KOMPAS.com - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menetapkan kenaikan status Gunung Api Ijen dari Level 1 (Normal) menjadi Level II (Waspada) terhitung sejak Jumat (12/7/2024) pukul 12.00 WIB.
Kepala Badan Geologi, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Priatin Hadi Wijaya mengatakan, peningkatan status Gunung Api Ijen dilakukan karena gempa tremor meningkat fluktuatif dengan amplitudo 5-25 mm sejak Jumat (12/7/2024) pukul 21.10 WIB.
"Sekitar pukul 21.10 WIB rekaman gempa tremor dengan amplitude >46 mm (overscale)," kata Priatin, dilansir dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/7/2024).
Hal itu memicu potensi bahaya berupa gas-gas vulkanik konsentrasi tinggi di sekitar kawah yang berasal dari aktivitas solfatar di dinding kawah Ijen dan juga difusi gas-gas vulkanik dari dalam kawah ke permukaan.
Selain itu, bahaya erupsi freatik berupa semburan gas dari danau kawah juga bisa terjadi.
"Erupsi freatik bisa terjadi tanpa didahului oleh peningkatan aktivitas baik visual maupun kegempaan," terang Priatin.
Peningkatan status Gunung Api Ijen berdampak pada ditutupnya wisata Kawah Ijen di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Lantas, sampai kapan wisata Kawah Ijen ditutup?
Baca juga: Bagaimana Fenomena Api Biru di Kawah Ijen Muncul?
Wisata Kawah Ijen ditutup
Mengacu Surat bernomor SE.1289/K2/BIDTEK.1/KSA/7/2024, yang ditandatangani Kepala Balai BKSDA, Nur Patria Kurniawan, wisata Kawah Ijen ditutup terhitung sejak Sabtu, 13 Juli 2024.
Wisata Kawah Ijen ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Peningkatan aktivitas Gunung Api Ijen biasanya ditandai dengan perubahan warna air danau kawah dari hijau menjadi hijau keputih-putihan.
Namun, saat ini, secara visual warna air kawah masih normal, yaitu hijau toska. Dalam artian tidak terjadi perubahan warna air kawah.
Selain itu, pengamatan juga menunjukkan tidak adanya bualan gas di permukaan air. Adapun suhu air kawah masih normal yaitu 34 derajat Celsius.
Namun, dalam beberapa kasus, peningkatan status Gunung Api Ijen menyebabkan kejadian outburst gas, yaitu letusan atau semburan gas karbondioksida dari danau kawah Ijen.
Gas karbondioksida ini mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara sehingga karbondioksida yang keluar akibat letusan ini cenderung dapat mengalir menyusuri lembah seperti kejadian semburan gas di Kawah Ijen di Bulan Maret 2018.
Baca juga: Video Viral Turis Rusia Nyalakan Flare di Kawah Ijen, BKSDA: Blacklist
Imbauan Badan Geologi
Berdasarkan peningkatan aktivitas Gunung Api Ijen, Badan Geologi KESDM mengeluarkan imbauan sebagai berikut:
- Masyarakat di sekitar Gunung Ijen dan pengunjung, wisatawan, penambang agar tidak mendekati bibir kawah maupun turun dan mendekati dasar kawah Gunung Ijen serta tidak boleh menginap di Kawah Ijen dalam radius 1,5 kilometer.
- Masyarakat yang bertempat tinggal di sepanjang aliran Sungai Banyu Pait agar selalu waspada terhadap potensi ancaman aliran gas vulkanik yang berbahaya dan tetap memperhatikan perkembangan aktivitas Gunung Ijen.
- Jika tercium bau gas yang menyengat diimbau agar menggunakan masker penutup alat pernapasan. Untuk jangka pendek/darurat dapat menggunakan kain basah sebagai penutup alat pernapasan (hidung/mulut).
- Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten, dan BKSDA agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Ijen di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi-Badan Geologi
- Seluruh masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan aktivitas dan rekomendasi Gunung Ijen melalui:
- Aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Playstore
- Website https://magma.esdm.go.id, https://vsi.esdm.go.id
- Website Badan Geologi https://geologi.esdm.go.id
- Media sosial PVMBG (Facebook, Instagram dan Twitter pvmbg_).
Tingkat aktivitas Gunung Api Ijen akan dievaluasi kembali secara berkala. Begitu juga jika terjadi perubahan yang signifikan terkait tingkat aktivitas gunung api ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.