Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Akhirnya Tahu Menu Makanan Manusia Purba Denisovan, Ada Domba Biru dan Yak

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Daniele Satuari
Pegunungan Tibet.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Di dataran tinggi Tibet, tepatnya di dalam Gua Karst Baishiya, China terdapat kisah menarik tentang kelangsungan hidup salah satu subspesies manusia purba, Denisovan.

Dikutip dari Ancient Origins (5/7/2024), Denisova atau juga disebut Denisovan, adalah manusia purba yang telah punah ribuan tahun lalu.

Selain kontribusi genetik mereka yang penting bagi manusia modern, sangat sedikit yang diketahui tentang Denisova.

Termasuk soal bagaimana manusia purba yang penuh teka-teki ini beradaptasi dengan kondisi pegunungan Tibet yang keras karena suhu ekstrem.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Salmon Purba Raksasa yang Memiliki Gigi Besar Mirip Gading

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Mengenal Denisovan

Studi baru yang diterbitkan di Nature pada 3 Juli 2024 mengungkapkan temuan sisa-sisa tulang Denisovan yang berada di sebuah gua Tibet pada ketinggian 3.280 meter di atas permukaan laut.

Denisovan adalah jenis manusia purba yang telah punah dari garis keturunan manusia purba yang hidup di Bumi, seperti Homo sapiens dan Neanderthal.

Berbeda dengan Neanderthal, Denisovan lebih misterius. Sejauh ini, para arkeolog baru menemukan beberapa bagian dari keberadaan mereka yang membingungkan.

Tidak banyak yang diketahui tentang kelompok ini, termasuk kapan mereka punah. Tetapi ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka kawin silang dengan Neanderthal dan Homo sapiens.

Sebuah tim peneliti dari Universitas Lanzhou (China), Universitas Kopenhagen (Denmark), Institut Penelitian Dataran Tinggi Tibet, CAS (China), dan Universitas Reading (Inggris) telah mempelajari lebih dari 2.500 tulang dari Gua Karst Baishiya di dataran tinggi Tibet, satu dari dua tempat Denisovan diketahui pernah tinggal.

Analisis dalam penelitian tersebut mengidentifikasi fosil Denisovan baru dan menjelaskan kemampuan spesies tersebut untuk bertahan hidup dalam kondisi iklim yang berfluktuasi, termasuk zaman es di dataran tinggi Tibet dari sekitar 200.000 hingga 40.000 tahun yang lalu.

“Kami berhasil mengidentifikasi bahwa Denisovan memburu, membunuh, dan memakan berbagai spesies hewan," kata ahli zooarkeologi di Universitas Reading sekaligus salah satu penulis penelitian tersebut, Dr. Geoff Smith.

"Studi kami mengungkap informasi baru tentang perilaku dan adaptasi Denisovan terhadap kondisi dataran tinggi dan perubahan iklim. Kami baru saja mulai memahami perilaku spesies manusia yang luar biasa ini," imbuhnya.

Baca juga: Pohon Purba Beri Bukti Musim Panas 2023 adalah yang Terpanas dalam 2.000 Tahun

Menu makanan manusia purba Denisovan

Sisa-sisa tulang yang ditemukan di Gua Karst Baishya terpecah menjadi banyak fragmen, sehingga sulit untuk diidentifikasi dengan detail.

Meskipun demikian, tim tersebut mengembangkan metode ilmiah baru untuk menentukan spesies mana yang menjadi asal sisa-sisa tulang tersebut. Metode ini menggunakan perbedaan kolagen tulang antarhewan.

"Dengan teknik Zooarchaeology by Mass Spectrometry (ZooMS) memungkinkan kami untuk mengekstrak informasi berharga dari fragmen tulang yang sering terabaikan, memberikan wawasan yang lebih dalam tentang aktivitas manusia," kata Dr Huan Xia dari Universitas Lanzhou.

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, tim peneliti menentukan bahwa sebagian besar tulang belulang tersebut berasal dari domba biru yang dikenal sebagai bharal, serta yak (sejenis lembu) liar, kuda liar, badak berbulu, dan hyena tutul.

Para peneliti juga mengidentifikasi fragmen tulang dari mamalia kecil, seperti marmut dan burung.

"Bukti saat ini menunjukkan bahwa Denisovan, bukan kelompok manusia lain, yang menempati gua tersebut dan memanfaatkan secara efisien semua sumber daya hewan yang tersedia bagi mereka selama masa pendudukan mereka," kata Dr Jian Wang dari Universitas Lanzhou.

Analisis terperinci dari permukaan tulang yang terfragmentasi menunjukkan manusia Denisovan mengambil daging dan sumsum dari tulang-tulang tersebut untuk dijadikan menu makanan sehari-hari.

Selain itu, peneliti juga mengindikasikan bahwa Denisovan juga menggunakan tulang-tulang hewan tersebut sebagai bahan untuk membuat perkakas.

Baca juga: Peneliti Temukan Sungai Purba yang Aktif 40 Juta Tahun Lalu dan Mengalir di Bawah Antarktika

Temuan fosil Denisovan baru

Dilansir dari Earth, para ilmuwan juga mengidentifikasi satu tulang rusuk sebagai milik individu Denisovan baru.

Lapisan tempat tulang rusuk itu ditemukan berasal dari 48.000 hingga 32.000 tahun yang lalu.

Hal ini sekaligus menyiratkan bahwa Denisovan hidup pada masa ketika manusia modern menyebar ke seluruh Benua Eurasia.

Hasil penelitian menunjukkan, manusia Denisovan hidup selama dua periode dingin, tapi juga selama periode interglasial yang lebih hangat antara era Pleistosen Tengah dan Pleistosen Akhir.

Para peneliti mengatakan, bersamaan dengan bukti fosil dan molekuler menunjukkan bahwa Cekungan Ganjia, tempat Gua Karst Baishiya berada, menyediakan lingkungan yang relatif stabil untuk Denisovan, meskipun tetap berada di dataran tinggi.

Baca juga: Ilmuwan Temukan Virus Tertua di Dunia, Berusia 50.000 Tahun yang Berasal dari Manusia Purba

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi