Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Suara Sound Horeg Capai 135 Desibel, Telinga Bisa Tuli Permanen

Baca di App
Lihat Foto
(Kompas.com/Rizki Alfian Restiawan)
Kegiatan battle sound system di Banyuwangi, sound horeg
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Lini media sosial ramai membahas soal suara "sound horeg" yang dinilai terlalu keras dan membahayakan. 

Sound horeg adalah rangkaian sound system besar yang mengeluarkan getaran suara sangat keras dan menggelegar. Getaran itu bisa membuat "horeg" atau menggetarkan bangunan rumah.

Volume sound horeg dinilai mengganggu masyarakat sekitar. Suara tingkat kebisingan yang dihasilkan dari sound horeg disebut bisa mencapai lebih dari 135 desibel (dB).

Diberitakan Kompas.com, Selasa (14/8/2024), seorang ibu nyaris dikeroyok saat menegur rombongan karnaval sound horeg di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Minggu (11/8/2024) pukul 16.00 WIB.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia mengaku merasa terganggu dengan bunyi musik keras yang berasal dari rombongan sound horeg itu karena merusak bangunan rumahnya. 

Lantas, berapa batas suara bising yang dapat ditoleransi telinga manusia?

Baca juga: Kronologi Ibu-ibu di Pati Hampir Dikeroyok Usai Tegur Rombongan Karnaval Sound Horeg

Batas toleransi kebisingan yang ditangkap manusia

Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) RSCM Jakarta, Tri Juda Airlangga mengatakan, batas toleransi telinga manusia menangkap suara bising bergantung pada durasinya.

Umumnya, suara bising 85 dB dapat ditangkap telinga manusia selama 8 jam dalam sehari. Namun, durasi tersebut dapat menjadi lebih singkat jika volume suara kebisingan lebih besar.

Hal itu mengacu pada Kepmenaker No. per-51/ MEN/ 1999, ACGIH, 2008 dan SNI 16-7063-2004 adalah 85 dB untuk pekerja yang sedang bekerja selama 8 jam per hari atau 40 jam perminggu.

"Kalau suara kebisingan 88 dB itu maksimal 4 jam. Kalau 91 dB itu cuman 1 jam. Kalau 135 dB ya paling cuma 1-2 menit itu. Sekenceng itu," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (14/8/2024).

Oleh karena itu sebenarnya telinga manusia hanya bisa menoleransi suara sound horeg dalam hitungan menit.

Menurut Tri, suara 135 dB itu setara dengan suara mesin pesawat saat sedang diparkirkan.

Pada saat itu, seorang petugas parkir pesawat bahkan harus menggunakan air plug dan headphone untuk mengatasi suara bising tersebut.

Baca juga: Penjelasan Ahli soal Getaran Sound System yang Rusak Atap Rumah Warga

Bahaya mendengar suara terlalu keras

Apabila melebihi batas yang bisa ditoleransi, Tri mengatakan, daya fungsi telinga akan menurun.

Bahayanya lagi, penurunan fungsi pendengaran itu sering kali bersifat permanen.

"Kalau melebihi batas, pendengarannya akan turun dan biasanya itu irreversible atau tidak bisa balik lagi," jelasnya. 

Ia menerangkan, ketika telinga manusia mendengar suara bising lebih dari batas yang ditoleransi, rumah siput di dalam telinga akan rusak.

Jika hal itu terjadi, gangguan pada sistem pendengaran sukar kembali normal.

Dalam penelitian yang pernah dilakukannya, Tri menemukan, penggunaan headset terlalu lama dalam sehari bisa mengganggu sistem pendengaran yang ditandai dengan telinga berdenging.

"Biasanya mereka akan mengalami telinga berdenging dulu. Kemudian kita cek, pendengarannya masih baik, tapi rumah siputnya sudah terganggu," kata dia.

Dalam dunia medis, kondisi tersebut disebut noise injury and mission lost. Noise injury and mission lost menjadi tanda adanya gangguan pada sistem pendengaran.

Telinga berdenging umumnya terjadi hilang dan timbul. Artinya, suara denging akan menghilang ketika yang bersangkutan sedang berbicara secara aktif.

Namun, suara itu akan kembali terdengar, bahkan semakin keras ketika yang bersangkutan sedang diam.

Suara denging tersebut tentu akan mengganggu aktivitas jika terjadi dalam jangka waktu yang panjang, misalnya, insomnia atau sulit tidur.

Dilansir dari laman Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), berikut dampak kebisingan bagi kesehatan:

Baca juga: Viral, Video Pemain Keyboard Orkes Dangdut Tertimpa Sound System di Kepalanya, Ini Kejadiannya

Apa yang harus jika mendengar kebisingan terlalu lama?

Apabila telinga terlalu lama mendengar suara kebisingan, Tri menyarankan untuk segera mengistirahatkan indera pendengaran Anda.

Namun, jika dalam sehari atau dua hari, suara denging tersebut masih terdengar dan mengganggu, ada indikasi bahwa rumah siput di dalam telinga sudah rusak.

Oleh sebab itu, segera periksakan kondisi kesehatan sistem pendengaran Anda ke pihak medis.

"Kalau suara denging enggak hilang, berarti rumah siput itu sel-selnya sudah terganggu dan enggak bisa dibenerin lagi. Kita hanya bisa menjaga agar sel-sel lainnya tidak ikut rusak," kata dia.

Jika hal tersebut dibiarkan, pendengaran seseorang akan semakin menurun. Misalnya, seseorang jadi sukar mendengar huruf mendesis, seperti huruf "S" atau "T".

"Misal suara 'rumah sakit', ia dengernya 'rumah kit'," tandasnya.

Dalam kondisi ini, seseorang masih bisa mendengar, tetapi dengan frekuensi tertentu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi