Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Siklus Menstruasi yang Sehat? Ini Penjelasan Dokter Boyke

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi siklus menstruasi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan yang menyebut siklus menstruasi yang sehat mempunyai waktu jeda 21-35 hari, viral di media sosial.

Unggahan tersebut dimuat oleh akun X (sebelumnya Twitter) @convomf pada Senin (22/7/2024).

Dalam foto di unggahan disebutkan, siklus menstruasi yang sehat atau normal yakni antara 21 hari sampai 35 hari (3-5 minggu). Sehingga, disebutkan bahwa seorang wanita dapat mengalami menstruasi sebanyak dua kali dalam sebulan.

Namun, jika seorang wanita menstruasi kurang atau lebih dari hari yang sudah disebutkan, maka perlu waspada.

Meski demikian, pengunggah tidak mengungkapkan faktor atau kondisi tubuh yang menyebabkan seorang wanita bisa menstruasi kurang atau lebih dari 21-35 hari.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“(cewek only) guys sender baru tau siklus haid yg sehat ternyata begini. Mungkin kalian jg ada yg blm tau, so sender mau berbagi ilmu,” bunyi keterangan dalam unggahan.

Hingga Selasa (23/7/2024), unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 28.100 kali dan disukai 758 kali.

Lantas, benarkah siklus menstruasi sehat memiliki jeda waktu 21-35 hari?

Baca juga: Ramai soal Menstruasi Disebut Bisa Menyebabkan Sariawan, Ini Penjelasan Dokter

Penjelasan Dokter Boyke

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) sekaligus seksolog, Boyke Dian Nugraha membenarkan bahwa siklus menstruasi yang sehat mempunyai jeda antara 21-35 hari.

Apabila lebih cepat atau lama dari yang disebutkan, maka seorang wanita mempunyai siklus menstruasi tidak sehat.

Menurutnya, siklus menstruasi yang sehat adalah salah satu ciri bahwa seorang wanita memiliki tubuh sehat.

“Salah satu ciri wanita yang sehat. Kalau pria itu ereksi, salah satu ciri sehat setiap pagi ereksi. Kalau wanita itu cirinya menstruasinya teratur, salah satunya,” ujar Boyke saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/7/2024).

Sementara bagi wanita yang memiliki siklus menstruasi atau haid yang tidak sehat, disebut dengan siklus anovulasi.

Siklus anovulasi ini ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak mengeluarkan telur (ovum) atau tidak berovulasi.

“Siklus seperti itu biasanya sulit untuk hamil, makanya kenapa orang kalau mau hamil, dibenerin dulu siklus haidnya,” tutur Boyke.

Baca juga: Nyeri Menstruasi Terasa seperti Serangan Jantung, Ahli: Jauh Lebih Menyakitkan

Lihat Foto
Ilustrasi menstruasi.
Penyebab siklus menstruasi tidak sehat

Boyke menyampaikan, penyebab siklus menstruasi tidak normal sangat berkaitan dengan hormon estrogen dan progesteron.

Bagi wanita yang siklus menstruasinya tidak sehat, terjadi ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh. Salah satu penyebabnya yakni stres.

“Penyebab paling sering adalah stres, ini sering ditemukan pada pasutri,” ungkap dia.

Kemudian penyebab lainnya yakni infeksi di sekitar organ reproduksi, salah satunya yaitu keputihan yang tidak segera diobati.

Pada awalnya, keputihan hanya menyerang organ reproduksi bagian luar. Namun seiring berjalannya waktu, keputihan ini akan menjalar ke organ reproduksi bagian dalam, termasuk indung telur.

“Indung telur itu kan produksi daripada hormon estrogen dan progesterone, nah kalau terganggu, akibatnya mensnya jadi tidak teratur dan siklusnya anovulasi,” ujar Boyke.

Selain itu, sejumlah penyakit yang menyerang organ reproduksi seperti kista dan miom diketahui juga dapat menyebabkan siklus menstruasi tidak sehat.

Kemudian, kegemukan juga bisa menyebabkan gangguan hormon estrogen. Pada orang yang gemuk, lemak di tubuhnya akan diubah menjadi estrogen.

“Dan sekarang juga banyak ditemukan pada wanita-wanita yang merokok, wanita perokok ternyata kita lihat terjadi peradangan pada pembuluh-pembuluh darah di sekitar ovarium sebagai penghasil hormon estrogen dan progesteron,” kata Boyke.

Baca juga: Benarkah Menstruasi Akan Makin Deras jika Pernah Berhubungan Seksual? Ini Kata Dokter Boyke

Makanan bisa ganggu siklus menstruasi

Lebih lanjut, Boyke mengungkapkan bahwa makanan berminyak, asin, dan manis juga dapat memicu gangguan menstruasi.

Makanan berminyak atau gorengan diketahui mengakibatkan kadar kolesterol jahat meningkat, sehingga akan menumpuk di pembuluh darah.

Sementara makanan asin mengandung garam yang tinggi yang bisa memicu keseimbangan cairan tubuh jadi tidak normal. Hal ini nantinya akan mengecilkan diameter pembuluh darah.

Sedangkan makanan manis, kandungan gulanya dapat memicu lonjakan gula darah. Pada gilirannya, kadar gula darah tinggi ini akan merusak pembuluh darah menjadi kaku.

“Hal tersebut menyebabkan nutrisi dan oksigen ke ovariumnya menjadi kurang. Pembuluh darah di ovarium itu kan kecil-kecil,” jelas Boyke.

Oleh karena itu, Boyke mengimbau para wanita untuk menjalani pola hidup dan pola makan yang sehat.

Pola hidup yang sehat yakni berolahraga secara teratur, mempunyai tidur berkualitas, dan mengontrol stres dengan baik.

“Hindari gorengan, makanan bergaram tinggi, makanan tinggi gula,” pungkasnya.

Baca juga: Perempuan Disebut Sering Sakit karena Siklus Menstruasi, Benarkah? Ini Kata Dokter Boyke

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi