Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Penipuan Baru, Marak Nomor Kontak Palsu di Alamat Bisnis Google Maps

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Brett Jordan
Ilustrasi Google Maps. Modus penipuan baru, marak nomor kontak palsu di alamat kantor dan bisnis Google Maps.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Fenomena nomor kontak palsu yang tercantum pada profil kantor pelayanan publik dan bisnis seperti bank, hotel, atau praktik dokter, marak ditemukan di Google Maps.

Modus penipuan ini salah satunya diungkap oleh akun media sosial X @selvi***, Senin (12/8/2024).

Pengunggah menuliskan, beberapa lokasi bisnis telah disunting oleh orang tak bertanggung jawab dengan menambahkan nomor kontak WhatsApp penipu ke kolom alamat.

Tampak dalam gambar yang diunggah, pelaku akan menuliskan nomor WhatsApp, sehingga alamat kantor maupun bisnis bertambah dengan keterangan "WA 08XX" atau "CS 08XX".

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Hari ini baru sadar bahwa bbrp lokasi bisnis di-edit org lain, alamatnya ditambahkan no WA penipu. Metodenya biar org pesen via WA & trf ke no rek penipu," tulis pengunggah.

Lantas, bagaimana cara mengetahui perbedaannya?

Baca juga: 3 Detik Halo Saat Terima Telepon Asing Bisa Berujung Penipuan Pakai AI


Modus penipuan nomor kontak palsu pada Google Maps

Pakar teknologi informasi (TI) dan dosen Ilmu Komputer Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Rosihan Ari Yuana mengatakan, siapa pun bisa mengubah informasi pada laman bisnis di Google Maps.

"Iya bisa diubah karena di Google Maps ada fitur untuk memberi saran perubahan terhadap informasi bisnisnya," terangnya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/8/2024).

Saran perubahan informasi tersebut terutama bisa dilakukan untuk bisnis yang belum pernah diklaim oleh pemiliknya.

Namun, pada kasus seperti dalam unggahan, pelaku tidak bisa mengubah informasi kontak, melainkan hanya mampu menambahkan nomor ponsel palsu pada kolom alamat.

Sementara itu, nomor kontak resmi dari pemilik yang tercantum dalam kolom berlogo telepon tetap tidak bisa diubah.

"Alamat informasi bisnis memang bisa disarankan publik untuk diubah. Tapi nomor telepon resmi bisnisnya hanya bisa diubah oleh owner (pemilik) sendiri," kata dia.

Rosihan menjelaskan, data yang dihimpun oleh Google Maps berbasis masyarakat, sehingga bisa bebas diedit jika ada koreksi.

Kendati demikian, informasi yang bisa diubah secara bebas hanya mencakup beberapa data, termasuk kolom alamat.

Oleh karena itu, untuk membedakan kontak palsu dan asli dari sebuah bisnis, baik kantor pelayanan publik, bank, atau hotel, bisa langsung menyimak pada kolom telepon dan alamat.

Baca juga: Ramai soal Email Tagihan Aplikasi Berbayar dengan Domain Pajak.go.id, DJP Pastikan Penipuan

Cara membedakan kontak asli dan palsu

Menurut Rosihan, kontak resmi dari pemilik bisnis akan tercantum pada menu dengan ikon telepon.

Sebaliknya, jika menemukan nomor telepon di bagian alamat bisnis, maka patut dicurigai merupakan kontak palsu yang ditambahkan penipu.

"Untuk nomor kontak yang valid ada di bagian tombol call-nya," ujar Rosihan.

Rosihan sendiri belum memahami apakah perubahan informasi, dalam hal ini oleh pelaku penipuan, harus disetujui oleh pemilik bisnis atau bisa langsung diterima oleh pihak Google.

Di sisi lain, pihak pemilik bisnis juga tidak dibekali dengan fitur untuk memproteksi data yang bisa diubah oleh masyarakat.

"Approval (persetujuan) sepertinya masih ada di Google. Kalau Google approve ya berhasil diubah datanya," ucapnya.

Rosihan pun berpesan agar pemilik bisnis sering mengecek data yang tertera pada laman bisnis di Google Maps.

Sebab, dengan selalu mengecek laman bisnis menjadi salah satu cara untuk mencegah penipu memasukkan kontak palsu.

"Harus selalu cek datanya atau nunggu ada report (laporan) bahwa itu ada anomali," lanjutnya.

Baca juga: Nestapa Korban Pinjol, Sulit Lepas dari Jerat Utang, Jadi Sasaran Penipuan Modus Penawaran Bantuan

Google Maps sebaiknya hanya untuk memandu alamat

Terpisah, Chairman lembaga riset keamanan siber Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan, penipu memanfaatkan fitur sunting untuk memperbaiki kesalahan informasi pada Google Maps.

Umumnya, masyarakat memang bisa menyarankan untuk mengedit sebuah informasi bisnis pada Google Maps. Selanjutnya, saran tersebut akan ditinjau terlebih dahulu oleh tim Google sebelum disetujui.

"Kita (orang yang mengedit informasi) akan menerima konfirmasi melalui email jika edit yang kita sarankan diterima," ujar Pratama, saat dihubungi Kompas.com, Selasa.

Menilik potensi penipuan ini, Pratama menyarankan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam mempercayai informasi yang tersaji di Google Maps.

Bahkan, menurut dia, sebaiknya informasi pada laman tersebut hanya digunakan untuk menentukan lokasi dan mendapatkan panduan arah menuju tempat bisnis.

"Terutama jika memang kita berencana untuk melakukan suatu transaksi jual beli, ada baiknya melakukan transaksi pertama kali secara langsung di lokasi seperti yang tertera di Google Maps," terang dia.

Selain keaslian bisnis bisa lebih dipastikan, masyarakat juga dapat meminta kontak resmi kepada pemilik saat bertemu langsung.

"Serta nomor rekening jika kita berencana untuk melakukan transaksi berikutnya secara online," imbuhnya.

Baca juga: Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Penjelasan Google Indonesia

Sementara itu, Google Indonesia mengaku telah mengetahui modus penipuan dengan mencantumkan kontak palsu pada Maps.

"Kami memahami adanya isu terkait informasi pada profil bisnis," tulis Google dalam akun resmi X @googleindonesia, Selasa.

Menurut Google, kebijakannya menyatakan bahwa usulan perubahan dari pengguna harus berdasarkan informasi yang sebenarnya.

Tim Google juga mengaku telah bekerja sepanjang waktu untuk melawan aktivitas yang melanggar kebijakan.

Namun, pihaknya mengalami masalah teknis yang berdampak pada perubahan informasi di sejumlah profil bisnis.

Google pun telah menerapkan perbaikan untuk mencegah terjadinya perubahan yang salah atau keliru.

"Kami juga dalam proses memulihkan informasi yang akurat," tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi