KOMPAS.com - Embun es kembali muncul di dataran tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah sejak Jumat (12/7/2024) lalu.
Kemunculan embun es atau embun upas itu akibat dari suhu udara dingin yang turun hingga di bawah 0 derajat celsius.
Diberitakan Kompas.com, Jumat, suhu udara di kawasan Dieng pada Jumat pagi tercatat 1,77 derajat celsius.
Lantas, sampai kapan fenomena embun es di Dieng akan berlangsung?
Baca juga: Viral, Video Embun Upas Muncul di Dieng, Jateng, Ini Kata BMKG
Waktu melihat embun es di Dieng
Tim Litbang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Nurdeka Hidayanto mengatakan, fenomena embun es di Dieng akan berlangsung sampai bulan September.
"Biasanya berlangsung selama musim kemarau, yaitu dari bulan Juni hingga September," ujar Nurdeka saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (15/7/2024).
Menurutnya, sejumlah titik di Dieng bisa membeku setiap hari ketika keadaan cuaca mendukung, seperti langit cerah disertai angin tenang.
Terlebih, pada malam atau dini hari, suhu udara di kawasan Dieng bisa semakin dingin hingga mencapai titik terendah sebelum matahari terbit.
Namun, untuk memprediksi lebih jauh soal waktu terjadinya embun es, diperlukan analisis mendalam terhadap pola iklim dan kondisi atmosfer di Dieng.
Baca juga: Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?
Penyebab embun es di Dieng
Nurdeka menerangkan, peristiwa embun es bisa terjadi karena suhu udara di kawasan Dieng mengalami penurunan drastis mencapai 0 derajat celsius pada malam dan dini hari.
Selain itu, langit cerah saat musim kemarau juga memengaruhi perubahan suhu di kawasan Dieng.
Minimnya tutupan awan ketika cuaca cerah bisa memicu hilangnya panas pada permukaan Bumi, sehingga suhu menjadi dingin (radiactive cooling).
"Tutupan awan yang sedikit menyebabkan radiasi gelombang panjang dari Bumi yang tinggi, sehingga permukaan kehilangan panas dan suhu jadi lebih dingin," papar Nurdeka.
Tak hanya itu, letak Dieng yang berada pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut juga menjadi penyebab munculnya "selimut es".
Apalagi, Dieng dikelilingi oleh pegunungan dengan hamparan tumbuhan dan lembah.
"Kondisi vegetasi berupa tanaman pendek dapat melepaskan panas dari permukaan bumi. Keahadiran lembah juga bisa mengumpulkan udara dingin," jelasnya.
Baca juga: Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?
Imbauan BMKG
Kendati demikian, penurunan suhu drastis di Dieng hingga berada di angka minus, dapat memicu munculnya hipotermia.
Oleh karena itu, Nurdeka mengimbau masyarakat untuk memakai pakaian tebal dan hangat, terutama di malam dan pagi hari.
Bagi masyarakat yang bertani, diharapkan agar melindungi tanaman dengan pelindung atau penutup plastik.
Masyarakat juga perlu memperhatikan ternaknya, karena rentan teradap suhu dingin. Apabila tidak diantisipasi, ternak berpotensi mengalami sakit.
Baca juga: Ramai soal Dieng Membeku Saat Jateng Alami Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.