KOMPAS.com - Sebuah unggahan di media sosial mengatakan, menekan bagian bawah hidung bisa menyadarkan kembali seseorang yang tengah terserang stroke.
Unggahan yang disertai video itu dimuat oleh akun X (sebelumnya Twitter) @Boediant*** pada Selasa (23/7/2024).
Dalam video di unggahan, tampak seorang wanita menekan bagian bawah hidung seorang pria yang diduga tidak sadarkan diri lantaran terserang stroke saat di dalam kereta.
Menurut pengunggah, dengan menekan bagian bawah hidung, penderita stroke akan segera sadar kembali.
“Buat tambahan pengetahuan, Semoga bermanfaat,” bunyi keterangan dalam unggahan.
Hingga Jumat (26/7/2024), unggahan tersebut sudah dilihat lebih dari 1,4 juta kali dan disukai 13.000 kali.
Selain itu, ratusan warganet beramai-ramai merepons unggahan tersebut di kolom komentar.
Kebanyakan dari mereka mempertanyakan penjelasan ilmiahnya, sementara yang lain membantahnya.
“Ada sumber ilmiahnya ga,” tulis seorang warganet.
“Tiati jgn sebarin hal2 yg blm pasti bener. Pernah dibantah loh ini,” tulis salah satu warganet.
“Disinformasi. Gak bener ini. Kalau memang curiga stroke (bicara pelo, kelemahan anggota gerak, nyeri kepala hebat) segera ke IGD,” tulis warganet lainnya.
Lantas, benarkah menekan bagian bawah hidung bisa menyadarkan orang yang terserang stroke?
Baca juga: Ramai soal Cara Meredakan Asam Lambung yang Naik dengan Teknik Pijatan, Ini Kata Dokter
Penjelasan dokter
Dokter spesialis saraf RS Royal Surabaya, Bambang Kusnardi membantah bahwa pertolongan untuk seseorang yang terserang stroke dengan cara menekan bagian bawah hidung.
“Tidak pernah saya jumpai hal seperti itu,” ujar Bambang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (25/7/2024).
Bambang menambahkan bahwa pertolongan tersebut tidak bermanfaat. Namun, menurutnya, pertolongan seperti itu juga tidak memperparah kondisi.
Bambang menyarankan, sebaiknya segera minta pertolongan orang lain dan membawa orang yang terkena stroke ke rumah sakit terdekat.
“(Penyebabnya) bisa pembuluh darah tersumbat atau pecah,” tutur Bambang.
Terpisah, dokter spesialis saraf Hemas Nura juga membantah bahwa pertolongan tersebut bisa dilakukan kepada orang yang terserang stroke.
“Penanganan pertama pada pasien stroke dengan cara memencet bawah hidung seperti pada video tersebut merupakan mitos. Cara tersebut tidaklah tepat,” ucap Nura pada Kompas.com, Kamis.
Ia menilai, sejauh ini belum ada penelitian yang memastikan bahwa pertolongan tersebut efektif untuk penderita stroke.
Di sisi lain, penundaan untuk membawa penderita ke rumah sakit (pre-hospital delay) justru akan berpengaruh terhadap keparahan stroke.
Menurutnya, tidak semua orang yang terserang stroke akan pingsan.
“Beberapa hal yang menyebabkan pasien tidak sadarkan diri bisa karena stroke infark (terdapat sumbatan di pembuluh darah yang luas) atau stroke perdarahan yang mengenai area otak yang berfungsi mengontrol sistem kesadaran,” papar Nura.
Baca juga: Ramai soal Kurang Minum Air Putih Bisa Sebabkan Stroke, Benarkah?
Gejala stroke
Lebih lanjut, Nura tidak bisa memastikan apakah orang di dalam video benar-benar terkena stroke atau bukan.
Namun begitu, terdapat beberapa gejala yang perlu diketahui orang awam jika orang terdekatnya terkena atau terserang stroke.
Gejala tersebut yakni:
- Senyum tidak simetris atau perot
- Gerakan separuh anggota tubuh melemah
- Bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat berbicara
- Kebas atau kesemutan separuh tubuh
- Rabun, pandangan mata kabur tiba-tiba
- Sakit kepala hebat yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.
Baca juga: Bagaimana Siklus Menstruasi yang Sehat? Ini Penjelasan Dokter Boyke
Pertolongan pertama orang pingsan
Terdapat sejumlah langkah untuk menolong seseorang yang tiba-tiba pingsan atau tidak sadarkan diri.
Langkah pertama, yakni dengan memastikan kondisi lingkungan sekitar dalam keadaan aman atau tidak dalam keadaan bahaya.
Kemudian, mengecek kesadarannya dengan cara memanggil nama disertai menepuk-nepuk badannya.
Jika masih tidak ada respons, bisa diberikan rangsangan nyeri dengan menekan kuku ibu jarinya.
Selain itu, juga perlu mengecek nadinya untuk memastikan tanda kehidupan. Setelah itu meminta pertolongan atau menelepon bantuan.
“Segera datang ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif,” kata Nura.
Baca juga: Jarang Diketahui, Ini Bahaya Olahraga Pakai Sepatu KW Menurut Dokter
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.