KOMPAS.com - Penghambat pompa proton atau proton pump inhibitors (PPI) adalah jenis obat untuk mengatasi gangguan gastrointestinal, seperti penyakit tukak lambung, esofagitis, dan lainnya.
Obat golongan PPI termasuk Omeprazole, Esomeprazole, Lansoprazole, dan Pantoprazole. Beberapa obat ini dijual bebas di apotek, dan beberapa lainnya memerlukan resep dokter.
Pedoman baru oleh American Gastroenterological Association menyoroti perlunya penggunaan PPI yang tepat. Mereka merekomendasikan agar PPI dikonsumsi dengan dosis terendah dan durasi terpendek untuk kondisi yang sedang diobati.
Namun, PPI sering kali digunakan secara berlebihan dan dikonsumsi lebih lama dari yang diperlukan.
Beberapa orang mengatakan, penggunaan obat PPI jangka panjang seperti Omeprazole, Lanzoprazole, dan lainnya bisa memicu batu empedu.
Lantas, benarkah konsumsi obat PPI jangka panjang bisa menyebabkan batu empedu?
Baca juga: Efek Samping Obat Asam Lambung Omeprazole, Ada Mual dan Masalah Ginjal
Konsumsi obat PPI menyebabkan batu empedu?
Guru Besar Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan, secara teori ada kemungkinan obat-obat yang bersifat menekan produksi asam lambung dapat menyebabkan batu empedu.
"Sebetulnya tidak hanya Omeprazole, karena obat golongan itu ada beberapa macam, yang juga berpotensi menyebabkan batu empedu," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (26/7/2024).
Zullies menjelaskan, jenis obat-obatan penekan asam lambung dapat mengurangi motilitas kandung empedu dan menyebabkan tertundanya pengosongan kandung empedu, yang pada gilirannya memfasilitasi perkembangan batu empedu.
Selain itu, penggunaan penekan asam dalam jangka panjang dapat meningkatkan proliferasi epitel duktal, pertumbuhan mikropapiler epitel bilier, pembentukan striktur saluran empedu fokal, dan obstruksi saluran empedu.
"Perubahan morfologi tersebut semakin memudahkan pembentukan batu empedu," tambah Zullies.
Selain itu, sebuah penelitian kecil dari tahun 2006 menunjukkan bahwa penghambat pompa proton (PPI), obat GERD yang umum, dapat mengurangi fungsi kandung empedu dan meningkatkan pembentukan batu empedu.
"Namun, penelitian epidemiologi yang mengevaluasi secara langsung efek obat penekan asam dan risiko kolelitiasis atau batu empedu masih sedikit," kata Zullies.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian tambahan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dan untuk mengetahui hubungan antara obat PPI dengan batu empedu.
Baca juga: Apa Efek Samping Obat Asam Lambung Golongan PPI seperti Lansoprazole dan Omeprazole?
Penyebab batu empedu
Zullies mengatakan, risiko batu empedu pada orang-orang yang mengonsumsi obat jenis PPI bisa juga disebabkan oleh faktor lain.
"Pada pengguna obat-obat penekan asam lambung, risiko terbentuknya batu empedu juga bisa disebabkan faktor lain secara bersamaan," ucap dia.
Dikutip dari National Health Service (NHS), batu empedu terbentuk karena ketidakseimbangan susunan kimiawi empedu di dalam kantong empedu.
Dalam kebanyakan kasus, kadar kolesterol dalam empedu menjadi terlalu tinggi dan kelebihan kolesterol membentuk batu.
Batu empedu sangat umum terjadi dan diperkirakan lebih dari 1 dari 10 orang dewasa di Inggris menderita batu empedu, meskipun hanya sebagian kecil orang yang mengalami gejala.
Seseorang lebih berisiko terkena batu empedu jika:
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Perempuan (terutama jika sudah memiliki anak)
- Berusia 40 tahun atau lebih (risiko meningkat seiring bertambahnya usia)
Batu empedu seringkali tidak memiliki gejala. Namun, beberapa kondisi batu empedu yang sudah parah bisa menyebabkan komplikasi dan menimbulkan gejala seperti berikut:
- Nyeri terus menerus
- Penyakit kuning
- Deman atau suhu tubuh tinggi
Bila batu empedu menimbulkan gejala atau komplikasi, kondisi tersebut dikenal sebagai penyakit batu empedu atau kolelitiasis.
Baca juga: Ramai soal Air Rebusan Batang Serai untuk Obat Batu Empedu hingga Kolesterol, Bagaimana Khasiatnya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.