Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saaih Halilintar Dikritik Usai Lepas Burung Lovebird di Pinggir Jalan, Ini Kata Pakar UGM

Baca di App
Lihat Foto
Instagram
Beredar video kreator konten Saaih Halilintar melepas burung lovebird di alam liar. Namun, tindakan ini justru menuai kritikan dari warganet.
|
Editor: Yefta Christopherus Asia Sanjaya

KOMPAS.com - Pengamat burung dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Rury Eprilurahman buka suara soal aksi kreator konten Saaih Halilintar melepaskan burung lovebird di alam liar.

Sebelumnya, beredar video anak keenam dari pasangan Halilintar Anofial Asmid dan Lenggogeni Faruk tersebut melepaskan burung lovebird yang dibelinya dari sebuah toko di pinggir jalan, sebagaimana diunggah akun Instagram @terang_media, Rabu (10/7/2024).

Menurut pengamat dengan spesialisasi Sistematika Hewan dan Ornitologi ini, anggota keluarga Halilintar tersebut salah memilih jenis burung apabila ia ingin melepas-liarkannya di alam karena lovebird bukan satwa asli Indonesia.

“Sebaiknya lovebird tidak dilepas di alam liar karena bukan burung asli Indonesia. Setahu saya lovebird dari Afrika dan Madagaskar. Burung tersebut khusus diimpor dan diperjualbelikan untuk hewan peliharaan,” ujar Rury ketika dihubungi Kompas.com, kamis (11/7/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?

Apakah aman melepas lovebird di alam liar?

Rury menjelaskan, burung lovebird sebenarnya bisa dilepas di alam liar, namun tergantung pada lokasinya.

Bila burung tersebut dilepas di wilayah yang pasokan makanannya cukup, maka hewan ini mampu bertahan hidup.

“Tapi jika dilepas di perkotaan maka kemungkinan burung tersebut akan kembali ke lokasi pedagang burung, atau mencari burung-burung serupa yang dipelihara warga,” jelas Rury.

Ia menerangkan, kebanyakan burung lovebird memakan biji-bijian, namun terkadang juga buah dan makanan pendamping lain.

Burung paruh bengkok tersebut mempunyai sifat suka menggerogoti kayu untuk mengasah paruhnya supaya tidak overgrow atau tumbuh terlalu panjang.

Apabila burung lovebird mampu bertahan hidup setelah dilepasliarkan, hewan ini akan menjadi spesies asing invasif.

Baca juga: Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Perilaku khas burung lovebird

Rury menjelaskan, lovebird memiliki beberapa keunikan, salah satunya adalah burung ini memiliki perilaku sosial berpasangan.

Sebagai burung dengan habitat asli di Afrika dan Madagaskar, lovebird yang dipelihara sebaiknya diletakkan di kandang yang luas dan disediakan pasangan.

Lovebird juga merupakan burung yang aktif dan selalu menjelajahi kandang atau tempatnya dipelihara.

Burung tersebut akan selalu mencoba apapun untuk dipatuk dan dimainkan karena rasa penasaran.

“Suaranya yang cukup keras dan renyah juga terkadang diperlombakan dalam ajang peminat burung berkicau,” imbuh Rury.

Baca juga: Hanya Ada 7 Ekor di Bali, Burung Perkici Super Langka Berhasil Menetas di Inggris

Untuk makanan utama sehari-hari lovebird, burung ini dapat melahap biji-bijian seperti millet, biji bunga matahari, dan biji bijian lainnya.

Sementara itu, pakan untuk lovebird, lanjut Rury, biasanya tersedia di kios penjualan makanan burung.

Selain perilaku dan makanannya, sebagian orang suka memelihara lovebird karena burung ini dapat dinikmati warna dan suaranya.

Cara pemeliharaan lovebird tergolong mudah asalkan kandang selalu bersih dan tersedia pakan serta air bersih.

Pemilik lovebird sebaiknya juga menyediakan kayu atau mainan supaya burung ini bisa mengasah paruhnya supaya tetap dalam kondisi yang prima.

Itulah penjelasan dari pakar UGM mengapa burung lovebird sebaiknya tidak dilepas di alam liar.

Baca juga: Mengapa Burung Tidak Mempunyai Gigi? Berikut Penjelasannya Menurut Sains

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi