Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Bertekad Singkirkan Pemimpin Baru Hamas Yahya Sinwar

Baca di App
Lihat Foto
AFP
Israel bertekad singkirkan Yahya Sinwar.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz bertekad akan menyingkirkan pemimpin baru Hamas, Yahya Sinwar.

Yahya Sinwar adalah pejabat tinggi di Gaza yang diklaim mendalangi serangan 7 Oktober 2023 di Israel.

Dia ditunjuk menjadi pemimpin baru Hamas menggantikan Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran, Iran.

"Penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh, merupakan alasan kuat berikutnya untuk segera menyingkirkannya organisasi ini dari muka bumi," tulis Katz melalui akun pribadinya di X (Twitter), Rabu (7/8/2024).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hamas Tunjuk Yahya Sinwar sebagai Pemimpin Politik Gantikan Haniyeh

Dilansir dari Asharq Al-Awsat, pernyataan itu muncul di tengah kekhawatiran akan peperangan lebih luas usai Iran bersumpah membalas kematian Ismail Haniyeh.

Apalagi, pimpinan baru Hamas, Yahya Sinwar memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Iran dan sudah bekerja sama selama beberapa tahun terakhir untuk membangun kekuatan Hamas.

Di sisi lain, Hezbulloh juga mengancam bakal melakukan serangan balasan kepada Israel usai terbunuhnya komandan utama mereka akibat serangan udara di Beirut, Lebanon.

Beberapa negara mediator seperti Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar tengah mencari cara untuk melakukan gencatan senjata usai gejolak politik antara Israel, Hamas, dan Hezbollah memanas.

Baca juga: Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas Pengganti Ismail Haniyeh

Yahya Sinwar menjadi target sasaran Israel

Sementara, Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari juga mengatakan bakal menyingkirkan Yahya Sinwar.

Melalui siaran langsung televisi Al-Arabiya, ia menyampaikan bahwa Yahya Sinwar menjadi target sasaran Israel berikutnya.

"Hanya ada satu tempat untuk Yahya Sinwar, yaitu di samping Mohammed Deif dan para pelaku serangan 7 Oktober lainnya," kata dia, dikutip dari AP News.

"Itulah satu-satunya tempat yang kami persiapkan dan kami niatkan untuknya," imbuhnya lagi.

Setelah terbunuhnya Ismail Haniyeh, nama Yahya Sinwar memang paling menonjol di antara tokoh Hamas.

Baca juga: Petinggi Hamas Ismail Haniyeh Tewas Akibat Bom Selundupan, Bukan Serangan Udara

Juru bicara Hamas Osama Hamdan menyampaikan, penunjukkan Yahya Sinwar menjadi pertanda bahwa kelompoknya belum goyah.

Ia menilai, Yahya Sinwar merupakan sosok pemimpin baru Hamas yang telah ikut memimpin serangan selama lebih dari 305 hari.

Meski begitu, Osama memastikan bahwa Yahya Sinwar tetap akan melanjutkan perundingan gencatan senjata yang semula digagas oleh Ismail Haniyeh.

"Masalah dalam perundingan bukanlah perubahan di Hamas," kata dia, masih dari sumber yang sama.

Baca juga: Iran Siap Balas Dendam Setelah Pemimpin Hamas Terbunuh di Teheran

Sosok Yahya Sinwar

Pemilihan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas menjadi sinyal bahwa mereka siap melancarkan aksi balasan ke Israel setelah 10 bulan mengalami kehancuran akibat peperangan di Gaza dan kematian Ismail Haniyeh.

Yahya Sinwar adalah dalang dari serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang Israel dan menyandera 250 orang.

Ia bergabung dengan Hamas pada akhir 1980-an sebagai kepala unit keamanan internal bernama Munazzamat al Jihad wal-Dawa atau Al Majd.

Tugasnya adalah menemukan dan menghukum orang-orang yang diduga melanggar hukum moralitas Islam atau bekerja sama dengan Israel.

Baca juga: 2 Jurnalis Al Jazeera Meninggal Saat Meliput Kematian Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Yahya Sinwar juga menjadi tokoh rahasia Hamas yang dekat dengan Iran. Keduanya sudah bekerja sama untuk membangun kekuatan militer Hamas.

Penunjukan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru Hamas disambut baik oleh sekutunya, Iran dan Hezbollah.

Perwakilan Hamas di Iran, Khaled Kaddoumi, menyebut penunjukkan Yahya Sinwar sebagai "pilihan konsensus" yang populer di antara semua faksi dan terlibat dalam pengambilan keputusan kelompok tersebut, termasuk dalam perundingan.

Dia mengatakan, Yahya Sinwar mengetahui aspirasi politik Palestina untuk sebuah negara dan kembalinya para pengungsi.

Sosok Yahya Sinwar juga seorang dikenal sebagai pejuang yang gigih di medan perang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi