KOMPAS.com - Tidur yang ideal yang disarankan oleh para ahli adalah selama 7-8 jam dalam sehari.
Para ahli mengatakan, tidur cukup secara konsisten dapat meningkatkan fungsi kognitif, suasana hati, dan kesehatan tubuh.
Namun, hal tersebut tidak berlaku bagi Daisuke Hori (40), seorang pria asal Prefektur Hyogo, Jepang, yang mengaku hanya tidur selama 30 menit per hari dalam 12 tahun terakhir.
Daisuke Hori mengeklaim, dia telah melatih otak dan tubuhnya untuk tidur dalam waktu singkat agar dapat "menggandakan" hidupnya.
Baca juga: Pria Jepang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Muncul di Depan Umum untuk Pertama Kalinya
Tidur 30 menit sehari agar punya banyak waktu aktif
Dilansir dari South China Morning Post, Sabtu (31/8/2024), kebiasaan tidur singkat itu disebut bisa membantu Hori meningkatkan efektivitas kerja.
Dia juga mengaku tidak pernah merasa lelah meski hanya tidur selama 30 menit dari total 24 jam sehari.
Daisuke Hori mulai mengurangi waktu tidurnya 12 tahun lalu untuk mendapatkan lebih banyak jam aktif setiap hari.
Pengusaha yang menyukai musik, melukis, dan desain mekanik ini pun berhasil mengurangi waktu terlelapnya menjadi hanya 30 hingga 45 menit sehari.
"Asalkan berolahraga atau minum kopi satu jam sebelum makan, rasa kantuk bisa dicegah," ujarnya.
Stasiun televisi Jepang, Yomiuri, yang mengikuti Hori selama tiga hari dalam program bertajuk "Will you go with me?" menayangkan, pria ini hanya tidur selama 26 menit dan bangun secara alami dengan tubuh penuh energi.
Setelah sarapan, dia langsung berangkat kerja, dan menyempatkan diri untuk berolahraga di pusat kebugaran.
Baca juga: Kisah Pria Jepang Menyelam 600 Kali Mencari Istrinya yang Hilang Saat Tsunami 2011
Diklaim meningkatkan efektivitas kerja
Dikutip dari Indian Express, Senin (2/9/2024), Hori mengatakan, tidur berkualitas tinggi lebih penting daripada tidur dalam waktu lama.
Hal tersebut, menurut Hori, lebih membantu menjaga fokus seseorang pada waktu aktif di tempat kerja.
Dia mencontohkan, dokter dan petugas pemadam kebakaran cenderung memiliki waktu istirahat yang lebih pendek, tetapi tetap memiliki efisiensi tinggi.
"Orang yang membutuhkan fokus berkelanjutan dalam pekerjaan mereka lebih diuntungkan oleh tidur berkualitas tinggi daripada tidur lama," kata Hori.
Pada 2016, Hori akhirnya mendirikan Japan Short Sleepers Training Association, tempatnya mengadakan kelas tentang tidur dan kesehatan.
Deskripsi singkat atau resume daring miliknya menyatakan, Hori telah melatih lebih dari 2.100 siswa untuk menjadi orang dengan waktu tidur sangat singkat.
Salah satu peserta mengaku mengurangi waktu tidurnya dari delapan jam menjadi hanya 90 menit setelah pelatihan.
Telah berjalan selama empat tahun, peserta tersebut mengaku telah berhasil merawat kesehatan kulit dan mentalnya dengan lebih prima.
Baca juga: Sosok Jackie, Pria Jepang yang Mengaku “Trans-age”, Usia 39 Merasa 28
Dokter wanti-wanti bahaya kurang tidur kronis
Namun, dokter mengungkapkan, tidur terlalu singkat tidak cocok untuk semua orang. Gaya hidup ekstrem ini juga umumnya memiliki efek samping bagi tubuh.
"Orang dewasa dianjurkan untuk tidur selama tujuh hingga sembilan jam setiap hari," jelas ahli saraf di Rumah Sakit Xiehe Shenzhen, Universitas Sains dan Teknologi Huazhong, China, Guo Fei.
Dia mengatakan, tidur merupakan waktu yang penting bagi tubuh dan otak untuk pulih dan memperbaiki diri.
Oleh karena itu, seseorang yang terus-menerus kurang tidur berpotensi mengalami berbagai masalah kesehatan di masa mendatang.
"Kurang tidur kronis dapat menyebabkan penurunan daya ingat, melemahnya kekebalan tubuh, gangguan suasana hati, dan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular," imbuh Guo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.