Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Diananda Choirunisa, Atlet Panahan Indonesia yang Catat Sejarah di Olimpiade Paris 2024

Baca di App
Lihat Foto
NOC Indonesia/Naif Muhammad Al’as/Canon Indonesia
Diananda Choirunisa kala beraksi melawan wakil Belanda Laura van der Winkel pada babak 64 besar panahan perseorangan putri Olimpiade Paris 2024 di Esplanade des Invalides, Paris, 30 Juli 2024.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Langkah atlet panahan Indonesia, Diananda Choirunisa di Olimpiade Paris 2024 harus terhenti pada babak perempat final nomor perorangan putri di Esplanade des Invalides, Paris, Perancis, Sabtu (3/8/2024).

Diananda Chorunisa kalah dramatis dari atlet Perancis, Lisa Barbelin dengan skor akhir 5-6. Wakil tuan rumah mendapat kemenangan lewat tembakan shoot-off.

Awalnya, Diananda unggul hingga set keempat dari lawan. Namun, Lisa Barbelin menyamakan kedudukan pada set terakhir. Akibatnya, mereka harus mengambil tembakan shoot-off untuk menentukan pemenang.

Diananda hanya mendapatkan nilai 8 pada babak shoot-off, sedangkan Lisa Barbelin keluar sebagai pemenang usai tembakannya mengenai nilai 10.

Keberhasilannya menembus babak perempat final panahan perorangan dalam Olimpiade Paris 2024, telah mencetak sejarah baru bagi Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: PBSI Buka Suara Usai Wakil Badminton Indonesia Berguguran di Olimpiade Paris 2024


Berawal dari ajaran ibu saat kecil 

Diananda mulai belajar panahan sejak usia tujuh tahun dari sang ibu, Ratih Widyant yang juga merupakan atlet panahan asal Jawa Timur. 

Dikutip dari laman Ikatan Alumni Universitas Airlangga (Unair), perempuan yang akrab dipanggil Anis itu debut sebagai atlet panahan profesional saat berusia sepuluh tahun.

Dia pertama kali menjadi wakil Indonesia dalam turnamen internasional pada 2013. Kala itu, Anis meraih medali perak di Islamic Solidarity Games 2013 dan medali emas SEA Games 2013.

Semasa kuliah, alumni Program Studi Psikologi Unair angkatan 2015 itu membawa pulang medali perak SEA Games 2015 (tim putri) dan emas SEA Games 2017 (individual), emas SEA Games 2017 (tim campuran), serta perak SEA Games 2017 (tim putri).

Perempuan kelahiran Surabaya itu kembali mengantongi medali perunggu World Cup Archery 2018 (tim campuran) dan medali perak Asian Games 2018 (individual).

Baca juga: Perjuangan Pesenam Rifda Irfanaluthfi, Tahan Cedera demi Perdana Wakili Indonesia di Olimpiade

Masuk Olimpiade Paris 2024

Dilansir dari laman Tentara Nasional Indonesia (TNI), Anis lolos ke Olimpiade Paris 2024 setelah menduduki peringkat ke-3 di nomor beregu campuran recurve pada Asian Games 2022 Hangzhou beberapa waktu lalu.

Kala itu, dia meraih medali perunggu bersama atlet panahan putra Indonesia, Riau Ega Agata.

Satu tiket olimpiade kategori putri didapat usai wakil Korea Selatan dan Jepang yang meraih medali emas dan perak di kejuaraan tersebut telah mendapat tiket Olimpiade.

Jatah satu tiket pun diserahkan ke wakil Indonesia, Anis.

Penampilannya di Olimpiade Paris 2024 menjadi kali kedua bagi Anis berlaga dalam turnamen olahraga terbesar di dunia itu.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, dia hanya menempati rangking 33 pada nomor penembak tunggal putri. Sementara timnya, meraih peringkat 7 pada nomor ganda campuran.

Baca juga: Profil Maryam March Maharani, Pembawa Bendera Indonesia di Olimpiade Paris 2024

Cetak sejarah dan lampaui rekor pribadi

Langkah Anis pada Olimpiade Paris 2024 terhenti pada babak perempat final.

Meski begitu, dia mencetak sejarah sebagai atlet panah Indonesia pertama yang berhasil menembus perempat final Olimpiade sejak format single elimination diperkenalkan.

Anies sempat mencatatkan 670 poin dari 12 set dan tembus posisi enam besar. Itu adalah skor terbaik yang pernah didapatkan sepanjang kariernya.

Dia juga melampaui pencapaiannya sendiri pada Olimpiade Tokyo 2020. Saat itu, Anis hanya menempati peringkat ke-40 dengan nilai 631 poin.

“Alhamduillah berkat dukungan dari orang-orang, masyarakat Indonesia, tadi saya nembak enjoy banget. Saya tidak berpikir apa-apa, yang penting kalau bisa nembak 10 saya sudah pasti menang," ujarnya dikutip dari laman Kemenpora.

“Kalau banyak penonton seneng, jadi semangat percaya diri naik. Di Tokyo sepi banget. Diteriakin penonton, alhamdulillah seneng. Di Jawa Timur terkenal bonek, harus teriak kenceng jadi bikin semangat,” pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi