Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Mesir Kuno Diduga Gunakan Lift Hidrolik Bertenaga Arus Sungai untuk Bangun Piramida Pertama di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Les Anderson
Piramida Mesir.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Piramida Djoser adalah piramida pertama di dunia yang dibangun sekitar tahun 2670 SM untuk Firaun Djoser.

Piramida berundak enam tingkat dengan empat sisi ini dibangun di dataran tinggi Saqqara, yang kini menjadi sebuah situs arkeologi di Mesir utara.

Dalam waktu lama para arkeolog mencoba mencari tahu bagaimana para pekerja kuno mencapai prestasi arsitektur Piramida Djoser, dikutip dari Engineering and Technology Magazine, Senin (29/7/2024).

Pasalnya, struktur dari Piramida Djoser berisi 11,7 juta kaki kubik (330.400 meter kubik) yang terdiri dari batu dan tanah liat, dan berdiri sebelum munculnya mesin-mesin besar seperti buldoser dan derek.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ilmuwan Akhirnya Tahu Bagaimana Cara Orang Mesir Kuno Membangun Piramida

Piramida diduga dibangun dengan sistem hidrolik modern

Dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh Xavier Landreau, seorang insinyur dan ilmuwan material dari Institut Paleoteknik CEA dan timnya yang terdiri dari insinyur, ahli hidrologi, dan ilmuwan material Perancis, telah mengungkap wawasan baru tentang konstruksi piramida.

Dengan menggunakan citra radar satelit dan laporan arkeologi historis, para peneliti menemukan bahwa orang Mesir kuno telah membangun sistem pengelolaan air canggih yang diduga memfasilitasi proses konstruksi.

Penemuan ini didukung letak Piramida Djoser yang berada di dekat cabang Sungai Nil yang telah lama hilang.

Dengan demikian, para peneliti berhipotesis bahwa orang Mesir kuno memanfaatkan sumber air untuk membangun piramida setinggi 204 kaki (62 meter) itu.

Menurut para peneliti, orang Mesir kuno merancang “sistem hidrolik modern” yang terdiri dari bendungan, pabrik pengolahan air, dan lift barang hidrolik, yang semuanya digerakkan oleh sungai.

Mereka menyatakan, kandang besar misterius Gisr el-Mudir di dekat piramida berfungsi sebagai struktur yang menangkap sedimen dan air, dikutip dari Live Science, Selasa (30/7/2024).

“Ini adalah penemuan penting. Penelitian kami benar-benar dapat mengubah status quo tentang bagaimana piramida dibangun," kata penulis utama Xavier Landreau, CEO Paleotechnic.

"Sebelum penelitian ini, tidak ada konsensus yang nyata tentang untuk apa struktur tersebut digunakan, dengan satu penjelasan bahwa mungkin itu digunakan untuk tujuan pemakaman. Kami tahu bahwa hal ini masih menjadi perdebatan,” imbuhnya.

Agar sistem bertenaga air dapat bekerja, air akan mengalir dari Sungai Nil ke bendungan, yang membentang sepanjang 1,2 mil (2 kilometer) dan memiliki dinding selebar 49 kaki (15 meter) yang bersarang di antara sisi dua lembah di sebelah barat piramida.

Baca juga: Sarkofagus Mumi Dihiasi Gambar Mirip Marge Simpson, Mesir Kuno Meramalkan The Simpsons?

Cara kerja lift hidrolik dalam pembuatan piramida

Bendungan ini akan menyaring semua sedimen sebelum air mengalir ke hilir dan ke fasilitas pengolahan yang dikenal sebagai “Parit Dalam” yang panjangnya 1.300 kaki (400 m) dengan kedalaman 89 kaki (27 m) yang memotong bebatuan yang ada di sekitar jalur.

Fasilitas ini berisi beberapa cekungan di mana sedimen atau partikel akan mengendap di bagian bawah untuk mencegah penyumbatan dalam sistem.

Dari sana, serangkaian saluran bawah tanah akan menyalurkan air sedalam 92 kaki (28 m) di bawah piramida ke lift bertenaga air.

Kekuatan air yang menggenang di dalam sumur pusat akan digunakan untuk mengapungkan batu-batu ke atas, tepat di bawah sebuah poros, dan mengantarkan bahan-bahan konstruksi yang berat kepada para pekerja yang berada di atas.

"Lift akan memainkan peran penting yang memungkinkan air mengisi poros utama,” kata Landreau.

“Ini benar-benar fasilitas raksasa dan menunjukkan bahwa air adalah bahan bakar yang digunakan untuk membangun piramida. Lift akan memiliki siklus pengisian dan pengosongan yang memungkinkan batu-batu untuk naik ke tingkat konstruksi dengan cara seperti lava gunung berapi," tambahnya.

Landreau mengatakan, ini bukan pertama kalinya orang Mesir kuno menggunakan air untuk memindahkan persediaan.

Sebab, orang Mesir kuno juga sering menggunakan Sungai Nil untuk mengangkut bahan bangunan ke sungai.

Meski hipotesis ilmuwan seperti ini, namun tidak semua orang yakin bahwa orang Mesir kuno menggunakan sistem hidrolik untuk membangun piramida.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi