Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu di Penjara, Trio Kakek Lansia di Jepang Bentuk Geng Komplotan Maling

Baca di App
Lihat Foto
Freepik/Freepik
Ilustrasi kakek tua dipenjara
|
Editor: Mahardini Nur Afifah

KOMPAS.com - Tiga kakek asal Jepang yang dikenal sebagai "Geng Kakek" atau "The Grandpa Gang" menjadi sorotan karena aksi kriminalitas yang mereka lakukan seperti di film-film.

Pasalnya, kakek-kakek berusia 68 tahun sampai 88 tahun tersebut melakukan serangkaian aksi pencurian di Jepang meskipun usia mereka tak muda lagi.

Diberitakan media lokal Hokkaido HTB News (19/7/2024), ketiga kakek tersebut ditangkap polisi saat mencuri, Juni 2024. Bulan ini, mereka dijadwalkan menjalani pemeriksaan kejaksaan.

Ketika tertangkap, polisi memberi julukan komplotan ini "G3S", yang dalam bahasa Jepang pengucapannya sama dengan kata "kakek".

Baca juga: Pria Jepang 89 Tahun Buat 11 Aplikasi iPhone, Belajar dari ChatGPT

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


"Geng kakek" di Jepang awalnya bertemu di penjara

Polisi mengamankan tiga kakek bernama Hideo Umino (88), Hidemi Matsuda (70), dan Kenichi Watanabe (69) atas dugaan melakukan serangkaian pencurian.

Menurut polisi, ketiganya kali pertama bertemu saat sama-sama menjalani hukuman di penjara.

"Setelah bebas, mereka kembali terlibat serangkaian aksi kriminalitas di Sapporo, ibukota Hokkaido, Jepang," kata juru bicara polisi yang menangani kasus ini, dikutip dari The Daily Guardian (26/7/2024).

Polisi menyebutkan, ketiga warga Sapporo itu pengangguran. Watanabe tinggal di daerah Higashi, Matsuda berasal dari Shiroishi, sementara Umino tidak memiliki tempat tinggal tetap.

Baca juga: 80 Orang Meninggal Usai Konsumsi Suplemen Penurun Kolesterol di Jepang

Komplotan maling "Geng Kakek" spesialis rumah kosong

Komplotan maling "Geng Kakek" dilaporkan beberapa kali melakukan pencurian. Pencurian pertama terdeteksi pada Mei 2024.

Mereka membobol rumah kosong di Sapporo untuk mencuri 200 yen (sekitar Rp 21.000) dan tiga botol wiski senilai 10.000 yen (sekitar Rp 1 juta).

Bulan berikutnya, mereka kembali merampok rumah kosong lainnya di daerah yang sama.

Dalam aksi ini, mereka mengambil 24 perhiasan termasuk kalung dan jam tangan senilai sekitar satu juta yen atau sekitar Rp 106 juta.

Kejahatan mereka akhirnya terungkap ketika pemilik rumah kedua merasa curiga dan melapor ke pihak berwenang.

Polisi lalu melacak tersangka melalui rekaman kamera pengawas dan lewat toko penjualan beberapa barang bekas.

Menurut keterangan penyidik yang menangani kasus ini, para tersangka lansia itu memiliki pembagian tugas saat beraksi.

Umino yang tertua diyakini sebagai pemimpin komplotan maling. Matsuda bertindak sebagai pengemudi kendaraan untuk pelarian mereka. Sementara Watanabe bertugas mengelola dan menjual barang-barang curian.

Baca juga: Pola Makan dan Resep Panjang Umur Warga Jepang, Apa Rahasianya?

Alarm bagi kasus kejahatan melibatkan lansia di Jepang

Saat ditangkap oleh polisi, ketiga kakek tersebut dikabarkan membutuhkan pertolongan fisik dari petugas.

Ketika ditahan, kakek-kakek pengangguran ini mengaku mencuri untuk mencari nafkah.

Usai ditangkap, respons warga Jepang beragam kepada ketiga kakek tersebut. Ada yang bersimpati namun tidak sedikit yang menyalahkan kondisi sosial. 

Di tengah kontroversi penangkapan mereka, polisi saat ini tengah menyelidiki tuduhan aksi kriminalitas lain yang melibatkan "Geng Kakek".

Sebab, polisi menemukan ada sepuluh aksi perampokan lain terjadi di sekitar wilayah Ebetsu dan Sapporo, Hokkaido, tempat ketiga kakek beroperasi.

Berkaca dari kasus "Geng Kakek", kepolisian Jepang turut menyoroti peningkatan kasus kejahatan yang melibatkan kalangan lansia selama beberapa tahun terakhir di Negeri Sakura.

Data menunjukkan, jumlah kejahatan di Jepang yang melibatkan tersangka berusia di atas 65 tahun melonjak dari 2,1 persen pada 1989 menjadi 22 persen pada 2019.

Saat ini, kasus perampokan yang dilakukan "Geng Kakek" telah dilimpahkan ke kejaksaan di Hokkaido.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi