Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Keluhkah Suhu Dingin Saat Kemarau, Benarkah Dampak "Winter" di Australia?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock.com
Ilustrasi suhu dingin pada pagi dan malam hari selama Juli 2024. Apa penyebab suhu dingin dan sampai kapan?
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Belakangan, suhu dingin banyak dikeluhkan warganet di berbagai daerah di Pulau Jawa ketika malam hingga pagi hari.

Pasalnya, suhu dingin ini terjadi saat Indonesia telah memasuki musim kemarau 2024.

Salah seorang warganet di media sosial TikTok mengatakan, suhu dingin di Indonesia akibat pengaruh musim dingin di Australia.

"Bener banget, saat ini sedang bertiup angin monsun timur dari Australia yang bersifat dingin dan kering, hal ini dikarenakan memang Australia sedang mengalami musim dingin. Ditambah juga adanya fenomena La Nina yang berasal dari pesisir Amerika Selatan menambah sejuk," tulis akun @septXXX, Minggu (14/7/2024).

Lantas, benarkah suhu dingin di Indonesia akibat pengaruh musim dingin di Australia?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hujan Lebat Masih Rawan Terjadi Saat Musim Kemarau 2024, Sampai Kapan?

Penjelasan BMKG

Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Ida pramuwardhani mengatakan, suhu udara dingin di beberapa daerah di Pulau Jawa dalam beberapa hari terakhir merupakan fenomena alami yang umum terjadi.

Menurutnya, fenomana suhu udara dingin tersebut sering terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni Juli-September 2024.

Suhu dingin juga bertepatan dengan posisi terjauh sudut datangnya sinar Matahari dari Indonesia, khususnya Indonesia bagian selatan.

Ida menjelaskan, wilayah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini berada pada musim kemarau.

Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia.

Baca juga: Suhu Udara Dingin di Dieng Hasilkan Embun Es, Sampai Kapan?

Pasalnya, pada Juli 2024, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

"Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsun Dingin Australia," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (16/7/2024).

"Monsun Dingin Australia ini bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang saat ini memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terasa juga lebih dingin," tambahnya.

Ia menyebutkan, bebebapa wilayah di Indonesia terasa lebih dingin, terutama di bagian selatan khatulistiwa, seperti di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Fenomena suhu dingin di sejumlah wilayah Indonesia ini kemungkinan masih bisa terjadi hingga September 2024.

Baca juga: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang di Awal Kemarau 2024, Mana Saja?

Fenomena yang biasa terjadi setiap tahun

Tak hanya itu, suhu udara dingin di Indonesia juga dipicu oleh langit yang cenderung bersih dari awan atau clear sky.

"Clear sky menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar, sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin, terutama pada malam hingga pagi hari," jelasnya.

"Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin, terutama pada malam hari. Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun," tambahnya.

Ida menuturkan, kondisi tersebut juga mengakibatkan beberapa tempat seperti di Dieng, dataran tinggi, dan wilayah pegunungan lainnya berpotensi muncul embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.

Baca juga: BMKG: Hujan di Musim Kemarau Bukan Anomali

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi