Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Ungkap Kebiasaan yang Membuat Alat Elektronik Cepat Rusak, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Ilustrasi alat elektronik, kebiasaan yang membuat alat elektronik cepat rusak.
|
Editor: Ahmad Naufal Dzulfaroh

KOMPAS.com - Peralatan elektronik kini menjadi kebutuhan yang tak terpisahkan dalam kehidupan.

Mulai dari gawai, laptop, hingga peralatan rumah tangga, semuanya memudahkan aktivitas sehari-hari.

Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan sederhana yang kita lakukan sehari-hari dapat secara signifikan berdampak pada umur pakai alat elektronik?

Akibatnya, kita harus mengeluarkan biaya lebih untuk perbaikan atau bahkan membeli perangkat baru.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa saja kebiasaan yang membuat barang elektronik cepat rusak?

Baca juga: Beda Paspor Biasa dan Paspor Elektronik, Lebih Baik yang Mana?

Jarang membersihkan barang elektronik

Dosen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (UI) Budi Sudiarto mengatakan, kebiasaan jarang membersihkan alat elektronik membuat barang menjadi cepat rusak.

Membersihkan berbagai alat elektronik di rumah merupakan salah satu kegiatan maintenance yang harus dilakukan.

Misalnya, Anda perlu membersihkan kerak kompor listrik (kompor induksi) secara teratur.

“Selain itu, misalnya air conditioner (AC) atau laptop itu dibersihkan bagian ventilasinya, karena debunya banyak yang menempel di bagian itu,” kata Budi ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (14/8/2024).

Baca juga: Biaya Bikin Paspor Elektronik 2024, Berikut Syarat dan Prosedur Pengajuannya

Penempatan yang salah

Penempatan barang elektronik yang salah juga dapat mengakibatkan benda-benda di rumah menjadi lebih mudah rusak.

Beberapa barang elektronik, seperti mesin cuci dan laptop harus ditempatkan di permukaan yang keras dan rata.

“Misalnya kalau laptop diletakkan di kasur, itu ventilasinya akan tertutup dan udaranya nggak akan keluar meskipun punya dudukan,” jelas dia.

Baca juga: Apa yang Terjadi jika Tidak Membayar Denda Tilang Elektronik?

Tidak memperhatikan kondisi lingkungan

Bagi masyarakat yang ingin alat elektroniknya awet, perlu diperhatikan kondisi lingkungan, seperti suhu dan kelembapan udara.

Apabila benda ditempatkan pada suhu udara tinggi, peralatan tersebut akan lebih cepat panas atau mudah overheat.

“Selain itu, (kebiasaan tersebut) bisa membuat alat elektronik efisiensinya menurun,” ucap Budi.

Baca juga: Cara Cek Tilang Elektronik Beserta Jenis Pelanggaran dan Besaran Dendanya

Tidak memperhatikan penggunaan baterai

Pengguna juga perlu memperhatikan penggunaan baterai dari suatu barang elektronik yang digunakan.

Ia menyarankan adanya charging strategy yang berkaitan dengan cara mengisi ulang baterai. Misalnya, tidak menggunakan barang elektronik hingga baterai benar-benar kosong.

Beberapa penelitian menyebutkan, baterai diisi saat benar-benar kosong atau tidak dicabut setelah benar-benar penuh (over charging), akan memengaruhi usia baterai.

“Untuk charging-nya, misal sudah 20 persen, sudah harus dilakukan pengisian ulang, atau kalau sudah 90 persen lebih harus dicabut,” katanya.

Baca juga: Apa Itu BPKB Elektronik yang Akan Diluncurkan Tahun Depan?

Penggunaan stop kontak yang salah

Umumnya, masyarakat akan membutuhkan stop kontak tambahan untuk menghidupkan beberapa alat elektronik sekaligus.

Tidak menggunakan stop kontak yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), juga akan berdampak pada usia perangkat elektronik.

Akibatnya, ada beberapa efek yang tidak diinginkan, seperti arching (keluar percikan api) dan ada gelombang noise.

“Ketika ada arching, biasanya tegangan menjadi tidak stabil dan naik turun, sering drop, dan otomatis kinerja peralatan juga terpengaruh dan membuat umur alat lebih pendek,” terang Budi.

Selain itu, adanya percikan api dari colokan alat elektronik juga dapat menyebabkan korsleting dan kebakaran.

Baca juga: Cara Membuat Paspor Elektronik, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi