Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal PPDS Pendidikan Calon Dokter Spesialis, Tugas, dan Gajinya

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay/tungnguyen0905
Ilustrasi dokter residen yang tengah menempuh program pendidikan dokter spesialis atau PPDS
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Seorang dokter harus menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) untuk bisa menjadi dokter spesialis bidang kesehatan khusus.

Sebelumnya untuk bisa menyandang gelar dokter, seorang mahasiswa harus lulus sarjana kedokteran. Kemudian, dia harus menyelesaikan pendidikan profesi untuk bisa praktik sebagai dokter.

Pendidikan dokter spesialis dan subspesialis atau konsultan lalu ditempuh untuk menjadi dokter spesialis.

Lalu, apa itu Program Pendidikan Dokter Spesialis, tugas, masa studi, kampus yang membuka program tersebut, dan gajinya?

Baca juga: Mahasiswa PPDS Undip Meninggal, Kampus Bantah karena Perundungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Pengertian Program Pendidikan Dokter Spesialis

Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS merupakan program pendidikan yang ditempuh dokter umum agar bisa bekerja sebagai spesialis kesehatan tertentu.

Dikutip dari buku "Kuliah Jurusan Apa? Kedokteran" karya Wulan Mulya Pratiwi dan Welly Elvandari, jenjang pendidikan kedokteran terdiri dari empat tahapan.

Pertama, mahasiswa harus lulus dari program studi kedokteran di perguruan tinggi untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Pendidikan ini ditempuh selama tujuh sampai 14 semester atau 3,5 tahun sampai tujuh tahun.

Kemudian yang kedua, seorang lulusan kedokteran harus mengikuti pendidikan profesi kedokteran untuk mendapat gelar profesi dokter (dr).

Selanjutnya menempuh tahapan menjadi asisten dokter (koas) atau dokter muda yang mendapatkan Sertifikat Kompetensi Dokter (SKD). Pendidikan ini ditempuh tiga semester.

Tahap ketiga, dokter harus mengikuti pendidikan PPDS untuk menjadi dokter spesialis suatu bidang kedokteran tertentu. Lulusan PPDS akan mendapat gelar dokter spesialis (Sp). Lama pendidikan yang dijalani dokter residen bervariasi sekitar delapan semester atau empat tahun.

Terakhir, dokter spesialis bisa melanjutkan pendidikan subspesialis atau konsultan. Pendidikan ini ditempuh selama empat sampai enam semester. Lulusannya akan mendapat gelar Konsultan (K) di belakang gelar spesialis.

Baca juga: Apakah BPJS Kesehatan Bisa Digunakan untuk Periksa di 2 Dokter Spesialis Sekaligus?

Tugas dokter residen PPDS

Dokter yang menjalani PPDS dikenal sebagai dokter residen. Saat lulus PPDS, barulah dia bergelar dokter spesialis. Dokter residen bekerja di rumah sakit atau fasilitas kesehatan tertentu untuk melanjutkan pendidikannya.

Diberitakan WebMD (24/9/2023), berikut tugas-tugas yang harus dijalani dokter residen saat menempuh PPDS.

Dokter residen akan memberikan perawatan langsung ke pasien termasuk mendiagnosis, mengelola, dan mengobati kondisi kesehatan. Namun, kinerjanya akan diawasi residen senior atau dokter spesialis.

Residen akan bertugas di berbagai departemen rumah sakit seperti unit perawatan intensif, departemen gawat darurat, ruang operasi, bangsal pasien umum, dan perawatan rawat jalan.

Sambil merawat pasien, residen akan belajar mendiagnosis pasien, merekam riwayat medis, melakukan prosedur medis, memeriksa serta mengunjungi pasien dan keluarganya.

Tugas dokter residen akan ditinjau oleh residen senior maupun dokter pengawas.

Baca juga: Pendaftaran Pendidikan Dokter Spesialis Rumah Sakit Dibuka, Ini Syarat dan Besaran Gajinya

Kampus yang membuka PPDS

Diberitakan Kompas.com (7/5/2024), pemerintah meluncurkan PPDS berbasis Rumah Sakit Pendidikan atau hospital based pada Senin (6/5/2024).

Tercatat, ada 24 fakultas kedokteran yang dapat menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis di Indonesia. Sementara 420 rumah sakit dari 3.000 rumah sakit berpotensi menjadi Rumah Sakit Pendidikan.

Namun, tidak semua perguruan tinggi memiliki berbagai PPDS terkait kondisi atau penyakit spesialis tertentu.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, perguruan tinggi Indonesia yang membuka PPDS bagi dokter residen antara lain:

Baca juga: 4 Jenis Perundungan Dokter Residen yang Pernah Diungkap Menkes, Apa Saja?

Masa kerja PPDS

Pendidikan dokter spesialis memiliki masa kerja yang berbeda, tergantung bidang spesialis kesehatan yang dipelajari.

Berikut beberapa gelar dokter spesialis dan masa tempuh PPDS di perguruan tinggi Indonesia:

  • Spesialis Anak (Sp.A): 8 semester (4 tahun)
  • Spesialis Anestesiologi dan Reanimasi (Sp.An): 7 semester (3,5 tahun)
  • Spesialis Andrologi (Sp.And): 6 semester (3 tahun)
  • Spesialis Bedah (Sp.B): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Bedah Anak (Sp.BA): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial (Sp.BM): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Bedah Toraks Kardiovaskuler (Sp.BTKV): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Bedah Plastik (Sp.BP): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Bedah Saraf (Sp.BS): 11 semester (5,5 tahun)
  • Spesialis Kedaruratan Medik (Sp.EM): 8 semester (4 tahun)
  • Spesialis Kedokteran Forensik (Sp.F): 6 semester (3 tahun)
  • Spesialis Farmakologi Klinik (Sp.FK): 6 semester (3 tahun)
  • Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah (Sp.JP): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp.KFR): 8 semester (4 tahun)
  • Spesialis Konservasi Gigi (Sp.KG): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Kedokteran Gigi Anak (Sp.KGA): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Kedokteran Jiwa atau Psikiatri (Sp.KJ): 8 semester (4 tahun)
  • Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin (Sp.KK): 7 semester (3,5 tahun)
  • Spesialis Kedokteran Nuklir (Sp.KN): 7 semester (3,5 tahun)
  • Spesialis Kedokteran Olahraga (Sp.KO): 7 semester (3,5 tahun)
  • Spesialis Mata (Sp.M): 7 semester (3,5 tahun)
  • Spesialis Mikrobiologi Klinik (Sp.MK): 6 semester (3 tahun)
  • Spesialis Obstetri Ginekologi (Sp.OG): 9 semester (4,5 tahun)
  • Spesialis Kedokteran Okupasi (Sp.OK): 6 semester (3 tahun)
  • Spesialis Onkologi Radiasi (Sp.Onk.Rad): 7 semester (3,5 tahun)
  • Spesialis Ortodonti (Sp.Ort): 5 semester (2,5 tahun)
  • Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi (Sp.OT): 9 semester (4,5 tahun)
  • Spesialis Paru (Sp.P): 9 semester (4,5 tahun)
  • Spesialis Periodonsia (Sp.Perio): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Patologi Anatomi (Sp.PA): 6 semester (3 tahun)
  • Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD): 9 semester (4,5 tahun)
  • Spesialis Patologi Klinik (Sp.PK): 8 semester (4 tahun)
  • Spesialis Penyakit Mulut (Sp.PM): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Prostodonsia (Sp.Pros): 10 semester (5 tahun)
  • Spesialis Radiologi (Sp.Rad): 7 semester (3,5 tahun)
  • Spesialis Rehabilitasi Medik:(Sp.RM) 7 semester (3,5 tahun)
  • Spesialis Radiologi Kedokteran Gigi (Sp.RKG): 5 semester (2,5 tahun)
  • Spesialis Saraf (Sp.S): 8 semester (4 tahun)
  • Spesialis Telinga Hidung Tenggorok-Bedah Kepala Leher (Sp.THT-KL): 8 semester (4 tahun)
  • Spesialis Urologi (Sp.Ur): 10 semester (5 tahun)

Baca juga: Risiko Penugasan Dokter PPDS Saat Pandemi

Gaji dokter residen

Dokter residen yang menempuh PPDS juga akan mendapatkan gaji atas pekerjaannya. Gaji yang didapat biasanya lebih besar daripada dokter umum.

Diberitakan Kompas.com (3/7/2024), dokter residen yang menjalani PPDS di rumah sakit pendidikan akan mendapatkan gaji sekitar Rp 7,5 juta per bulan.

Setelah lulus PPDS dan menjadi dokter spesialis, dikutip dari Kompas.com (17/8/2024), dokter spesialis akan mendapatkan gaji antara Rp 10 juta hingga Rp 30 juta per bulan.

Besaran gaji dokter spesialis ditentukan jenis spesialisasi yang dimiliki, lama pengalaman kerja, tempat kerja, dan sebagainya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi