Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan TNI AD soal Nasib Joni yang Tak Lolos Seleksi Tentara meski Pernah Mendapat Atensi Jokowi

Baca di App
Lihat Foto
TWITTER.com/IMAM_NAHRAWI
Menpora Imam Nahrawi dan sang pemanjat tiang bendera, Yohanes Ande Kala Marcal alias Joni, bertemu di Jakarta jelang pembukaan Asian Games 2018, Sabtu (18/8/2018).
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Kepala Dinas Penerangan (Kadispenad) TNI Angkatan Darat (AD), Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan, faktor tinggi badan menjadi alasan Yohanes Ande Kala atau akrab disapa Joni, tidak lulus seleksi.

Sebagai informasi, Joni adalah bocah pemanjat tiang bendera di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dulu sempat dijanjikan Presiden Joko Widodo untuk diterima menjadi anggota TNI.

Video Joni sedang memanjat tiang bendera untuk menyelamatkan bendera yang nyaris jatuh saat upacara kemerdekaan di Pantai Motaain, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, NTT pun viral pada 2018.

Menurutnya, Joni hanya memiliki tinggi 155,8 cm, di bawah syarat minimal untuk mendaftar TNI.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tidak memenuhi syarat dari aspek tinggi badan minimal 160 cm untuk daerah tertinggal," kata Kristomei saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/8/2024.

Baca juga: Kisah Joni, Bocah Pemberani Pemanjat Tiang Bendera Asal NTT yang Gagal Seleksi TNI

Meski Joni diprioritaskan menjadi TNI lantaran mendapat atensi dari Presiden, Panglima TNI, hingga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), ia menyebutkan bahwa Joni tetap wajib memenuhi persyaratan dasar yang bersifat mutlak.

"Yang bersangkutan mendapat penghargaan dari Panglima TNI dan Mendikbud. Namun demikian, piagam penghargaan tersebut tidak menyebutkan bahwa yang bersangkutan wajib diterima masuk TNI," ujarnya.

Namun, Kristomei memastikan, Joni masih bisa mengikuti tes tahun depan, sambil mempersiapkan diri memenuhi seluruuh persyaratan menjadi seorang prajurit TNI AD.

Sementara itu, Kepala Penerangan Komando Daerah Militer IX/Udayana Kolonel Infantri, Agung Udayana menuturkan, pihaknya akan memberikan kesempatan kedua untuk Joni melakukan tes.

"Iya benar, kemarin setelah kita dapat informsi itu, kita langsung laporkan ke Mabes AD, akhirnya diberikan kesempatan lagi untuk tes," ujar Agung, dilansir dari Kompas.com, Selasa (6/8/2024).

Baca juga: Momen Sepatu Paskibraka Pembawa Baki Bendera di Istana Lepas, Tetap Dipuji

Diberitakan sebelumnya, Joni mengaku tidak lolos tes masuk TNI Angkatan Darat (AD) karena tinggi badannya kurang.

"Saya tidak lolos tes karena tinggi badan saya hanya 157 sentimeter," ungkapnya, Minggu (4/8/2024).

Padahal, Joni bercita-cita kuat untuk menjadi tentara. Bahkan, ia tinggal bersama salah satu anggota TNI di asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 744 Satya Yudha Bakti.

Ia mengaku selalu rajin berolahraga dan hidup penuh disiplin. Setelah lulus dari SMA Negeri 1 Atambua pada 2024, Joni langsung berangkat ke Kota Kupang untuk mengikuti seleksi Penerimaan Bintara TNI AD.

Namun, setelah mengikuti seleksi awal, ia dinyatakan tidak lulus. Kendati demikian, Joni menegaskan akan terus mengejar mimpinya itu.

"Untuk saat ini persiapan fisik. Saya akan usahakan sebisa mungkin," imbuhnya.

Baca juga: Jelang Upacara 17 Agustus di IKN, Menhub: Transportasi Aman, tapi Proyek Bandara Terancam Molor

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi