KOMPAS.com - Kita hidup di era sulit lepas dari penggunaan plastik. Mulai dari saset makanan hingga kemasan peralatan elektronik.
Dominasi plastik kini kian nyata karena kontaminasi mikroplastik atau partikel kecil plastik yang menyusup hingga ke otak manusia.
Baca juga: Tak Cuma Bahayakan Lingkungan, Mikroplastik Bikin Obesitas
Ya, bukan lagi mitos plastik telah mengkontaminasi otak manusia. Hal ini dikonfirmasi dalam sebuah temuan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Toxicological Sciences tahun 2024.
Para peneliti menemukan bahwa dari sampel otak manusia yang dikumpulkan pada awal 2024 mengandung rata-rata 0,5 persen plastik berdasarkan beratnya.
Artinya, saat ini berat otak manusia tidak sepenuhnya berat organ tersebut.
Sampel yang digunakan adalah 92 otak yang merupakan hasil autopsi.
Pada otak orang dewasa berusia 45 hingga 50 tahun, ditemukan sekitar 4.800 microgram plastik per gram jaringan otak.
Konsentrasi mikroplastik terus meningkat
Namun, hal yang lebih mengejutkan dari adanya plastik di otak manusia adalah jumlahnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Penelitian ini juga menemukan, jika dibandingkan dengan sampel otak dari tahun 2016, konsentrasi mikroplastik pada tahun 2024 meningkat sekitar 50 persen.
Ini menunjukkan bahwa jumlah mikroplastik yang masuk ke dalam otak manusia terus bertambah.
Kondisi tersebut tentu menjadi peringatan besar terhadap meningkatnya polusi plastik di seluruh dunia.
Baca juga: Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?
Bagaimana mikroplastik sampai ke otak?
Mikroplastik masuk ke otak melalui berbagai jalur seperti makanan atau terhirup lewat udara.
Namun, peneliti menyoroti benda yang lebih berbahaya disbanding mikroplastik yang ada di otak yaitu nanoplastik.
Jika mikroplastik biasanya berukuran 5 millimeter, nanoplastik memiliki ukuran lebih kecil lagi.
"Entah bagaimana nanoplastik 'membajak' jalan-jalan di tubuh dan akhirnya sampai ke otak, benda ini bisa menembus penghalang darah-otak," kata Penulis Utama studi ini, Matthew Campen dikutip dari CNN, Minggu (25/8/2024).
Padahal seharusnya, penghalang darah-otak ini melindungi otak dari zat-zat berbahaya seperti nanoplastik tersebut.
"Plastik menyukai lemak atau lipid. Jadi salah satu teori menyebut bahwa plastik memasuki tubuh manusia melalui lemak yang kita konsumsi dan kemudian mengirimkannya ke organ-organ yang mengandung lipid, otak adalah salah satu yang paling banyak mengandung lemak," sambung Campen.
Ya, otak merupakan organ yang mengandung lemak. Bahkan, 60 persen otak manusia adalah lemak.
Baca juga: Penelitian Ungkap Mikroplastik Sekarang Terdeteksi di Testis Manusia
Asam lemak esensial seperti omega 3 adalah kunci penting dalam performa sel otak. Nah, omega 3 sendiri tidak dapat diproduksi tubuh sehingga kita harus mendapatkannya melalui makanan atau suplemen.
Dalam laporan Minderoo - Monaco Commission on Plastics and Human Health tahun 2023, disebutkan bahwa makanan menjadi paparan utama mikro dan nanoplastik pada tubuh manusia.
Ini juga dibuktikan dari studi yang terbit dalam jurnal Nutrients tahun 2023. Para peneliti menemukan, mikroplastik kini telah banyak menempel pada air minuman kemasan, garam dapur, madu, makanan laut, bahkan debu di rumah.
Indonesia "juara" konsumsi mikroplastik
Kabar buruknya, Indonesia menempati urutan pertama dalam hal konsumsi mikroplastik. Hal ini diungkap dalam riset yang terbit dalam jurnal Environmental Science and Technology tahun 2024.
Penelitian ini menganalisis data paparan mikroplastik 109 negara dari tahun 1990 hingga 2018.
Hasilnya, Indonesia menjadi negara paling banyak menghirup mikroplastik.
Ini tentu kabar buruk mengingat bisa jadi mikroplastik sudah ada dalam otak kita.
Kebanyakan mikroplastik ini menempel pada kelompok makanan seperti buah, sayur, protein, sereal, produk susu, minuman, gula, garam, dan rempah-rempah.
Baca juga: Peneliti Temukan Mikroplastik dalam ASI, Apakah Aman Tetap Menyusui?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.