Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Filipina Perintahkan Penutupan Total Judi "Online" di Negaranya

Baca di App
Komentar Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/MARKO ALIAKSANDR
Ilustrasi judi online, judi slot. Kecanduan judi adalah gangguan kejiwaan yang disebut sebagai pathological gambling atau judi patologis. Ini tergolong bentuk adiksi perilaku.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, memerintahkan penutupan semua lokasi judi online yang dijalankan oleh bandar di China.

Hal tersebut diungkapkannya dalam pidato kenegaraan pada Senin (22/7/2024).

Dilansir dari ABC News, Senin (22/7/2024), Marcos meminta pejabat ketenagakerjaan untuk mencari pekerjaan alternatif bagi pekerja Filipina yang akan kehilangan pekerjaan imbas penutupan judi online ini.

Diduga, ada lebih dari 400 organisasi judi online di seluruh Filipina yang mempekerjakan puluhan ribu warga China dan Asia Tenggara.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pegawai KPK Main Judi Online, Nilai Transaksi Mencapai Rp 111 Juta


Ribuan warga China dan Asia Tenggara yang bekerja di perusahaan judi online diduga direkrut secara ilegal dan dipaksa bekerja dalam kondisi yang memprihatinkan.

“Terhitung mulai hari ini, semua POGO dilarang," ungkap Marcos yang disambut oleh tepuk tangan anggota parlemen, dikutip dari CNN, Selasa (23/7/2024).

Sebagai informasi, Operator Permainan Lepas Pantai Filipina (POGO) menawarkan layanan judi online ke luar negeri, baik yang berlisensi dan resmi maupun ilegal.

Marcos juga menuduh bahwa operator judi tersebut telah melakukan berbagai kejahatan, termasuk penipuan keuangan, perdagangan manusia, penyiksaan, penculikan, dan pembunuhan.

Baca juga: Kominfo Putus Internet dari Kamboja-Filipina, Efektif Berantas Judi Online?

Filipina dalam pusaran judi online

Sektor POGO muncul di Filipina pada 2016 di bawah kepemimpinan presiden ke-9 Filipina, Rodrigo Duterte.

Menurut data dari regulator judi Filipina, diperkirakan ada lebih dari 40 POGO dan puluhan pusat judi ilegal di Filipina.

Usai dibuka, Filipina telah menjadi pusat judi online dan melayani puluhan ribu pemain yang berbasis di China.

Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara di Asia Tenggara mengalami lonjakan sindikat penipuan judi online yang meraup untung besar dari para korban di seluruh dunia, termasuk di China dan Amerika Serikat.

Selama pandemi virus Covid-19, banyak kasino ilegal beralih ke penipuan ketika pengunjung sepi karena perbatasan ditutup.

Baca juga: Tak Kunjung Hilang, Benarkah Pemberantasan Judi Online di Indonesia Sulit Dilakukan?

Banyak pelaku usaha judi online yang bekerja untuk sindikat penipuan ini sebelumnya merupakan korban perdagangan manusia.

Beberapa POGO bermarkas di pusat perbelanjaan terbengkalai, sementara yang lain ditemukan di lahan parkir yang dialihfungsikan atau kantor sewaan murah yang semakin diawasi ketat oleh pihak berwenang di Manila.

Tak sedikit juga pihak POGO yang mengaku bahwa judi online hanya kedok untuk pusat penipuan dan tindak kejahatan lainnya.

Duta Besar Filipina untuk China, Jaime FlorCruz, mengungkapkan, sebagian besar pelaku POGO berasal dari China. Namun, banyak juga korbannya yang bukan berkebangsaan China.

Baca juga: Kades di Brebes Gunakan Dana Desa untuk Judi Online Hampir Rp 1 Miliar

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi