KOMPAS.com - Atlet Indonesia, Leli Marlina dan Muhammad Fadli Imammuddin dipilih sebagai pembawa bendera Merah Putih dalam upacara pembukaan Paralimpiade Paris 2024, Rabu (28/8/2024) dini hari WIB.
Leli Marlina merupakan satu-satunya atlet para tenis meja dari Tanah Air yang tampil pada Paralimpiade Paris 2024. Fadli Imammuddin juga satu-satunya atlet para balap sepeda yang lolos pada turnamen empat tahunan ini.
Kontingen Indonesia tampil dalam upacara pembukaan diwakilkan 11 atlet, 13 ofisial, dan enam anggota Chef de Mission. Para atlet memakai baju adat berupa kain tenun untuk menunjukkan keberagaman Nusantara.
"Baju adat beberapa daerah mewakili saat opening ceremony sehingga kekayaan budaya Indonesia ditampilkan secara harmonis dan ikut melambangkan keberanian tim Indonesia di Paralimpiade," ujar Wakil Sekjen National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Rima Ferdianto dalam keterangan resminya, Rabu.
Lalu, siapa itu Leli Marlina dan Muhammad Fadli Imammuddin yang membawa bendera Indonesia saat pembukaan Paralimpiade Paris 202?
Baca juga: Momen Upacara Pembukaan Paralimpiade Paris 2024, Serukan Revolusi Inklusi
Profil Leli Marlina
Dikutip dari laman resmi Paralimpiade, Leli lahir pada 6 November 1998. Alet berusia 25 tahun ini akan bertanding di nomor women's individual class 5.
Leli dipastikan lolos ke Paralimpiade 2024 pada Juli lalu lewat jalur undangan bipartite commission. Ini adalah undangan yang diberikan kepada atlet yang lolos proses seleksi Komite Paralimpiade Internasional (IPC).
Perempuan berkursi roda ini disebut mulai bermain tenis meja pada 2015. Olahraga itu awalnya hanya menjadi hobi baginya.
"Saya dikenalkan dengan pelatih tenis meja yang pernah mengikuti turnamen Para. Dulu, di Riau, saya bergabung dengan klub non-Para, jadi hanya saya yang punya keterbatasan," ceritanya.
Leli lalu mulai mengikuti turnamen resmi Para Tennis Table (PTT) Indonesia Open 2018. Sejak saat itu, berbagai kompetisi nasional hingga dunia rutin diikutinya. Dia terakhir mengikuti ITTF Thailand Para Open 2024.
Pada Asian Para Games Hangzhou 2022, Leli finis dengan ranking lima dalam nomor Doubles WD10 W dan Doubles XD7-10 X.
Saat ini, Leli menempati peringkat 11 di cabor para tenis meja kelas 5 dan ranking 43 di nomor wanita berkursi roda. Peringkat terbaiknya dicapai pada Agustus 2024.
Leli menyumbangkan tiga emas dan satu perak pada ASEAN Para Games Kamboja 2023. Dikutip dari laman Federasi Tenis Meja Internasional, berikut medali yang pernah diraih Leli Marlina sebagai atlet para tenis meja.
- Medali perunggu ITTF Thailand Open 2024 Tunggal kelas 5
- Medali perak Turnamen Kualifikasi Dunia Paralimpiade 2024 Tunggal kelas 5
- Medali perunggu ITTF Kazakhstan Open 2024 Ganda kelas 5-10
- Medali emas World Ability Games 2023 Emas Tunggal kelas 5
- Medali emas World Ability Games 2023 ganda campuran kelas 10
- Medali perak ITTF Korea Para Open 2023 di ganda campuran kelas 10
- Medali emas ITTF Taichung Para Open 2023 di ganda campuran kelas 10
- Medali perunggu ITTF New Taipei Open 2023 tunggal kelas 5
- Medali perunggu ITTF New Taipei Para Open 2023 di ganda campuran kelas 10
- Medali perunggu ITTF Ceko Open 2023 ganda campuran kelas 10
- Medali perunggu Perunggu Ceko Para Open 2019 tunggal kelas 5
- Medali perunggu Perunggu PTT Indonesia Open 2018 tunggal kelas 4-5
Baca juga: Olimpiade Usai, Ini Daftar 35 Atlet Indonesia di Paralimpiade Paris 2024
Profil Fadli Imammuddin
Fadli lahir pada 25 Juli 1984 di Kabupaten Bogor. Pebalap sepeda kelas C4 itu akan bertanding pada nomor Paracycling Road dan Paracycling Track.
Sebelum menjadi atlet para balap sepeda, Fadli memulai kariernya sebagai pebalap motor berpestasi. Namun pada 2015, motor pebalap Thailand, Jakkrit Sawangswat menabrak kaki kirinya sehingga harus diamputasi.
Fadli lalu ditawari bergabung dengan tim nasional para balap sepeda oleh Ketua Umum Ikatan Balap Sepeda Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari pada 2017.
"Saat itu, bersepeda adalah olahraga paling bersahabat bagi saya. Saya baru memakai prostetik, jadi tidak bisa berlari. Sepeda kan ada setang, roda, rem, jadi saya sudah familiar. Saya baru mulai beberapa sesi balap sepeda ketika ISSI mengundang saya untuk bergabung," tuturnya dikutip dari laman Paralimpiade.
Fadli menjadikan putranya, Ali yang lahir hanya dua minggu setelah dia kecelakaan sebagai motivasi untuk bangkit. Dia jadi ingin bisa kembali berjalan bersama Ali.
Meski awalnya hanya cara terapi dan hobi, Fadli merasa fisiknya lebih kuat setelah mengayuh sepeda. Dia pun mantap menekuni para balap sepeda.
"Saya senang bisa kembali bertanding karena saya diberi target untuk menang dalam kompetisi. Menjadi pembalap elite bukanlah hal yang baru bagi saya. Meski bersepeda, saya tetap bersemangat," lanjut Fadli.
Fadli pertama kali mewakili Indonesia pada cabor paracyling di Paralimpiade Tokyo 2020. Sayangnya, dia gagal mempersembahkan medali.
Selain menjadi atlet, dia juga fokus mengelola sekolah balap bernama 43 Racing School. Fadli juga menjadi pelatih balap motor yang membuat tim balap motor Papua memenangkan lima emas dalam perlombaan Motor Cross kategori Modifikasi Beregu PON Papua pada 2022.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.