan ada jenis makanan yang justru akan memperpendek umur jika dimakan dalam jumlah banyak.
Studi yang diterbitkan melalui The BMJ pada 8 Mei 2024 menunjukkan, asupan makanan ultraproses dalam jumlah banyak dikaitkan dengan angka kematian yang lebih tinggi karena semua penyebab.
Efek tersebut bervariasi di antara jenis-jenis makanan ultraproses. Namun, makanan siap saji berbasis daging, unggas, atau makanan laut ini berkaitan erat dengan kematian.
Lantas, apa saja jenis makanan ultraproses yang berpotensi memperpendek umur saat dikonsumsi dalam jumlah banyak?
Baca juga: Pola Makan dan Resep Panjang Umur Warga Jepang, Apa Rahasianya?
Makanan penyebab umur pendek
Dalam studinya, peneliti melibatkan 74.563 wanita dan 39.501 pria berusia 50-70 tahun yang tidak memiliki riwayat kanker, penyakit kardiovaskular, atau diabetes pada awal penelitian.
Penelitian dilakukan dengan mengamati asupan makanan mereka pada 1984 hingga 2018.
Selama penelitian, sebanyak 30.188 wanita dan 18.005 pria meninggal dalam kurun waktu 34 tahun.
Hasilnya, mereka yang mengonsumsi makanan ultraproses terbanyak atau rata-rata tujuh porsi sehari lebih berisiko meninggal daripada orang lain. Ini berarti harapan hidupnya menjadi lebih pendek sekitar 10 persen dari rata-rata umur normal.
"Risikonya meningkat hingga 15 persen untuk pria dan 14 persen untuk wanita setelah data disesuaikan," kata peneliti utama dari National Cancer Institute, Erikka Loftfield dikutip dari CNN, Senin (1/7/2024).
Makanan ultraproses merupakan jenis makanan yang berasal dari makanan utuh, seperti buah, sayuran, atau daging yang diproses berulang kali dengan menambahkan bahan-bahan lain agar lebih enak, menarik, atau tahan lama.
Baca juga: Ilmuwan China Ungkap Makanan yang Bisa Menjadi Rahasia Panjang Umur
Daftar bahan tambahan tersebut termasuk bahan pengawet, pewarna buatan, dan bahan perasa tambahan.
Penelitian ini mengungkapkan risiko kematian lebih tinggi dialami orang yang sering mengonsumsi produk siap saji dari daging, unggas, dan makanan laut.
Selain itu, minuman yang mengandung gula dan pemanis buatan juga termasuk penyumbang utama konsumsi produk olahan ultraproses.
Makanan penutup dari susu, makanan sarapan ultraproses seperti sereal, biji-bijian olahan seperti roti, serta makanan panggang ultraproses juga termasuk jenis makanan yang dapat memperpendek umur jika dikonsumsi berlebihan.
“Daging olahan dan minuman ringan adalah beberapa subkelompok makanan ultraproses yang paling kuat kaitannya dengan risiko kematian," jelas Loftfield.
Daging olahan ini antara lain berupa bacon, hot dog, sosis, ham, kornet, dendeng, dan nugget.
Baca juga: Ahli Ungkap Pola Makan agar Sehat dan Panjang Umur, Termasuk Berpuasa
Risiko kesehatan dari makanan ultraproses
Para peneliti mengatakan, makanan ini terbukti sangat berhubungan dengan risiko obesitas, penyakit jantung, diabetes, dan kanker usus. Gangguan kesehatan termasuk penyumbang angka kematian terbesar.
Makanan olahan biasanya berkualitas gizi rendah karena mengandung gula, sodium, lemak jenuh, lemak trans, dan karbohidrat olahan tambahan, tapi rendah serat.
Makanan ini juga mengandung zat berbahaya, seperti zat aditif atau berpotensi terkontaminasi selama proses pembuatan.
Tinjauan sistematis juga menunjukkan, konsumsi makanan ultraproses dalam jumlah banyak dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian karena semua penyebab, seperti penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, depresi, dan kanker payudara pascamenopause.
Baca juga: 10 Kebiasaan dan Makanan yang Bisa Bikin Umur Panjang, Apa Saja?
Meski peningkatan konsumsi makanan ultraproses berkaitkan dengan risiko kematian, para peneliti mencatat pengaruh tersebut berkurang setelah kualitas makanan yang dikonsumsi secara keseluruhan diperhatikan.
Studi menemukan, kualitas makanan berpengaruh lebih besar terhadap risiko kematian dini daripada konsumsi makanan ultraproses.
Itu berarti, mengonsumsi banyak makanan utuh yang sehat akan mengimbangi efek buruk dari makanan ultraproses.
Loftfield menambahkan, konsumsi makanan yang diproses secara minimal merupakan salah satu cara membatasi makanan ultraproses dalam pola makan seseorang.
"Kita harus benar-benar fokus pada pola makan yang kaya akan makanan utuh. Jika makanan tersebut diproses secara berlebihan, perhatikan kadar natrium dan gula tambahannya dan cobalah untuk membuat keputusan terbaik dengan menggunakan label fakta nutrisi," imbuhnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.