KOMPAS.com - Jika di halaman rumah atau di sekitar lingkungan Anda terdapat tanaman talas, Anda mungkin pernah melihat butiran air menggelinding pada daunnya.
Situasi seperti itu biasanya terjadi ketika hujan, di mana daun talas terlihat tidak basah dan tampaknya “anti air”.
Menariknya, banyak ilmuwan material yang telah meniru kemampuan daun talas tersebut untuk menciptakan permukaan superhidrofobik sintetis.
Baca juga: Sama-sama Bermanfaat bagi Tanaman, Apa Beda Pupuk Kompos dan Urea?
Para ilmuwan telah mengembangkan cara yang sederhana dan murah untuk membuat lapisan sintetis dengan sifat anti-basah yang luar biasa.
Lapisan tersebut dapat membantu mengurangi hambatan pada lambung kapal, menghasilkan jas hujan dan kain anti noda/air, serta meningkatkan proses pemisahan dalam industri pertambangan.
Lantas, mengapa daun talas tidak basah ketika terkena air?
Baca juga: Mengapa Paus Fransiskus Memilih untuk Mengunjungi Indonesia?
Alasan daun talas anti air
Tetesan air tidak menempel pada daun talas karena dua alasan, yakni karena lapisan pada daunnya dan juga karena struktur daunnya itu sendiri.
Dilansir dari laman Chemical and Engineering News, daun talas ditutupi dengan lapisan lilin, yang sebagian besar terdiri dari 1-oktakosanol, yang menolak air.
Untuk alasan kedua, jika mengamati daun talas lebih dekat, Anda akan melihat bahwa lilin membentuk area kecil yang menonjol yang disebut papila.
Baca juga: Mengenal Tanaman Kencana Ungu yang Buahnya Bisa Meledak Saat Terkena Air
Itu seperti pilar berukuran mikro, papila menopang tetesan air dan mencegahnya menempel pada daun di bawahnya.
Bukan hanya tanaman talas, kondisi daun yang seperti itu juga ditemukan pada daun teratai dan beberapa tanaman lain.
Sejalan dengan itu, dikutip dari laman Scientific American, permukaan daun teratai tidak sepenuhnya halus.
Teratai memiliki sifat superhidrofobik yang unik, yang menyebabkan tetesan air melayang di permukaannya dan menggelinding dengan lembut.
Baca juga: Mengenal Sistem Reproduksi pada Tumbuhan, Berikut Jenis dan Prosesnya
Ia memiliki tekstur berpori seperti spons atau sarang burung, meskipun ukurannya dalam skala mikrometer.
Permukaan daun teratai yang sangat bertekstur memungkinkan udara terperangkap di dalam rongganya. Kemudian udara yang terperangkap di celah-celahnya mencegah air menempel pada bagian daun.
Hal ini menghilangkan kemungkinan terbentuknya kondensasi dan memungkinkan angin menggerakkan tetesan air di permukaan daun, dan menyapu partikel kotoran.
Baca juga: Apakah Tumbuhan Mempunyai Jenis Kelamin?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.