KOMPAS.com - Saksi kunci kasus "Vina Cirebon", Dede Riswanto, menceritakan kronologi ketika ia diminta untuk memberikan kesaksian palsu.
Hal tersebut Dede sampaikan di konferensi pers bersama Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pada Senin (22/7/2024).
Saat itu, Dede mengaku diminta untuk berpura-pura melihat aksi pengeroyokan yang menewaskan Vina dan Eky.
Adapun peristiwa pengeroyokan terhadap Vina dan Eky tersebut terjadi pada tanggal 27 Agustus 2016 malam.
Dede juga mengaku bahwa ia tidak mengenal para terpidana yang disebut melakukan aksi pengeroyokan itu.
“Tidak kenal sama sekali, muka pun tidak kenal, nama tidak kenal. Sama sekali tidak (kenal),” ucap Dede, dikutip dari KompasTV, Senin (22/7/2024).
Baca juga: Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Dede Akui Buat Kesaksian Palsu, Iptu Rudiana Layangkan Somasi
Kronologi Dede diminta beri kesaksian palsu
Dede mengaku, pada tanggal kejadian, ia bekerja di tempat pencucian mobil. Ia juga mengenal Aep di tempat kerjanya tersebut.
Kemudian, Aep mengajak Dede untuk ke kantor polisi pada tanggal 2 September 2016 sekitar pukul 19.00 WIB.
"Saya antarlah, saya mikirnya Aep orang rantauan, Pak, karena tidak tahu daerah situ, saya antar ke polres," kata Dede.
Saat diajak ke kantor polisi oleh Aep, Dede mengaku tidak tahu tujuannya apa. Saat itu, Dede hanya ingin menemani Aep.
Ia mengaku baru tahu akan memberikan keterangan saksi mengenai kasus pengeroyokan Vina dan Eky saat di kantor polisi.
“Saya tanya Aep, 'Mau ngapain ke sini?', kata Aep, 'Buat keterangan saksi anaknya Pak Rudiana yang meninggal'," ungkap Dede menirukan percakapan dengan Aep.
Saat di sana, Aep mengenalkan Iptu Rudiana (ayah Eky) kepada Dede. Dede pun menanyakan kepada Rudiana mengenai tujuannya ke sana. Rudiana pun menjawab ingin membuat keterangan saksi.
Baca juga: Sosok Aep, Saksi Kunci Pembunuhan Vina Cirebon yang Dilaporkan ke Bareskrim
Dede mengaku bahwa dirinya baru mengenal Rudiana dan bertemu pertama kali dengannya saat di kantor polisi.
"Nah, di situlah diceritakan saya nongkrong di warung, kalau ke warung benar, Pak, hanya membeli rokok,” ujar Dede.
“Cuma soal ada segerombolan anak nongkrong pelemparan batu, bambu, pengejaran, segerombolan motor ada di situ sebenarnya enggak ada, Pak, tidak diceritakan. Sebelum masuk BAP, sudah diceritakan," sambungnya.
Saat itu, Dede mengaku bahwa ia tidak mengetahui peristiwa pengeroyokan Vina dan Eky tersebut.
Namun, pada akhirnya Aep dan Rudiana pun menceritakan kejadiannya yang digunakan untuk memberikan keterangan palsu di BAP.
“Aep ngasih tahu, ‘Bilang aja ada segerombolan orang di sana’. Pak Rudiana ngasih tahu motor dan nama (pelaku pengeroyokan),” tutur Dede.
Saat itu, Dede kembali menekankan bahwa ia sama sekali tidak mengenal para pelaku pengeroyokan itu.
Dede diarahkan untuk nantinya menceritakan keterangan palsu sesuai dengan BAP yang dibuat oleh penyidik.
“BAP seperti biasa, ditanya, (menceritakan) seperti yang diarahkan (oleh Aep dan Rudiana),” jelas dia.
Baca juga: Perjalanan Kasus Pegi Setiawan, dari Dituduh Bunuh Vina Cirebon sampai Dinyatakan Bebas
Mengaku dalam kondisi ketakutan
Dede mengaku saat itu dalam kondisi takut di dalam kantor polisi bersama Aep dan Rudiana. Dia menyebutkan tidak ada upaya untuk melawan.
"Sebenarnya mah hati saya sebenarnya enggak mau, Pak, kan saya sudah bilang, 'Pak saya tidak tahu kejadian itu sama sekali dengan Aep, dengan Pak Rudiana'," terang Dede.
"Nah, pada saat itu kan saya rakyat kecil, Pak, saya enggak ngerti hukum. Sekolah pun saya hanya SMP, saya merasa takut ketika sudah di dalam, Pak, saya bisa apa di situ, Pak?" imbuhnya.
Meski demikian, Dede mengaku tidak diberi iming-iming sama sekali untuk memberikan kesaksian palsu itu.
Namun, Dede menekankan bahwa ia tidak akan datang ke kantor polisi kalau sebelumnya Aep sudah memberitahu tujuan akan memberikan kesaksian palsu itu.
“Karena tidak tahu bahwa mau ke situ kan diberi buat kesaksian anaknya Pak Rudiana. Mungkin kalau saya tahu, Aep ngasih tahu sebelum masuk polres, saya enggak mau, Pak,” kata dia.
Dede mengaku tidak dipukuli saat di kantor polisi. Namun, ia merasa takut kepada Rudiana yang merupakan seorang polisi.
Baca juga: Sosok Dede Riswanto, Saksi Kunci Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang