KOMPAS.com - Desain Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi sorotan dalam beberapa hari terakhir.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono mengatakan, bangunan Istana Garuda IKN terbuat dari bilah-bilah perunggu.
Nantinya, material tersebut akan teroksidasi, sehingga warnanya berubah menjadi warna hijau cerah.
"Kalau menurut Pak Nyoman Nuarta (perancang Istana IKN), itu kalau nanti kena oksidasi itu jadi hijau seperti GWK (Garuda Wisnu Kencana)," kata Basuki, dikutip dari Kompas.com, Selasa (6/8/2024).
Lantas, siapakah sosok Nyoman Nuarta yang menjadi perancang Istana IKN?
Baca juga: Catat! Berikut Jadwal Peringatan HUT ke-79 RI di Jakarta dan IKN
Sosok I Nyoman Nuarta
I Nyoman Nuarta merupakan pria kelahiran Tabanan, Bali pada 14 November 1951 dan anak ke-6 dari sembilan bersaudara pasangan Wirjamidjana dan Samudra.
Pria berusia 72 tahun tersebut pernah mengenyam pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1973 hingga 1979 dan mengambil Jurusan Seni Lukis.
Setelah satu tahun, Nyoman memilih untuk pindah jurusan ke Seni Patung karena dianggap unik dan pengerjaannya menarik.
Dikutip dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nyoman sering bekerja di kampus meskipun pada waktu itu sedang libur semester atau libur panjang.
Arsitek sekaligus pematung tersebut merupakan salah satu pelopor Gerakan Seni Rupa Baru pada 1976.
Selama di ITB, Nyoman menghasilkan lebih dari seratus karya seni patung selama masa kuliahnya.
Ia kemudian bergabung dalam Gerakan Seni Rupa Baru di Indonesia pada 1977 bersama beberapa kawannya, yaitu pelukis Hardi, Dede Eri Supria, Harsono, dan Jim Supangkat.
Kelompok seni ini tidak hanya menampilkan karyanya di Indonesia, tetapi hingga ke luar negeri seperti Australia.
Nyoman merupakan seniman beraliran modern hingga gaya naturalistik, atau menyerupai bentuk aslinya.
Tak hanya bergabung dengan komunitas di dalam negeri, Nyoman juga ikut dalam organisasi internasional seperti International Sculpture Center Washington, Amerika Serikat (AS), dan Royal British Sculpture Society, Inggris.
Pada 2021, ia menerima gelar Doktor Honoris Causa sebagai Tokoh Culturepreneur dalam Bidang Ilmu Seni Rupa (Patung).
Seniman asal Bali ini sudah membuat beberapa patung terkenal di Indonesia, yaitu Patung Garuda Wisnu Kencana di Badung, Bali, Monumen Jalesveva Jayamahe di Surabaya, Jawa Timur, Monumen Proklamasi Indonesia di Jakarta, Tugu Zapin di Pekanbaru, Riau, dan terakhir Istana IKN di Kalimantan Timur.
Baca juga: Mengintip Fasilitas Rumah Menteri di IKN, Siap untuk Sidang Kabinet Agustus 2024
Nyoman dan kedekatannya dengan Istana
Pada 1979, Nyoman mengikuti lomba desain untuk Monumen Proklamasi dan keluar sebagai pemenangnya.
Desainnya digunakan sebagai Monumen Proklamasi dan sempat ada beberapa revisi dari pihak istana.
Karyanya yang apik membuat Presiden Soeharto saat itu meminta Nyoman untuk mewujudkan Patung Arjuna Wijaya.
Patung yang menggambarkan perjuangan Arjuna didampingi Sri Kresna dalam peperangan Baratha Yudha melibatkan 40 seniman dan menghabiskan biaya senilai Rp 2 miliar.
Nyoman terus mengukirkan karyanya dengan membangun proyek Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang merupakan keinginannya.
Peletakan batu pertama dilakukan pada Minggu, 8 Juni 1997 dan satu tahun kemudian, tepatnya pada 1998, proyek tersebut sempat mandek karena Indonesia dilanda krisis ekonomi.
Patung tersebut baru dilanjutkan pengerjaannya pada 2013 dan sudah rampung pada 2018.
Kini, Nyoman dipercaya untuk mendesain Istana Garuda di IKN pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Istana Garuda di IKN menggunakan simbol Burung Garuda yang dapat memberikan kesan ikonik serta dapat menarik perhatian wisatawan, dikutip dari laman resmi ITB.
"Untuk Istana Garuda, saya mengusulkan konsep archsculpt yang menggabungkan seni patung dengan arsitektur. Seperti yang dilakukan oleh seniman besar seperti Michelangelo, Leonardo da Vinci, dan I Gusti Nyoman Lempad pada bangunan seperti gereja dan pura,” ungkap Nyoman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.