KOMPAS.com - Tiga atlet boccia Indonesia berhasil mencetak sejarah usai meraih prestasi di Paralimpiade Paris 2024.
Muhammad Bintang Satria Herlangga sukses meraih medali perak, sedangkan dua perunggu disumbangkan oleh Gischa Zayana dan Muhammad Afrizal Syafa.
Keberhasilan mereka mencatatkan sejarah bagi Tanah Air. Sebab, Paralimpiade Paris 2024 adalah turnamen perdana bagi atlet boccia Indonesia.
Tiga medali tersebut menambah perolehan medali Indonesia dan menempati peringkat ke-47.
Berikut profil ketiga atlet boccia Indonesia yang sukses mengukir sejarah.
Baca juga: Jadwal dan Link Streaming Atlet Indonesia pada Paralimpiade Paris 2024 Hari Ini
Gischa Zayana
Keberhasilan ini menjadi kejutan bagi Gischa karena Paralimpiade Paris 2024 merupakan multievent besar pertamanya sebagai atlet boccia.
Perempuan berusia 19 tahun asal Surakarta itu lahir pada 3 Mei 2005. Gischa tergabung dalam cabor boccia kelas BC2.
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta ini mulai mendalami olahraga boccia saat berusia 16 tahun pada 2021. Dia berlatih selama 30 jam per minggu dengan kursi roda, dikutip dari laman Olympics.
Gischa tercatat finis pada posisi lima dalam cabor boccia BC2 di Asian Para Games Hangzhou 2022 dan meraih medali emas pada ajang ASEAN Para Games Kamboja 2023.
Sejak saat itu, Gischa terus berjuang selama tiga tahun untuk mendapatkan poin agar bisa debut di Paralimpiade 2024. Selama berada di Paris, dia selalu ingat pesan sang ibu yang menguatkan mentalnya.
Hasilnya, Gischa tampil konsisten di nomor individual BC2 putri. Dia meraih kemenangan di babak penyisihan grup melawan Vivien Nagy dari Hungaria dengan skor 6-1 dan Chantal van Engelen dari Belanda dengan skor 9-1.
Dia juga menang di babak perempat final dengan skor 8-2 atas Kayleigh Haggo dari Britania Raya. Sayangnya, dia kalah 3-7 dari wakil Portugal, Cistina Goncalves di babak semifinal.
Baca juga: Profil Saptoyogo Purnomo, Peraih Medali Perdana Indonesia di Paralimpiade Paris 2024
Muhammad Afrizal Syafa
Rizal menang dengan skor 5-3 atas atlet boccia nomor satu dunia, David Smith dari Britania Raya di nomor indivdual putra BC1, dikutip dari Antara, Senin (2/9/2024).
Sebelumnya, dia menang 5-3 atas Tomas Kral dari Slovakia dan 7-4 atas Kim Dohyun dari Korea Selatan pada babak penyisihan grup.
Rizal menang telak 10-0 di babak perempat final lawan Daniel Perez dari Belanda. Namun, dia kalah tipis 4-3 dari Loung John asal Hong Kong di semifinal.
Pria kelahiran Surakarta, Jawa Tengah ini mengaku berhasil meraih perunggu karena mendapat motivasi besar dari orang-orang di sekitarnya.
"Ini semua berkat arahan para pelatih dan dukungan dari teman-teman yang bisa menguatkan saya. Alhamdulillah bisa mendapatkan medali perunggu. Medali perunggu ini saya persembahkan untuk negara dan orang tua," kata dia.
Rizal mulai menekuni boccia saat duduk di bangku sekolah menengah pertama. Dia diajak menjajal olahraga tersebut oleh seorang pelatih saat menjalani rehabilitasi di Yayasan Pembinaan Anak Difabel (YPAC) di Surakarta. Rizal pun mulai berkompetisi pada 2017.
Laki-laki berusia 21 tahun itu menempati peringkat ketiga di Asian Para Games Hangzhou 2024 dan meraih medali emas di ASEAN Para Games Kamboja 2023.
Selain boccia, dia memiliki hobi mengamati dan mengajarkan burung berkicau. Rizal bahkan pernah ikut lomba melatih burung berkicau.
Baca juga: Apa Itu Boccia, Cabor Paralimpiade Paris 2024 yang Dipertandingkan Hari Ini?
Muhammad Bintang Satria
Bintang meraih medali perak usai kalah dari atlet boccia nomor satu dunia dari nomor BC2, Worawut Saengampa asal Thailand pada babak final.
Pada laga boccia BC2 perseorangan putra, Bintang menang 11-2 dari unggulan Malaysia, Chee Hoong Lee dan 9-1 atas Zhijian Lan dari China. Bintang sempat menang tipis dari wakil Jepang Hidetaka Sugimura pada babak penyisihan.
Namun, dia kembali menang besar 7-1 atas Francis Rombouts dari Belgia pada babak playoff. Pada perempat final, Bintang bertemu atlet boccia Indonesia lainnya, Felix Ardi Yudha dan menang 3-2.
Bintang lalu menang 6-1 dari wakil Slovakia, Robert Mezik pada babak semifinal. Sayangnya, dia kalah 1-6 dari Worawut Saengampa pada babak final.
Prua kelahiran Bekasi, Jawa Barat ini merupakan mahasiswa Universitas Terbuka jurusan Hukum.
Dia mulai menekuni olahraga boccia saat berusia 16 tahun pada 2018. Berkat latihan 30 jam seminggu, dia berhasil memenangkan medali perak beregu campuran BC1-2 di Asian Para Games 2022 di Hangzhou.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.