Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beasiswa S3 Stafsus Billy Mambrasar Jadi Polemik, Ini Kata LPDP

Baca di App
Lihat Foto
dok. Billy Mambrasar
Mewujudkan mimpi berkuliah di Harvard
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Staf khusus (stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi), Billy Mambrasar mendapatkan sorotan dari warganet terkait beasiswa yang diterimanya dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Billy Mambrasar diketahui mendapat beasiswa LPDP untuk studi program doktor atau S3 di University of Pennsylvania, Amerika Serikat.

Namun, seorang warganet dengan akun media sosial X (Twitter), @audhinafh, mempertanyakan keabsahan beasiswa LPDP yang diterima Billy.

Sebab, Billy diduga menjalani pendidikan S2 di Harvard University dengan beasiswa LPDP meski sudah punya gelar S2 sebelumnya. Dia juga disorot karena menunda studi dengan beasiswa LPDP dalam waktu lama saat diangkat menjadi stafsus Jokowi.

"honestly not noice karena awalnya gw bingung yg kuliah di harvard siapa, ternyata yg kiri, tapi ini master KETIGA dan kabarnya pake LPDP? dah ganti aturan apa gmn ni, bukannya kalo udah pernah master ga qualified," tulis @audhinafh, Kamis (4/7/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini penjelasan dari pihak LPDP.

Baca juga: Resmi, Ini 21 Nama Staf Khusus Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin


Polemik beasiswa Billy Mambrasar

Pada Kamis (4/7/2024), warganet mengungkapkan kebingungannya perihal Billy yang disebut menjalani studi master atau S2 di Harvard University dengan beasiswa LPDP, padahal Billy telah memiliki gelar S2 lain.

LPDP dikenal punya aturan hanya memberikan beasiswa ke jenjang pendidikan yang belum ditempuh.

Melihat keributan itu, Billy Mambrasar melalui akun pribadinya @BillyMambrasar menjawab tudingan tersebut.

Billy menegaskan, dia memperoleh gelar master di Harvard dengan beasiswa Tanoto Foundation. Beasiswa itu didapat untuk menyelesaikan studi Pembangunan Manusia dan Psikologi pada Juni 2020 sampai Agustus 2022.

Sementara beasiswa LPDP digunakan Billy untuk menempuh studi S3 di University of Pennsylvania.

"Harapan saya, sister @audhinafh yg sangat saya kasihi, dapat melakukan klarifikasi dgn fakta yg benar, mengingat tuduhan ini seolah menunjukkan saya tdk taat aturan dan SOP beasiswa. Saya patuh dan taat aturan sehingga ketika diterima di Harvard, saya berjuang cari beasiswa lain," tulisnya, Jumat (5/7/2024).

"Saya ucapkan terimakasih atas perhatian sister @audhinafh dan mohon maaf atas simpang siur berita yg melibatkan @LPDP_RI .. sekali lagi saya tegaskan Master saya di Harvard diperoleh dgn beasiswa lain, bukan LPDP. Akhir kata: Saya siap membangun Negara yg saya cintai: Indonesia!," sambung Billy.

Namun, warganet lain kembali menyoroti Billy yang dapat menunda studinya dengan beasiswa LPDP selama enam tahun setelah diangkat sebagai stafsus. Waktu penundaan itu dinilai terlalu lama dan menyalahi aturan.

Selama menunda studi S3-nya dengan LPDP yang didapat sejak 2017, Billy juga disorot karena justru menempuh studi S2 di Harvard hingga 2022 dengan beasiswa Tanoto Foundation.

Sebelumnya, Billy telah meraih gelar S2 Master of Business Administration di Australian National University.

Baca juga: Dua Stafsus Milenial Jokowi Mundur, Apa Pelajaran bagi Pejabat Publik?

Penjelasan LPDP

Direktur Keuangan dan Umum LPDP Emmanuel Agust Hartono menuturkan beasiswa yang didapat Billy ditujukan untuk studi S3.

"Billy Mambrasar adalah penerima beasiswa LPDP program doktor hasil seleksi beasiswa pada tahun 2017," jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (8/7/2024).

Menurut Agust, Billy tercatat telah menamatkan pendidikan magister di Australian National University saat mendaftar seleksi LPDP.

Sebelum pelaksanaan studi, Billy juga mengikuti kegiatan persiapan keberangkatan pada akhir 2018 yang harus dijalani oleh penerima beasiswa LPDP yang akan berangkat ke negara tujuan studi.

Namun sebelumnya, pada 2017, Billy diketahui belum menerima Letter of Acceptance (LoA) dari universitas sehingga minta diberi kelonggaran.

Berdasarkan ketentuan LPDP, semua penerima beasiswa mendapat kelonggaran waktu pelaksanaan studi hingga 18 bulan dan diperpanjang untuk mendapatkan kampus.

Namun, Billy kemudian ditunjuk oleh Jokowi sebagai stafsus presiden pada akhir 2019.

"Disebabkan adanya penunjukan jabatan tersebut, Billy telah menyampaikan pengajuan kepada LPDP agar studi S3 yang akan dijalani dapat ditunda," tutur Agust.

Sesuai ketentuan LPDP, semua penerima beasiswa dapat diberi keringanan penundaan pelaksanaan studi hingga 18 bulan termasuk Billy.

Baca juga: Selain Kuliah Gratis, Dapat Dana Apa Saja dari Beasiswa LPDP 2024?

Fleksibilitas karena penugasan khusus dari negara

Namun, lanjutnya, LPDP memberikan fleksibilitas waktu pelaksanaan studi S3 bagi penerima beasiswa yang mendapatkan penugasan khusus dari negara. Keringanan tersebut diberikan sampai waktu yang memungkinkan untuk penerima beasiswa melaksanakan studinya.

"Ketentuan fleksibilitas pemberian waktu penundaan studi diberlakukan secara umum kepada semua penerima beasiswa LPDP bila mendapatkan penugasan negara dari pejabat minimal setingkat menteri," tegas Agust.

Kemudian, Billy mengajukan administrasi penerbitan persetujuan studi dari kampus kepada LPDP pada 2023.

"Billy telah mengikuti perkuliahan pada Februari 2023 dengan sebelumnya melakukan tahapan administrasi penerbitan Letter of Guarantee (LoG) pada Januari 2023," imbuh Agust.

Terkait Billy yang mendapatkan beasiswa Tanoto Foundation dan menjalani studi S2 di Harvard University pada Juni 2020 sampai Agustus 2022 saat menunda studi S3 dengan LPDP, hal tersebut dinilai tidak menjadi masalah oleh LPDP.

Pasalnya, LPDP hanya melakukan pemantauan terhadap jenjang pendidikan penerima beasiswa yang akan didanainya. Karena Billy mendapatkan pendanaan beasiswa S3 dari LPDP, dia baru akan dipermasalahkan jika menempuh studi S3 dengan beasiswa lainnya.

"LPDP hanya mengatur pemberian beasiswa LPDP untuk jenjang yang lebih tinggi dari pendidikan yang terakhir dimilikinya," ujar Agust.

"Jika pendaftar sudah menempuh jenjang S2, maka LPDP membiayai pendidikan pada jenjang S3 dan tidak bisa membiayai pendidikan pada jenjang S2 yang sama," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi