Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mansa Musa, Orang Terkaya Sepanjang Sejarah, Hartanya Kalahkan Elon Musk

Baca di App
Lihat Foto
nationalgeographic.grid.id
Ilustrasi Raja Mali, Mansa Musa.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Banyak orang mengenal Elon Musk dan Jeff Bezos sebagai orang terkaya di dunia pada zaman modern. Namun, orang terkaya sepanjang sejarah adalah Mansa Musa.

Anggapan orang yang hidup di zaman modern memang tidak sepenuhnya keliru. Dilansir dari Forbes, Rabu (10/7/2024), kekayaan Musk mencapai 257,7 miliar dollar AS atau Rp 4.179 triliun, sementara kekayaan Bezos mencapai 215,9 miliar dollar AS atau Rp 3.502 triliun.

Namun, kekayaan dua pebisnis top asal Amerika Serikat (AS) tersebut belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Mansa Musa, Raja Mali yang hidup pada 1280-1337 silam.

Laman Celebrity Net Worth memperkirakan kekayaan Musa mencapai 400 miliar dollar AS atau sekitar Rp 6.480 triliun, berdasarkan perhitungan uang saat ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetapi, para sejarawan meyakini, kekayaan Musa tak dapat dinilai dengan uang karena harta Raja Mali ini begitu melimpah. Karena alasan inilah Musa dijuluki sebagai orang terkaya sepanjang sejarah.

Baca juga: Misteri Pedang Legendaris Perancis 1.300 Tahun Tiba-tiba Hilang Usai Tertancap di Batu

Profil Mansa Musa

Dilansir dari BBC, Minggu (10/3/2019), Musa lahir pada 1280 dari keluarga penguasa.

Ia mempunyai saudara bernama Mansa Abu Bakr yang memerintah Kerajaan Mali hingga 1312.

Abu Bakr turun takhta lebih awal karena ia memimpin ekspedisi menjelajahi Samudera Atlantik.

Ekspedisi tersebut dilakoni oleh Abu Bakr karena ia terobsesi dengan Samudera Atlantik dan penasaran dengan apa saja yang ada di lautan luas ini.

Mendiang sejarawan AS, Ivan Van Sertima, berpendapat bahwa Abu Bakr bersama rombongannya telah mencapai Amerika Selatan. Tapi tidak ada bukti tentang hal ini.

Setelah Abu Bakr turun takhta, Musa secara otomatis mewarisi kerajaan yang ditinggalkan oleh saudaranya.

Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Mali tumbuh secara signifikan. Ia juga mencaplok 24 kota, termasuk Timbuktu.

Baca juga: Manusia Purba Sudah Menciptakan Pakaian Dalam sejak 40.000 Tahun Lalu

Kerajaan tersebut membentang sekitar 2.000 mil atau sekitar 3.218 kilometer dari Samudera Atlantik sampai ke Niger modern.

Wilayahnya kekuasannya mencakup daerah yang sekarang disebut Senegal, Mauritania, Mali, Burkina Faso, Niger, Gambia, Guinea-Bissau, Guinea, dan Pantai Gading.

Dengan luas daratan yang begitu besar, muncullah sumber daya yang luar biasa, seperti emas dan garam.

Selama masa pemerintahan Mansa Musa, Kerajaan Mali menyumbang hampir setengah dari emas di dunia, menurut British Museum.

Seluruh sumber daya yang ada di Kerajaan Mali tentunya merupakan milik Musa sebagai raja.

Baca juga: Peneliti Sebut Orang Mesir Kuno Juga Sering Alami Sakit Pinggang, Apa Penyebabnya?

“Sebagai penguasa, Mansa Musa memiliki akses yang hampir tak terbatas ke sumber kekayaan yang paling bernilai tinggi di dunia abad pertengahan," kata Kathleen Bickford Berzock, seorang ahli seni Afrika di Block Museum of Art di Northwestern University.

"Pusat-pusat perdagangan utama yang memperdagangkan emas dan barang-barang lainnya juga berada di wilayahnya dan ia mengumpulkan kekayaan dari perdagangan ini,” tambahnya.

Selama Musa memerintah, ia mengubah Kerajaan Mali menjadi pusat pembelajaran yang canggih di dunia Islam.

Ia juga membawa arsitek dari Timur Tengah dan seluruh Afrika untuk merancang bangunan baru untuk kotanya.

Di sisi lain, Musa mampu memperluas perdagangan sehingga Mali menjadi kerajaan terkaya di Afrika.

Baca juga: Arkeolog Akhirnya Tahu Menu Makanan Manusia Purba Denisovan, Ada Domba Biru dan Yak

Mansa Musa menjalankan ibadah haji

Meski Musa mampu mengantarkan Kerajaan Mali menuju masa kejayaan, ia pernah melakukan suatu hal yang sembrono saat menjalankan ibadah haji pada 1324.

Awalnya, ia berangkat menuju Tanah Suci melalui Mesir sambil membawa rombongan berjumlah puluhan ribu orang, dan puluhan unta dengan perbekalan 136 kilogram emas.

Namun, ia membelanjakan dan memberikan begitu banyak emas, sehingga nilai emas secara keseluruhan menurun di Mesir selama 12 tahun ke depan.

Hal tersebut dilakukan Musa ketika bertemu dengan Sultan Mesir dan kekhalifahannya.

Dilansir dari National Geographic, setelah ia selesai menunaikan ibadah haji, Musa mulai merevitalisasi kota-kota di kerajaannya.

Ia membangun masjid dan bangunan publik besar di kota-kota seperti Gao dan Timbuktu.

Timbuktu menjadi pusat universitas Islam utama selama abad ke-14 berkat perkembangan kerajaan di bawah kekuasaan Musa.

Tak hanya itu, Musa juga membawa arsitek dan cendekiawan dari seluruh dunia Islam ke dalam kerajaannya dan reputasi kerajaan Mali pun berkembang.

Baca juga: Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Mansa Musa meninggal

Musa meninggal pada tahun 1337 dan digantikan oleh putranya. Ia meninggalkan citra yang baik ketika wafat karena kerajaannya begitu makmur.

Cerita tentang kekayaan Musa yang luar biasa tidak hanya tersebar di Afrika, tetapi juga sampai ke Eropa.

Atlas Catalan yang dibuat pada 1375 oleh kartografer Spanyol, menunjukkan Afrika Barat didominasi oleh penggambaran Musa yang duduk di atas singgasana, memegang sebongkah emas di satu tangan, dan tongkat emas di tangan lainnya.

Setelah penerbitan atlas tersebut, Musa dikukuhkan dalam imajinasi global sebagai sosok yang memiliki kekayaan yang luar biasa.

Selain itu, sosok Musa juga dikenang karena keimanannya sebagai Muslim, pendidikan, dan kiprahnya dalam memajukan budaya di Mali.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi