KOMPAS.com - Sebagian orang mengira munculnya rasa sakit atau nyeri di dada, terutama dada bagian kiri, merupakan gejala serangan jantung.
Serangan jantung merupakan kondisi serius ketika aliran darah yang mengarah ke jantung terhambat. Kondisi ini dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
Meski begitu, timbulnya nyeri dada tidak selalu berkaitan dengan serangan jantung. Bisa jadi kondisi ini disebabkan oleh kostokondritis.
Lantas, apa itu penyakit kostokondritis?
Baca juga: 6 Tanda Jantung Tidak Sehat yang Harus Diwaspadai, Ada Sakit Dada dan Kelelahan
Apa itu penyakit kostokondritis?
Dokter spesialis jantung Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Habibie Arifianto menjelaskan, kostokondritis berasal dari kata “costae” dan “chondritis”.
"Costae" memiliki arti tulang iga, sementara "chondritis" adalah peradangan tulang rawan.
“Sehingga kostokondritis berarti peradangan pada tulang rawan di area iga,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (22/7/2024).
Ia menjelaskan, penyebab paling umum kostokondritis adalah trauma dan kram otot bagian dada.
Kostokondritis tidak memiliki faktor risiko khusus karena kondisi ini merupakan gangguan muskuloskeletal atau otot dan tulang.
Gangguan pada otot tersebut merupakan akibat dari overused atau tekanan secara berulang pada toto, tulang, ligamen, atau tendon dan overtraining atau latihan secara berlebihan.
Meski begitu, Habibie menegaskan, munculnya nyeri di dada tidak hanya disebabkan oleh serangan jantung atau kostokondritis, tapi juga kram otot yang tidak melibatkan tulang iga dan tulang rawan.
Baca juga: Dada Sakit Tiba-tiba seperti Tertusuk dan Makin Sakit Saat Tarik Napas, Apa Penyebabnya?
Perbedaan serangan jantung dan kostokondritis
Serangan jantung dan kostokondritis memiliki gejala yang seringkali dianggap sama, yaitu munculnya rasa nyeri di dada.
Namun, Habibie menerangkan, nyeri dada yang disebabkan oleh serangan jantung dan kostokondritis tidak sama.
Nyeri karena kostokondritis yang termasuk gangguan muskuloskeletal biasanya dirasakan terus-menerus dan tidak dipicu oleh aktivitas atau stres.
Ciri kostokondritis lainnya adalah rasa nyeri yang tidak berkurang walau seseorang sudah beristirahat.
Baca juga: Mengapa Kucing Suka Meringkuk di Dada Kita?
“Biasanya apabila mengenai tulang atau otot yang digunakan untuk proses pernafasan, nyeri akan berubah intensitasnya saat kita menarik napas atau batuk dan berkurang dengan membuang napas,” tutur Habibie.
“Intensitas nyeri akan bertambah kalau kita pijat atau tekan karena ada proses peradangan di situ,” tambahnya.
Sementara itu, nyeri dada yang muncul ketika serangan jantung terjadi akan bertambah bila beraktivitas atau stres.
Nyeri dada saat serangan jantung akan berkurang ketika beristirahat atau pemberian obat di bawah lidah.
Intensitas nyeri juga tidak berkurang walau dada dipijat, menarik napas, maupun membuang napas.
Baca juga: 5 Penyebab Munculnya Rasa Sakit di Dada, Apa Saja?
Apakah kostokondritis itu berbahaya?
Habibie menuturkan, kostokondritis tidak berbahaya apabila sifatnya akut atau baru saja dirasakan, bukan yang sifatnya lama atau kronis.
Gangguan tersebut juga tidak berbahaya bila nyeri dada tidak mengganggu proses napas.
Tetapi, jika nyeri dada akibat kostokondritis mengganggu proses bernapas maka harus segera dilakukan tindakan oleh dokter.
Cara mengobati kostokondritis adalah pasien diberikan anti-radang atau anti-nyeri.
“Namun, harus sesuai indikasi setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter,” kata Habibie.
Meski nyeri dada akibat serangan jantung dan kostokondritis berbeda, orang yang mengalami salah satu dari kondisi ini sebaiknya tidak melakukan self diagnosis atau mendiagnosis diri sendiri.
Segera periksakan diri ke dokter supaya penyebab pasti kostokondritis atau serangan jantung dapat diketahui dan pasien mendapat perawatan yang tepat.
Itulah pengertian dan penyebab kostokondritis serta perbedaannya dengan serangan jantung.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.