KOMPAS.com - Multivitamin adalah sekumpulan vitamin yang dapat dikonsumsi seseorang untuk mencukupi asupan harian nutrisinya.
Adapun multivitamin berbentuk suplemen kesehatan berupa pil, tablet, atau kapsul.
Meski mengandung vitamin dan mineral, terdapat sejumlah kelompok orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi multivitamin.
Hal ini lantaran minum multivitamin rutin bisa memicu efek samping atau memperparah kondisi tubuh tertentu.
Lantas, siapa saja kelompok orang yang sebaiknya tidak konsumsi multivitamin?
Baca juga: Kelompok Orang yang Sebaiknya Minum Vitamin B Kompleks, Siapa Saja?
Kelompok orang yang sebaiknya tidak minum multivitamin
Berikut kelompok orang yang sebaiknya tidak mengonsumsi multivitamin:
1. Orang yang rutin konsumsi obat-obatan tertentuDikutip dari National Geographic, seseorang yang tengah rutin mengonsumsi obat-obatan tertentu untuk mengobati atau mengatasi gangguan kesehatannya, sebaiknya tidak minum multivitamin secara sembarangan.
Adapun obat-obatan tersebut seperti pengencer darah, diuretik, ataupun antibiotik.
Dokter Rand McClain menjelaskan, multivitamin mungkin mengandung bahan-bahan yang dapat berinteraksi dengan obat-obatan itu. Sehingga nantinya kemampuan obat-obat yang sedang dikonsumsi akan menurun, bahkan timbul efek samping serius.
Vitamin K misalnya, dapat mengganggu efektivitas obat pengencer darah warfarin (seperti Comuadin) dan meningkatkan risiko penggumpalan darah.
“Coumadin diresepkan untuk mencegah pembentukan bekuan darah dan stroke, dan mengonsumsi vitamin K dapat melawan efek Coumadin sehingga berpotensi membahayakan pasien yang mengonsumsi Coumadin,” kata McClain.
2. Penderita penyakit ginjal dan hatiBagi mereka yang mempunyai penyakit atau gangguan pada organ ginjal dan hati, sebaiknya tidak konsumsi multivitamin.
Sebab, multivitamin sering kali mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah lebih tinggi daripada asupan harian yang direkomendasikan. Hal ini akan membuat vitamin dan mineral menumpuk di dalam tubuh dan semakin merusak organ.
Selain itu, mengonsumsi multivitamin juga mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi di dalam tubuh.
Baca juga: Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?
3. Perokok
Dilansir dari ClevelandClinic, multivitamin yang mengandung banyak beta-karoten dan vitamin A dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru.
Di sisi lain, merokok sendiri dapat memicu terjadinya berbagai macam kanker karena kandungan karsinogennya.
4. Orang dengan risiko tinggi penyakit jantungSebuah studi menemukan bahwa konsumsi multivitamin yang mengandung kalsium dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Oleh karena itu, banyak dokter yang menganjurkan orang dengan risiko tinggi penyakit jantung untuk mendapatkan kalsium tidak melalui multivitamin atau suplemen, namun makanan.
Adapun orang yang memiliki risiko tinggi penyakit jantung yakni penderita obesitas, hipertensi, diabetes, dan sindrom metabolik.
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu Vitamin U, Apa Manfaatnya bagi Tubuh?
5. Wanita lanjut usiaBagi wanita yang sudah memasuki usia lanjut atau lansia, sebaiknya hindari untuk mengonsumsi multivitamin.
Pasalnya, konsumsi multivitamin, vitamin B9, zat besi, dan tembaga berkaitan dengan peningkatan risiko kematian pada wanita lansia.
Jadi sebaiknya wanita lansia meminum suplemen tertentu secara spesifik, seperti kalsium dan vitamin D, sesuai rekomendasi dokter.
6. Ibu hamilSeorang ibu yang hamil, terutama yang sudah menjelang melahirkan, sebaiknya tidak konsumsi multivitamin.
Hal tersebut dikarenakan konsumsi multivitamin secara berlebihan, terutama vitamin A, dapat meningkatkan risiko cacat lahir.
Oleh karena itu, sebaiknya seorang wanita mengonsumsi suplemen khusus, seperti vitamin B9 untuk mendukung kesehatan kandungan.
Baca juga: Tak Banyak yang Tahu Vitamin F, Berikut Beragam Manfaatnya
Lihat Foto
Ilustrasi multivitamin.
Mengenal multivitamin
Multivitamin adalah sejenis suplemen kesehatan yang mengandung kombinasi berbagai vitamin dan mineral.
Terdapat berbagai jenis multivitamin yang dijual bebas secara online atau toko offline.
Umumnya, multivitamin mengandung vitamin B12, vitamin B9, vitamin D, zinc, zat besi, dan kalsium.
Jika seseorang ingin mengonsumsi multivitamin, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter agar bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh tiap individu.
Para ahli beranggapan bahwa multivitamin bukanlah pengganti makanan alami untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian. Multivitamin tidak lebih dari sekadar “tongkat penyangga yang mahal”.
Dokter spesialis penyakit dalam, Raul Seballos, menekankan pentingnya memberi tahu dokter mengenai semua vitamin dan suplemen yang dikonsumsi.
Baca juga: Ada Vitamin B12, Mengapa Tidak Ada B4, B8, B10, dan B11?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.