KOMPAS.com - Seorang wanita Inggris bernama Pinky Jolley (46) harus menerima kenyataan bahwa organ perutnya mengeras seperti beton.
Pengerasan organ perutnya ini terjadi setelah Jolley menjalani operasi pemotongan lambung untuk menurunkan berat badan di Turkiye.
Kegagalan operasi ini justru menyebabkan organ-organ bagian perutnya terinfeksi dan lama kelamaan mengeras.
“Mereka benar-benar gagal dalam operasi dan membuat bagian dalam tubuh saya sangat terinfeksi, sehingga semuanya menjadi keras dan seperti beton, kata para dokter,” ucap Jolley dikutip dari Manchester Evening News, Jumat (9/8/2024).
“Ini merupakan cobaan yang mengerikan. Saya hanya ingin sembuh kembali,” lanjutnya.
Baca juga: Cerita Rima, Berhasil Turunkan Berat Badan dari 103 Kg jadi 63 Kg, Berawal dari Niat Temani Sang Ibu
Awal mula kejadian
Ini bermula ketika Jolley ingin menurunkan berat badan karena ia mengalami masalah kesehatan yang membuat harus duduk di kursi roda.
Pada November 2022, Jolley ingin menjalani operasi pemotongan lambung ketika menderita diabetes dan obesitas.
Ia pun mengumpulkan donasi untuk biaya akomodasi, penerbangan, dan operasi ke Turkiye. Saat itu, ia berhasil mengumpulkan Rp 42,6 juta melalui laman GoFundMe.
Jolley lantas terbang ke Turkiye dua bulan kemudian, tepatnya pada Januari 2023 untuk menjalani operasi lambung.
Setelah berada di sebuah klinik di Istanbul, Turkiye, ia sebenarnya sempat khawatir dengan petugas medis di sana.
Meski demikian, Jolley memantapkan niat untuk menjalani operasi pengangkatan 85 persen lambungnya.
Baca juga: Kisah Tragis Sosialita yang Dikurung Selama 25 Tahun, Terbongkar berkat Surat Misterius
Menderita sakit perut hebat
Usai menjalani operasi selama dua jam, Jolley merasa sangat tidak enak badan, merasakan sakit perut yang hebat, muntah-muntah, dan dehidrasi.
Empat hari setelah operasi, Jolley memutuskan kembali ke rumahnya di Wirral, Inggris. Saat itu, dokter di Wirral meminta agar Jolley segera dibawa ke rumah sakit.
Hasil CT scan menunjukkan adanya kebocoran serius sehingga menyebabkan infeksi yang meninggalkan “nanah membeku” di dalam tubuhnya.
Dia terpaksa menjalani operasi darurat untuk menyelamatkan nyawanya melalui “jet-washing” pada bagian dalam perutnya.
Jolley berhasil menjalani operasi tersebut dan pulih seiring waktu. Meski begitu, ia hanya bisa makan melalui selang di hidung dan tenggorokannya.
Akibat kondisi itu, ia tak lagi bisa mengonsumsi makanan padat.
Baca juga: Kisah Keluarga Robertson: 38 Hari Terdampar di Laut, Janji Tak Akan Saling Memakan
Meski begitu, ahli bedah di Rumah Sakit Solihull melakukan operasi perintis yang secara efektif membangun perut baru bagi Jolley beberapa bulan kemudian.
“Saya merasa disesatkan dan kesal karena sesuatu yang dimaksudkan untuk membantu, telah menyebabkan saya sangat menderita,” ujar Jolley dilansir dari 7News, Minggu (11/8/2024).
“Saya kehilangan 25 kg dalam empat minggu karena perut saya sangat kecil. Saya ingin menurunkan berat badan 50 kg dalam waktu dua tahun,” sambungnya.
Dokter bedah utama Profesor Rishi Singhal menjelaskan, operasi ini dilakukan untuk membebaskan usus besar, hati, dan limpa Jolley yang tersangkut dan tidak pada posisinya.
Mereka kemudian melakukan operasi bypass dengan membuat kantong kecil dari ujung atas perut Jolley dan memasangkannya ke usus kecilnya.
Singhal mengaku seperti memotong sebuah beton saat membedah perut Jolley.
“Ini biasanya merupakan operasi rutin, tetapi karena kondisi bagian dalam tubuhnya, dalam skala satu sampai 10, operasi ini termasuk dalam skala 11,” katanya.
Baca juga: Kisah Seorang Ibu di Australia Ditahan Usai Paksa Putrinya Menikah, Tragis Berujung Maut
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.