KOMPAS.com - Sekelompok penyelam di La Jolla Cove, San Diego, California, Amerika Serikat (AS) mengklaim menemukan ikan oarfish pada Jumat (16/8/2024).
Dilansir dari AP News, makhluk laut berukuran 3,6 meter tersebut ditemukan dalam keadaan mati dan mengambang.
Ahli ikan dari AS, Ben Frable menuturkan, spesies oarfish terakhir terdampar di California pada 1901.
Selain di AS, ikan oarfish pernah ditemukan di sekitar perairan Taiwan pada 26 Juli 2023. Sebuah unggahan di Twitter atau X menyebutkan kemunculan ikan tersebut.
"Ikan oarfish itu hidupnya di kedalaman 1 km di bawah laut kalo dia naik ke permukaan berarti pertanda akan bencana alam soalnya dia jarang naik ke permukaan," bunyi unggahan tersebut.
Unggahan tersebut telah mendapat lebih dari 2,3 juta tayangan, 26.900 suka, dan 1.800 twit ulang dari pengguna Twitter.
Ikan oarfish sering disebut sebagai “ikan kiamat” karena kemunculan ikan oar atau oarfish kerap dikaitkan sebagai tanda akan datangnya bencana alam, seperti gempa bumi dan tsunami.
Tak heran, penampakan ikan ini membuat masyarakat panik, terutama yang hidup di lingkungan tak jauh dari lokasi penemuan.
Lalu benarkah anggapan ikan oarfish berkaitan dengan tanda munculnya gempa bumi atau tsunami?
Baca juga: Ramai soal Ikan yang Dibekukan Bisa Hidup Kembali, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Penjelasan BMKG
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono membantah anggapan bahwa penampakan oarfish merupakan tanda akan ada bencana alam seperti gempa atau tsunami.
Menurutnya, hingga saat ini, belum ada bukti empiris yang menunjukkan bahwa kemunculan oarfish ke permukaan laut pertanda akan ada gempa bumi maupun tsunami.
"Kemunculan (oarfish) bisa jadi karena dinamika oseanografi, sakit, atau tua," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/7/2023).
Terpisah, Peneliti Pusat Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Selvia Oktaviyani mengatakan, salah satu dugaan penyebab ikan ini muncul lantaran terdorong badai atau terbawa arus yang kuat.
"Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa keberadaannya memang berkaitan dengan bencana alam," terang dia.
Sementara itu, anggapan bahwa kemunculan oarfish karena keinginan untuk membunuh dirinya sendiri, juga belum dapat dipastikan.
Kemungkinan, menurut Selvia, anggapan tersebut timbul karena sejauh ini oarfish yang muncul ke permukaan selalu dalam keadaan mati.
"Yang pasti sejauh ini belum ada kepastian kenapa bisa muncul oarfish," ungkapnya.
Kepercayaan warga Jepang
Sementara itu, Dosen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University Mohammad Mukhlis Kamal menerangkan, belum ada kesimpulan yang menyatakan hubungan oarfish dan bencana yang akan datang.
Namun, Mukhlis menyampaikan, sejumlah ilmuwan Jepang meyakini bahwa oarfish dapat menjadi petunjuk terjadinya gempa bumi di suatu wilayah.
Menurut Kiyoshi Wadatsumi, salah seorang ilmuwan Jepang, hewan di perairan dalam diduga dapat mendeteksi atau lebih sensitif terhadap pergerakan atau pergeseran kerak bumi.
"Mereka lebih sensitif dibandingkan dengan yang hidup di permukaan," tutur Mukhlis kepada Kompas.com, Kamis.
Adapun umumnya, spesies oarfish yang ditemukan di Jepang merupakan Regalecus russelii.
"Spesies ini sudah melegenda dan menjadi bagian rakyat Jepang, yang sepanjang waktu harus hidup berdamai dengan gempa bumi," kata dia.
Baca juga: Benarkah Kemunculan Oarfish ke Permukaan Tanda Akan Ada Bencana Alam?
Dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Donan Satria Yudha juga membantah jika munculnya oarfish merupakan pertanda bencana alam.
Menurutnya oarfish biasanya muncul di permukaan air laut karena beberapa penyebab, seperti sakit, terluka, atau akan mati.
Selain itu, oarfish dapat muncul ke permukaan setelah terjadi badai di lautan atau samudera karena mengalami mis-orientasi.
Kemunculan oarfish dikaitkan dengan adanya bencana atau gempa bumi berasal dari legenda di Jepang dan Taiwan.
“(Maysarakat Jepang dan Taiwan beranggapan) ketika akan terjadi gempa bumi maka akan banyak oarfish yang terdampar di tepi pantai,” ungkap Donan kepada Kompas.com, Kamis (28/9/2024).
Contoh yang jelas adalah berita gempa bumi di Jepang tahun 2011. Sebelum gempa terjadi, sekitar 20 ekor oarfish terdampar di pantai wilayah Jepang.
Oleh sebab itu, kemunculan oarfish di permukaan air laut dikaitkan dengan adanya gempa bumi.
Miskonsepsi tersebut dipatahkan oleh ilmu pengetahuan yang menjelaskan bahwa oarfish tidak hidup di dasar samudera, dimana aktivitas seismik terjadi atau muncul.
Namun sejauh ini, spesies yang habitatnya di lantai samudera tidak memiliki kemampuan untuk muncul ke permukaan.
Apabila makhluk penghuni lantai samudera mampu untuk muncul ke permukaan maka akan banyak spesies-spesies laut yang akan terdampar ketika akan terjadi gempa.
Baca juga: 8 Penyakit yang Bisa Dicegah dengan Makan Ikan Menurut Penelitian
Mengenal oarfish
Oarfish atau Regalecus glesne adalah jenis ikan bertulang (kelompok Osteichthyes) terpanjang saat ini, dengan ukuran panjang maksimum 1.100 cm.
Ikan ini mempunyai beberapa ciri khas, seperti tubuhnya pipih latero-lateral seperti pita dengan duri sirip punggung berwarna merah yang sangat memanjang.
Duri sirip punggung tersebut menghiasi kepala seperti jambul dan duri sirip pelvis juga sangat memanjang dan berwarna merah.
“Oarfish adalah ikan pelagis walaupun jarang teramati, dan dapat dijumpai di semua lautan di dunia,” terangnya.
Habitatnya berada di di laut dan samudera dengan kedalaman antara 20-1000 meter dan umumnya ditemui berada di kedalaman 200 meter.
Persebaran oarfish berada di semua lautan terbuka dan samudera yang ada di seluruh belahan dunia.
Apabila bertemu oarfish di dalam laut, diamkan saja hewannya karena ikan ini tidak memangsa manusia dan hanya memakan plankton.
“Lalu kalau menemukan ikan oarfish di tepi pantai, tapi masih hidup, mungkin bisa dibantu mendorong kembali ke laut dalam. Kemungkinan hewan itu mengalami mis-orientasi,” ucap Donan.
Tetapi apabila ditemukan dalam keadaan sudah mati, masyarakat bisa melaporkannya ke pihak terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan.
Baca juga: Konsumsi Ikan Salmon Vs Ikan Kembung, Mana yang Lebih Kaya Gizinya?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.