KOMPAS.com - Kopi telah lama menjadi minuman yang tidak hanya membangkitkan semangat, tetapi juga sering dikaitkan dengan kemampuannya untuk meredakan stres.
Di sisi lain, beberapa studi menyebutkan bahwa kopi berpeluang memberikan efek samping berupa kecemasan dan suasana hati yang buruk.
Namun, reaksi orang terhadap kafein memang bisa berbeda-beda, dikutip dari Verywell Mind.
Meski demikian, para ahli meyakini bahwa terlalu banyak minum kopi bisa menimbulkan bahaya yang jauh lebih besar dibandingkan manfaatnya.
Lantas, apakah minum kopi bisa meredakan stres atau sebaliknya?
Baca juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Beralih dari Minum Kopi ke Teh Setiap Hari?
Kopi meredakan stres atau sebaliknya?
Kafein dan stres dapat meningkatkan kadar kortisol atau hormon stres tubuh.
Kopi yang diminum dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan efek samping yang terkait dengan peningkatan kadar kortisol jangka panjang, seperti stres kronis.
Meski demikian, kopi yang dikonsumsi dalam jumlah kecil hingga sedang dapat meningkatkan suasana hati dan memberi energi pada seseorang.
Oleh karena itu, seseorang yang mengonsumsi kafein dalam kadar tinggi mungkin akan merasakan suasana hati yang naik-turun, stres, dan cenderung emosional.
Penelitian yang diterbitkan dari Harvard Medical School menemukan, dua hingga tiga cangkir kopi setiap hari dapat mengurangi risiko bunuh diri hingga 45 persen.
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini 5 Efek Samping Minum Kopi Tanpa Gula Setiap Hari
Dikutip dari Vogue India, kopi adalah zat psikoaktif yang dapat merangsang sistem saraf pusat dan memiliki efek pada hormon di otak, serta kelenjar adrenal.
Zat tersebut merangsang pelepasan dopamin, yang merupakan neurotransmitter berbasis kesenangan.
Zat ini bekerja dengan cara yang mirip dengan amfetamin, yakni dapat membuat seseorang merasa senang setelah meminumnya, tetapi bisa juga membuat seseorang merasa sedih setelah efeknya berkurang.
Pada saat yang sama, kopi juga melepaskan adrenalin dan hormon lain yang aktif saat stres.
Kopi juga memicu sistem saraf simpatik yang merupakan naluri tubuh untuk "melawan atau lari". Hal ini mempersiapkan pikiran untuk waspada dan fokus pada tugas yang sedang dihadapi.
Baca juga: Apa Efek Minum Kopi bagi Penderita Diabetes? Ketahui Plus Minusnya
Penyebab suasana hati buruk setelah minum kopi
Biasanya, kopi akan terasa nikmat dalam jangka pendek, tetapi dapat menjadi masalah jika diminum terlalu banyak.
Sebab, kopi menghambat penyerapan adenosin (hormon yang menenangkan tubuh), sehingga membuat seseorang waspada dan merasa terjaga.
Kopi juga dapat meningkatkan produksi kortisol, hormon stres, yang dapat mempersiapkan tubuh untuk tugas yang sedang dihadapi.
Akan tetapi, kombinasi dari banyaknya adrenalin, kortisol, dopamin, ditambah dengan kurangnya adenosin, dapat bermanifestasi dalam perasaan lelah, tidak dapat tidur, dan suasana hati yang buruk setelah efek kopi hilang.
Bagi mereka yang berjuang melawan kecemasan, efek gelisah dari kopi dapat menyerupai kejadian yang menakutkan dan memperburuk perasaan tersebut.
Sementara itu, kafein memiliki efek samping alami berupa peningkatan detak jantung dan nafas yang lebih tinggi. Efek ini menyerupai gejala kecemasan.
Untuk menghindari efek samping dari kafein, para ahli merekomendasikan minum dua cangkir kopi sehari yang diminum pada paruh pertama hari atau sebelum pukul 2 siang.
Baca juga: Sepanjang Hari Hanya Minum Kopi dan Teh, Apa Efeknya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.