KOMPAS.com - Pelangi adalah fenomena meteorologi berupa lengkung warna-warni yang dihasilkan oleh tetesan air ringan, dan umumnya bisa dilihat setelah terjadinya hujan.
Pelangi terbentuk ketika cahaya matahari dihamburkan oleh tetesan air melalui proses yang disebut refraction (pembiasan).
Dilansir dari laman Royal Meteorological Society, pembiasan terjadi ketika cahaya matahari berubah arah saat melewati medium yang lebih padat dari udara, seperti tetesan air hujan atau kabut.
Baca juga: Proses Terbentuknya Pelangi, Fenomena Lengkung Warna-warni Setelah Hujan
Begitu cahaya yang dibiaskan memasuki tetesan air hujan, cahaya tersebut dipantulkan dari belakang dan kemudian dibiaskan kembali saat keluar hingga sampai ke mata Anda.
Sinar matahari terbuat dari berbagai panjang gelombang (atau warna) yang bergerak dengan kecepatan berbeda ketika melewati suatu medium.
Hal ini menyebabkan cahaya putih terpecah menjadi warna yang berbeda-beda. Panjang gelombang yang lebih panjang tampak berwarna merah dan panjang gelombang yang lebih pendek tampak berwarna biru atau ungu.
Baca juga: Alasan Mengapa Pelangi Bisa Berwarna-warni, Begini Penjelasannya
Pelangi disebut memiliki tujuh warna, yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Meski banyak ilmuwan berpendapat bahwa "nila" terlalu mirip dengan biru untuk dapat dibedakan.
Namun faktanya, pengamatan lebih dekat terhadap pelangi menunjukkan bahwa ada lebih dari tujuh warna individual.
Pelangi memiliki lebih dari tujuh warna
Warna-warna yang Anda lihat saat pelangi muncul adalah hasil dari pemisahan cahaya menjadi berbagai panjang gelombang individualnya.
Hal ini memberi spektrum warna yang berkisar dari panjang gelombang biru dan ungu yang lebih pendek hingga panjang gelombang merah yang lebih panjang.
Dikutip dari laman National Geographic, spektrum warna tersebut dipisahkan berdasarkan gelombang warna, sehingga menghasilkan warna-warna pelangi seperti yang Anda lihat.
Baca juga: Mengenal Mitos-mitos tentang Pelangi di Berbagai Budaya Dunia
Merah memiliki panjang gelombang terpanjang, biasanya muncul di bagian luar lengkungan pelangi, dan ungu memiliki panjang gelombang terpendek biasanya muncul di lengkungan bagian dalam pelangi.
Meski secara umum, pelangi dianggap memiliki tujuh warna, pengamatan lebih dekat terhadap pelangi menunjukkan bahwa ada lebih dari tujuh warna individual.
Pada bagian tepi, warna pelangi sebenarnya tumpang tindih, sehingga menghasilkan kilau cahaya "putih", membuat bagian dalam pelangi lebih terang dibandingkan bagian luarnya.
Cahaya tampak (warna yang Anda lihat) hanyalah sebagian dari pelangi. Para ilmuwan menggunakan instrumen spektrometer untuk mempelajari bagian-bagian pelangi yang tidak terlihat.
Baca juga: Mengenal 7 Variasi Fenomena Pelangi Berdasarkan Proses Terbentuknya
Radiasi inframerah berada di luar cahaya merah tampak, sedangkan ultraviolet berada di luar cahaya ungu yang tampak. Keduanya tidak dapat dilihat oleh mata telanjang.
Ada juga gelombang radio (di luar inframerah), sinar-x (di luar ultraviolet), dan radiasi gamma (di luar sinar-x).
Pelangi bukanlah spektrum murni dan sebenarnya terdiri dari sejumlah warna spektral individu yang tumpang tindih dan bercampur.
Tujuh warna yang disebutkan sebelumnya adalah urutan warna yang paling mudah dikenali dalam pelangi.
Namun perlu diingat bahwa warna juga bermacam-macam, begitu banyak sehingga Anda tidak dapat membedakan semuanya dengan mata telanjang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.