KOMPAS.com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) 2024 mulai memanas. Tiga kandidat akan bertarung memperebutkan kursi gubernur dan wakil gubernur.
Menariknya semua bakal calon gubernur yang berkontestasi pada Pilkada Jatim kali ini adalah perempuan.
Mereka adalah Khofifah Indar Parawansa berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak, Tri Rismaharini berpasangan dengan KH Zahrul Azhar Asad, dan Luluk Nur Hamidah berpasangan dengan Lukmanul Hakim.
Dominasi perempuan dalam pilkada menjadi suatu hal yang cukup jarang terjadi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Baca juga: Mengapa Sebagian Daerah di Jawa Timur Disebut sebagai Wilayah Tapal Kuda?
Duel 3 "srikandi" di Pilkada Jatim
Dalam Pilkada Jatim 2024, Khofifah-Emil merupakan kandidat petahana. Kini, mereka didukung oleh 15 partai, terbanyak dibanding dua pasangan calon lainnya.
Survei Litbang Kompas pada Juni 2024 menunjukkan, elektabilitas Khofifah paling unggul dibandingkan nama kandidat lainnya, yaitu 26,8 persen.
Sementara, pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Risma-Gus Hans resmi diusung oleh PDI-P.
Nama Risma memang tak asing di telinga warga Jawa Timur. Ia sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Surabaya selama dua periode (2010-2020).
Baca juga: Cerita Risma Ditunjuk Maju Pilkada Jatim, Tak Berani Minta karena Tugas Berat
Berdasarkan survei Litbang Kompas pada Juni 2024, elektabilitas Risma mencapai 13,6 persen, persis di bawah Khofifah.
Wakil Risma, Gus Hans merupakan anak dari KH As’ad Umar dan Hj Azah As’ad yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Queen Al Azhar Darul Ulum, Peterongan, Jombang.
Ia pernah menjadi tim sukses Khofifah Indar Parawansa di Pilkada Jatim 2018.
Sementara, Luluk-Lukman menjadi nama terakhir yang muncul di Pilkada Jatim 2024. Mereka diusung oleh PKB pada hari terakhir pendaftaran.
Di antara ketiga bakal calon gubernur Jatim, Luluk adalah satu-satunya kandidat yang namanya tidak masuk survei.
Baca juga: Yakin Luluk Bisa Jadi Penantang di Pilkada Jatim, PKB: Khofifah Enggak Jelas Prestasinya
Prestasi atau "gimmick" politik?
Dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang, Wawan Sobari mengatakan, tiga bakal calon gubernur Jawa Timur dari kalangan perempuan menunjukkan bahwa dinamika politik di wilayah tersebut sudah mencair dan tidak terikat oleh isu gender.
"Artinya saya tidak melihat perdebatan soal itu. Keterpilihan Khofifah sebagai gubernur jatim 2019 itu menunjukkan bahwasannya pemilih di Jawa Timur itu cair," kata Wawan sata dihubungi Kompas.com, Kamis (29/8/2024).
Menurutnya, dinamika politik di Jawa Timur lebih terbuka terhadap keterlibatan perempuan dalam bidang politik dibandingkan wilayah lainnya.
Kondisi tersebut bisa terjadi karena organisasi-organisasi besar di Jawa Timur relatif menerima gagasan kepemimpinan perempuan dalam kancah politik.
Baca juga: PKB dan PDI-P Batal Koalisi pada Pilkada Jatim, Pengamat: Khofifah-Emil Diuntungkan
Ditambah lagi, elektabilitas Khofifah sebagai pemimpin perempuan di Jawa Timur pada 2019-2024 juga terbilang tinggi, sehingga tidak menunjukkan adanya hambatan untuk mengusung kandidat perempuan di Pilkada 2024.
Kendati demikian, Wawan mengaku khawatir bahwa pencalonan tiga perempuan di Jawa Timur bukan merupakan bentuk prestasi, melainkan dilakukan sebagai gimmck politik untuk mendulang suara secara emosional.
"Kita juga perlu hati-hati melihat pencalonan tiga cagub perempuan ini, apakah sebagai sebuah prestasi politik atau sebagai gimmick politik," ucapnya.
Ia menerangkan, gimmick politik yang dimaksudkan untuk menandingi elektabilitas Khofifah dengan mengusung calon lain dari kalangan perempuan.
Baca juga: PKB Punya Modal yang Kuat di Jatim, Luluk-Lukman Siap Tantang Khofifah dan Risma
Pasalnya, Wawan mengaku belum melihat apakah pencalonan tiga kandidat perempuan betul-betul karena kebutuhan untuk membangun kewilayahan atau hanya untuk menarik persaingan yang lebih kuat atau setara.
"Jadi kandidat perempuan ya dilawan oleh kandidat perempuan," terang dia.
Namun, ia berharap keterlibatan perempuan dalam politik dapat mendorong kebijakan yang mengakomodir kesejahteraan perempuan dalam berbagai hal.
Sayangnya, gagasan tersebut belum ditunjukkan oleh ketiga calon.
Sejauh ini, Wawan menilai ketiga ketiga kandidat baru menunjukkan kinerja mereka selama menjabat di kancah politik, tetapi belum menyuarakan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap perempuan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.