KOMPAS.com - Eco enzyme adalah cairan hasil fermentasi dari campuran sampah dapur organik (buah dan sayur mayur) dengan air dan gula merah.
Cairan ini berwarna coklat tua, dan umumnya mempunyai aroma asam dan manis yang cukup kuat.
Eco Enzyme menjadi salah satu bentuk pengelolaan sampah dengan memanfaatkan limbah dapur organik untuk hal yang bermanfaat.
Selain membantu mengurangi sampah organik, eco enzyme juga dapat dimanfaatkan sebagai pembersih rumah tangga atau sebagai pupuk dan pestisida alami.
Eco enzyme pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong dari Thailand, yang diketahui aktif dalam penelitian eco enzyme selama lebih dari 30 tahun.
Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Eco Enzyme: dari Limbah Menjadi Emas Cair
Peran eco enzyme dalam pengelolaan sampah
Mengubah sampah organik menjadi eco enzyme menjadi solusi praktis untuk mengurangi jumlah sampah organik yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA).
Dan pengelolaan sampah organik menjadi eco enzym juga dapat secara langsung memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat.
Dilansir dari laman Waste4Change, lebih dari separuh total sampah yang dihasilkan di Indonesia adalah sampah organik.
Baca juga: Termasuk Solusi untuk Masalah Sampah Organik, Apa Itu Eco Enzyme?
Eco enzyme hadir menjadi salah satu cara pemecahan masalah terkait dengan sampah organik. Sebab sampah organik menjadi bahan baku utama pembuatannya.
Sampah organik yang menumpuk di TPA menghasilkan gas berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitarnya.
Di TPA, sampah organik mengalami proses dekomposisi anaerobik yang menghasilkan metana, gas rumah kaca yang memiliki kapasitas memerangkap panas 30 kali lebih efektif daripada karbon dioksida.
Proses anaerobik yang berbahaya ini sering terjadi pada sampah organik yang dijauhkan dari oksigen, di antara sampah non-organik.
Baca juga: Cara Membuat Eco Enzyme, Pembersih Serbaguna dari Sampah Dapur Organik
Gas metana dapat mengancam kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar TPA karena dapat menggantikan kandungan oksigen di udara.
Masalah lingkungan dan kesehatan yang timbul akibat sampah organik di TPA dapat ditangani dengan mengurangi jumlah sampah organik yang dihasilkan.
Tidak berhenti sampai di sana, mengolah sampah organik yang dihasilkan juga menjadi faktor penting, salah satunya dengan memproduksi eco enzym.
Baca juga: Tahukah Anda, Medali Olimpiade Tokyo 2020 Terbuat dari Daur Ulang Ponsel dan Laptop
Sejarah singkat eco enzyme
Mengutip sebuah studi yang diterbitkan di Agriwar Journal, eco enzyme pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, pendiri Thai Organic Farming Association.
Rosukon diketahui telah terlibat aktif dalam penelitian eco enzyme selama lebih dari 30 tahun. Sehingga ia dikenal sebagai pencipta eco enzyme.
Rosukon ingin menghasilkan enzim dari sampah organik, yang dapat dimanfaatkan menjadi pembersih serbaguna.
Baca juga: Tak Cuma Bahayakan Lingkungan, Mikroplastik Bikin Obesitas
Rosukon mengembangkan teknologi untuk memanfaatkan potensi penuh dari organisme tanah dengan menggunakan limbah organik yang difermentasi untuk pemupukan tanaman dan pembasmi hama.
Limbah organik yang difermentasi ini disebut sebagai garbage enzyme (enzim sampah), yang kemudian dikenal sebagai eco enzyme.
Enzim “sampah” yang diciptakan oleh Rosukon adalah zat organik kompleks dari rantai protein dan garam mineral serta hormon juvenil.
Baca juga: Manfaat Makan Mangga di Malam Hari dan Risikonya jika Dikonsumsi Berlebihan
Berdasarkan penelitian Rosukon, proses katalitik selama produksi eco enzyme menghasilkan gas ozon, O3, yang mengurangi karbon dioksida di atmosfer.
Itu juga mengurangi logam berat di awan yang menahan panas, sehingga mengurangi pemanasan global.
Ia juga mendorong masyarakat untuk membuat eco enzyme di rumah demi mengurangi pemanasan global.
Lebih dari itu, eco enzyme juga menjadi cairan serbaguna yang dapat dimanfaatkan dalam rumah tangga, pertanian, peternakan, dan lain-lain.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.